Rebel Heart - ٢

47 7 5
                                    

الجزء الثانی

- Part 2 -

رمز ازرق!
Code Blue

***

SETELAH melewati beberapa lorong panjang, mereka akhirnya bertemu dengan dua orang perempuan berjilbab

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SETELAH melewati beberapa lorong panjang, mereka akhirnya bertemu dengan dua orang perempuan berjilbab.

Yaks. Memangnya, siapa yang menyangka kalau Amara yang sejak tadi begitu percaya diri memimpin jalan, sebenarnya tak tahu letak ruangan yang dicarinya?

Alhasil, mereka harus berkelana untuk menemukan manusia lain yang bisa dimintai petunjuk. Jangan lupakan fakta kalau tempat ini sangat luas dan sepinya minta ampun.

"Assalamu'alaikum, Dek. Tante mau nanya, ruangan Ustaz Malik ada di mana, ya?"

Bukannya menjawab, dua cewek berhijab itu malah menatap Alisha yang berdiri di belakang tubuh Amara. Dari ujung kaki hingga ujung kepala. Alisha yang sadar akan hal itu buru-buru melotot garang, membuat dua cewek itu mati kutu dan kembali berfokus pada pertanyaan Amara.

"Eh, i-itu tante. Lu-lurus ke sana terus belok kanan. Di pintunya ada tulisan Kepala Yayasan. Atau perlu kami antar saja?"

Amara buru-buru menolak dengan sopan tawaran tersebut. Setelah mengucapkan terima kasih, ia pun berlalu menuju jalan yang ditunjuk dua perempuan tadi. Firdaus mengikuti, sementara Alisha membuntut paling akhir.

Belum sampai lima langkah, Amara sudah menghentikan langkahnya.

"Oh iya, mama baru ingat. Tadi dua orang santriwati itu pasti heran liat penampilan urakan kamu! Nah sekarang, kamu pake ini," entah darimana asalnya, Amara mengulurkan sebuah pasmina pada Alisha.

Sementara di tempatnya berdiri, Alisha hanya bisa melongo. Apa kata mamanya tadi? Urakan?

For the God's sake, yang Alisha pakai ini leather jacket-nya Balenciaga, loh! Jangan lupakan black skinny jeans Levi's, sunglass Dior, top tee Zara dan ankle boots Jimmy Choo kesayangannya yang ia pesan langsung dari luar negeri.

Mana bisa Alisha terima disebut urakan, ketika semua benda yang membalut tubuhnya bahkan mencapai 9 digit?! Itu jelas nominal yang fantastis untuk penampilan seorang remaja kelas 2 SMA.

"Gausah protes. Kamu ini emang saltum*, kok!"

Oh iya, ingatkan Alisha kalau mamanya ini adalah sosok pemaksa. Lagi-lagi, di luar kehendak Alisha, pasmina yang tadinya berada di genggaman Amara sudah berpindah membalut kepalanya.

Dan mana bisa juga Alisha protes, ketika sang mama sudah memasang wajah sangar 'garis keras'. Menentang jelas bukan pilihan cerdas saat ini.

Setelah beberapa saat (dengan terpaksa) melanjutkan langkah, rombongan kecil itu akhirnya tiba di depan pintu kayu bertuliskan 'Kepala Yayasan'. Amara mengetuk beberapa kali sembari mengucapkan salam. Sementara Alisha? Gadis itu sibuk mematut diri di depan jendela gelap yang berada di dekat pintu.

Rebel HeartWhere stories live. Discover now