Heart Series - Foolish Heart

3.8K 455 36
                                    

Sekuel Bloody Heart
.

Bagiku bertemu kembali dengan Yunho setelah bertahun-tahun lamanya merupakan sebuah bencana. Pria itulah yang telah membuat hari-hariku seperti mimpi buruk setelah dengan kejamnya ia menghancurkan hatiku. Rasanya masih segar luka yang ia perbuat saat itu.

Dahulu, aku menggantungkan segalanya pada Yunho. Kau tidak akan pernah bisa membayangkan sebesar apa rasa cintaku padanya. Ia tumpuan hidupku. Aku menyerahkan hatiku dengan sepenuh jiwa. Kehilangan Yunho sama halnya dengan kehilangan segalanya. Dan ketika Yunho menikah, selesailah sudah.

Duniaku kemudian berhenti berputar ketika orang tuaku meninggal. Mereka adalah satu-satunya alasanku untuk bertahan melewati keterpurukan setelah ditinggal Yunho. Dalam sekejap, aku sukses menjadi sebatang kara. Dari sana segalanya terasa sulit. Aku merasa hancur hingga tak bersisa. Bangkit pun menjadi suatu hal yang mustahil.
Hingga akhirnya aku memutuskan untuk bunuh diri. Masuk neraka pun tak apa, toh hidupku di dunia pun tak ada bedanya dengan di neraka sana. Namun sayangnya, aku berhasil bertahan hidup.

Lalu tiba-tiba Yunho muncul dengan segenggam janji di tangannya, mengusik ketenangan yang telah susah payah kubangun.

"Aku mencintaimu, Kim Jaejoong."
Meski enggan, tapi hatiku yang bodoh bereaksi cepat dengan kalimat tersebut. Ia seolah menemukan kembali energinya. Seolah terbangun setelah lama mati.

***

"Yunho, ayo bangun. Ini sudah siang, kau akan terlambat ke kantor." Yunho hanya bergumam kecil lalu kembali tertidur. Aku menghela nafas. "Yunho, bangun dan cepat bersiap. Aku sudah membuatkan sarapan." Kemudian mata rubah itu perlahan terbuka dan memasang wajah cemberut.

Pria itu kemudian memeluk pinggangku. "Aku tidak mau pergi. Aku mau tetap bersamamu di rumah," ucapnya manja. "Aku suka wangimu," ia berkata setelah menghidu dalam-dalam aroma tubuhku.

Aku menangkup wajahnya yang berada di pangkuanku. "Kau harus cepat mandi, kau bau." Aku berkata sambil membersihkan kotoran di matanya.

Yunho kemudian tersenyum. "Cium aku dulu, baru aku bangun."

Aku mendecakkan lidah dan dengan malas memberikan sebuah kecupan singkat di bibirnya. Setelahnya, Yunho langsung melonjak berdiri dan masuk ke dalam kamar mandi dengan cepat, membuatku menggelengkan kepala.

Sementara Yunho mandi, aku mulai membereskan tempat tidur. Tempat tidur ini yang kami pakai setiap malam untuk memadu kasih, beristiharat, berpelukan, dan bercinta. Terkadang rasanya seperti mimpi bisa kembali bersama Yunho.

Kukira kami tidak akan pernah bertemu lagi untuk selamanya. Kukira takdir tidak akan membuat hidup kami bersinggungan lagi. Orang mungkin akan menganggapku sangat bodoh karena menerima kembali pria yang telah menyakitiku luar dalam. Bahkan hingga kini pun luka yang Yunho buat masih terasa jelas sakitnya.

Tapi melihat keusngguhan dan kegigihan Yunho setiap hari, membuat hatiku yang memang selalu menjadi miliknya itu menjadi tak berdaya. Tak apa, anggap saja aku memang bodoh. Bukankah memang begitu cara cinta bekerja? Neraka pun bisa menjadi surga.

Usai dengan segala keperluan Yunho untuk berangkat ke kantor, aku pun kembali ke dapur, melanjutkan kembali pekerjaanku yang sempat tertunda.

Kami sudah kembali tinggal bersama. Kami pindah ke sebuah rumah yang dibeli oleh Yunho di Seongnam. Saat ini usia kami sudah mendekati akhir tiga puluhan. Dan Yunho masih menepati janjinya seperti ucapannya. Tapi aku juga tidak mau terlalu bergantung pada janjinya, bukan tidak mungkin ia akan kembali meninggalkanku untuk yang kedua kalinya. Karena itu aku telah menyiapkan hatiku. Karena itulah aku bilang padanya bahwa ia bisa pergi kapanpun.

Yunjae AnthologyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang