Bagian 12 : - 6 -

7.5K 840 38
                                    


.

.

.

Jiao menghabiskan semua makanannya, memang dia merasa tak nafsu makan, tetapi dia harus kuat, satu minggu lagi dia harus menyiapkan diri, meski dia belum tahu apa yang menunggunya didepan sana.

"Bagus, kau harus begitu putriku, makanlah yang banyak dan jangan banyak pikiran, jadilah putri manja agar aku bisa selalu memanjakanmu." Wei Sheng memasuki kamar Jiao tanpa pemberitahuan,

"Aku tak bisa bersikap manja terus Ayahanda, kelak setelah misi Bojing selesai dia akan melamarku, dan itu pasti."

"A-apa?!!" teriak Wei Sheng, sampai dayang, kasim, bahkan prajurit yang ada dikediaman Jiao menutup telinga,

"Menikah Ayahanda. Tinggal bersama Bojing, satu kamar, membina rumah tangga, dan yang paling penting, kami akan memiliki putra dan putri."

"Tunggu... Kau masih kecil putriku!!"

"Aku sudah dewasa. Bahkan para putri kerajaan lain sudah menikah diumur mereka yang sangat muda, 15 tahun. Aku ini terhitung sudah terlambat,"

Wei Sheng memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa sakit. Dia belum siap kehilangan putri kesayangannya, ahh kenapa rasanya Jiao akan diculik orang jahat?

"Jika sudah menikah tetap tinggal disini, ya?"

"Ayahanda jangan bercanda. Putri yang sudah menikah harus keluar dari istana. Lagipula aku bisa sering berkunjung kesini, ya?"

Dayang, kasim, dan prajurit yang mencuri dengar hanya tersenyum kecil. Kaisar Wei Sheng terkenal akan sikap dingin yang tiada batas itu sekarang tengah memohon pada putri kesayangannya, dan itu hal langka ditemui.

"Jangan menikah dengan Bojing sampai usiamu 30 tahun jika begitu,"

"Ayahanda..."

"Kalau begitu tunggu kakak-kakakmu yang lain menikah maka restuku selalu menyertai,"

"Itu lebih mustahil!! Putra Mahkota saja belum memiliki calon istri dan aku harus menunggu kakakku yang lainnya juga? Aku sudah tua jika menunggu mereka." protes Jiao.

Ahh perdebatan mereka tak ada habisnya jika membahas masalah seperti ini.

Kaisar yang tetap dengan pendiriannya agar Jiao tak menikah cepat dan Jiao dengan keyakinannya untuk menikah dengan Bojing secepatnya.

.

.

.

"Bagaimana dengan pasukan kita? Sudah siap?" tanya Lei Shun yang kini duduk di beranda depan rumah miliknya,

"Ya Yang Mulia, Anda tinggal memberi perintah dan kami siap menjalankan," jawab Lu Bai,

"Bagus. Lima hari lagi di istana akan ada sebuah acara dan saat itu kita serang mereka, lumpuhkan semua orang dan aku sendiri yang akan memenggal kepala Kaisar,"

"Hamba selalu siap menjalankan perintah. Tapi jika boleh hamba tahu, kenapa Anda seolah dendam pada Yang Mulia Kaisar?"

"Karena...."

.

"Kakak Ketiga..." panggil Jiao ceria,

"Jiao? Bagaimana kau ada disini?" tanya Lei Shun terkejut, gadis itu tak mendengar percakapan mereka bukan?

"Hehehe..." tawa Jiao dengan tampang tak bersalahnya,

"Jangan bilang jika kau kabur lagi dari istana?" tanya Lei Shun horor, Jiao tak mungkin keluar istana sendirian, setidaknya dia pasti ditemani salah satu kakaknya atau dengan Bojing.

Time Slip [END] (REUPLOAD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang