19. ᴡɪᴘᴇ ᴏꜰꜰ ᴀʟʟ ᴛʜᴇ ᴛʀᴀɪʟ

Comincia dall'inizio
                                    

Singkatnya, sebut saja Taehyung sebagai sadistis dan Hyerin sebagai masokis.

Seperti pasangan kekasih pada umumnya, Taehyung akan memberi perhatian kepada sang kekasih, entah itu dengan tingkah lakunya yang romantis, atau kalimat-kalimat manis. Taehyung tersenyum lebar melihat bagaimana Hyerin menyuap satu sendok besar pasta ke dalam mulut, yang mana sisakan saus di sudut bibirnya. Dengan cepat Taehyung mengusap noda tersebut dengan ibu jarinya, pun menjilatnya dan tersenyum kecil.

Sementara itu, Hyerin merona tipis. Sepasang maniknya mendadak beralih pada objek di sembarang tempat karena tak kuasa menahan gejolak di dalam dada. Kendati Hyerin bisa dibilang wanita murahan yang mudah jatuh hati pada lelaki lain, dia tetaplah perempuan yang akan luluh jika disuguhi berbagai macam perhatian.

"Omong-omong, bagaimana pekerjaanmu, Tae? Apa kau masih bisa mengambil cuti?" Pertanyaan tersebut melesat ketika Hyerin usai mengunyah pasta di dalam mulut dengan tangan bersiap menggulung beberapa di garpu. "Kupikir ada baiknya kalau akhir bulan ini kita liburan bersama di pulau Jeju."

Taehyung meneguk minumnya sekali sebelum menaikkan satu alis. "Eh? Liburan bersama?" Agaknya si lelaki agak terkejut dengan ajakan tersebut. "Memangnya untuk apa? Kupikir hari jadi kita pun masih lama."

Si puan mencebik sebal. "Ish, memangnya harus ada sesuatu yang dirayakan untuk pergi berlibur, ya?" mendecakkan lidah sekali, pun Hyerin melanjutkan cepat, "Aku hanya ingin menghabiskan banyak waktu bersamamu. Rasanya benar-benar tidak puas jika kita hanya bertemu di malam hari dan akhir pekan seperti ini."

Taehyung mengangguk pelan, membalik peralatan makan di atas piring dan beralih mengambil dessert berupa pudding vanilla. "Eum ... begitu, ya? Well, aku tidak bisa menjanjikan apa-apa, sebab kupikir akan ada banyak kasus yang mampir ke kantor kami. Tapi, kau tenang saja. Aku akan tetap berusaha."

Tersenyum lebar dengan rangkaian rencana di dalam kepala, Hyerin mengerlingkan matanya sekali. "Terima kasih, Sayang. Kau memang yang terbaik."

Bertepatan dengan kalimat itu, atensi Hyerin langsung buyar tatkala pintu restoran terbuka dan tampilkan presensi lelaki yang telah mencuri perhatiannya tadi malam. Jack. Oh, astaga. Lelaki itu ada di sini. Tubuhnya yang lebih kecil jika dibandingkan dengan Taehyung masuk secara perlahan dan mengambil meja di sudut yang agak sepi. Tampaknya Jack tidak menyadari kehadirannya di sini, tetapi Hyerin tidak kehabisan akal untuk menarik perhatian si lelaki.

"Aku ke toilet dulu."

Tanpa menunggu persetujuan dari sang kekasih, Hyerin bangkit dari tempatnya. Berjalan sedikit tergesa dan menghentikan langkahnya tatkala berada di lorong yang menuju ke toilet. Hyerin berdiri dengan jantung yang seperti jatuh ke dasar perut. Dirinya berdebar begitu hebat. Manik si wanita menelisik di antara sekat yang membentang ke arah pujaan hati terbarunya sembari mengacungkan ponsel. Ya, Hyerin berniat untuk mengabadikan presensi si lelaki agar bisa dijadikan fantasi seksual yang sewaktu-waktu diinginkannya.

Namun di sana, setelah lima potret tersimpan, Hyerin mendapati sesuatu yang tidak seharusnya dilihat olehnya. Tak jauh dari meja Jack—mungkin hanya berjarak lima meja saja—Hyerin bisa melihat sosok Jung Anha yang membelakangi sembari mengobrol dengan seorang lelaki.

Tunggu, tunggu. Hyerin lekas menurunkan ponsel sembari labirin otaknya yang dipaksa berputar keras. Siapa lelaki itu? Akan tetapi, daripada memikirkan sosok yang tengah berbincang dengan Anha, Hyerin malah terkejut kala sosok yang diincarnya seakan memerhatikan Anha dalam diam. Dengan buku menu yang diangkat tinggi hingga menutupi separuh wajah, Hyerin tahu benar kalau sepasang iris sabit milik Jack menatap penuh afeksi pada punggung ringkih Anha yang sesekali bergerak naik turun karena tergelak dalam tawa jenaka.

Enigma, The Shadow [Re-write] | ✔Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora