#5

2.6K 439 94
                                    

¤¤¤

Kanaya hanya merengut menatap luke yang sudah mulai kalap karena engga ngerti maksud dari pembimbingnya,  'luke aja ga ngerti apalagi gue'

Kanaya menyenggol siku luke dan bertanya perihal jam. Karena ia rasa sudah berjam-jam ia menghabiskan waktunya dengan menatap guru yang sedang mengoreksi hasil kerja mereka.

"sabar, abis ini kita selesai kok. Kalian udah ga sabar pulang ya?" kanaya dan luke hanya bisa ber-hehe menjawab guru pembimbingnya itu.

Setelah beberapa menit menunggu, bimbingan pun akhirnya selesai. Kanaya langsung lari ke gerbang sekolah meninggalkan luke yang harus ke parkiran dulu mengambil kendaraan. Tadinya ia diajak pulang bersama oleh luke, tapi kanaya menolak, katanya udah dijemput.

Tapi bukan balasan 'bisa menjemput' yang ia dapatkan. Namun baru saja mamanya mengirim voice note kalau tidak bisa menjemput.

Terpaksa kanaya menunggu angkot lewat, belum kanaya duduk di halte dekat sekolahnya-luke sudah datang menghampirinya dengan mobil audi hitamnya.

Ia membuka kaca penumpang dan berteriak memanggil kanaya, "gue anter sini."

Kanaya menggeleng cepat, "gausah repot-repot gue nunggu angkot aja."

"kalo ngerepotin gue ga bakal nawarin lah, buruan masuk keburu malem." ujar luke

Kanaya tidak bergeming, dia hanya menatap mobil luke diam. "mau masuk sendiri apa gue jemput kesana?"

"engg--" terlambat, luke sudah turun dari mobilnya. Dan menarik tangan kanaya pelan.

"tenang aja kali ga bakal gue culik." luke membukakan pintu mobilnya dan mengisyaratkan kanaya untuk duduk.

Luke kembali ke kursi pengemudi dan memasang sabuk pengamannya, "seatbelt-nya dipake."

Dan mobil itu melaju dengan pelan kerumah kanaya.

¤¤¤

Pagi-pagi kanaya sudah merengut karena hari ini ada ulangan fisika. Dipikirannya kemarin hanyalah luke dan luke. Masa gue baper baru dianterin pulang doang, batinnya.

Lalu sepersekian detik kemudian pujaan hatinya dari jaman buluk itu datang dengan hoodie maroon dan tas yang ia gendong sebelah bahu.

Senyum kanaya langsung sumringah, baginya menyukai calum adalah bukan hal yang sia-sia meskipun calum belum juga menotisnya.

"senyum mulu awas robek tu mulut." cecar ashton.

"temen lu ganteng soalnya, gakuat gue."

Calum langsung melotot tidak percaya. Kaget. "eh gue terlalu keras ya ngomongnya, maaf." kanaya langsung balik badan memunggungi kedua laki-laki itu.

"nay," panggil calum. "kemarin lo pulang bareng siapa?"

Kanaya menautkan alisnya, "sama temen."

"temen?" kanaya mengangguk. "eh ash nanti lu kalo pulang bareng temen lu jangan lupa bukain pintu mobil lo ya, gandeng juga tangannya." ujar calum pada ashton. Ashton hanya pura-pura mengerti maksud calum, ia hanya mengiyakannya.

Gege hanya menyipit mengintimidasi ketiga temannya itu, "kenapa sih?"

Kanaya diam. "tapi emang cuma temen kok,"

Calum mendesis tidak memperdulikan ucapan kanaya begitu pula pertanyaan bertubi-tubi dari gege.

"mulai hari ini gue udah taken sama alana, lo fokus aja sama temen lo itu." ucap calum beberapa detik kemudian membuat ketiga orang itu melotot.

Gege melirik kanaya yang mematung diam menatap calum. Begitu pula ashton.

"jangan bercanda deh, lo kan deketnya sama kanaya doang. Lo yang bilang ke gue waktu itu." ucap ashton menggebu-gebu.

"kan waktu itu, bukan sekarang."

"tai lo cal." kini gege sambil mencubit tangan calum.

"alana anak cheerleader?" tanya kanaya. Calum hanya mengangguk, lalu kanaya tersenyum masam. "congrats, gue udah tau kalo lu emang ngincer dia."

Ashton menatap kanaya, takut. Mata kanaya belum berpaling kearah calum sampai akhirnya matanya menatap ashton.

"kenapa lo liatin gue?" tanya kanaya ke arah ashton.

"gapapa sih,"

"yaudah gue permisi mau bimbingan." kanaya menggendong tasnya dan berlari keluar kelas. Ashton dan gege langsung menatap sinis kearah calum.

"lo gila apa cal, doi suka sama lo bertaun-taun."

"iya jing, ga sadar ni orang."

Calum pun dicecar oleh kedua temannya. Dan menyisakan rasa sesak di dada kanaya.

Kanaya berlari kearah ruang bimbingannya dan sudah disambut oleh seluruh tim madingnya.

Kanaya menghela nafas lalu menelungkupkan wajahnya dan menangis. Gue ditinggal taken mulu, batin kanaya.

Setelah bel istirahat berbunyi, seluruh tim mading itu tidak ada yang berniat untuk lari kearah kantin. Mereka sibuk mempersiapkan perlombaan itu.

Terlebih kanaya yang matanya sudah sembab karena terlalu banyak menangis. Luke hanya menatap kanaya yang sedang menulis sambil memegang tisu pada tangan kirinya.

"udahan dong nangisnya," ucapnya dari kejauhan tapi terdengar jelas oleh kanaya.

"iya bentaran lagi selesai."

Luke hanya tertawa melihat tingkah cewek itu. Sejak menangis tadi, kanaya langsung dikelilingi oleh teman-teman perempuannya dan memberikannya tisu. Meskipun kanaya enggan menceritakan hal yang membuatnya menangis, mereka semua mengerti.

"kalian ga ada yang mau ke kantin nih?" tanya ketua tim mereka, kak Daniel. Lalu mendapat jawaban 'enggak' dari anggotanya.

"yaudah kalo gitu, nanti kalo ada yang laper langsung aja pergi ya. Gue pasti ngebolehin kok. Oh iya btw kanaya ada yang nyariin tuh didepan, temen lu."

"iya kak." kanaya langsung berjalan keluar sambil menutupi matanya. Sudah pasti gege akan menceramahinya jika menangis. Tipikal gege.

Tapi bukan gege yang dilihatnya, melainkan cowok yang menjadi alasannya menangis.

"kenapa lu ga ke kantin? Emang lu ga dikasi istirahat?" tanya calum.

"gue belum laper, kenapa emang?" kanaya masih berusaha keras menutupi matanya yang terlanjur seperti itu.

Kemudian calum menyodorkan kresek hitam kearahnya, "makan dulu lo." lalu calum menarik tangan kanaya yang sedari tadi digunakan untuk menutupi matanya.

"udahan nangisnya, gue udah bawain lo makan lagian."

"lo disuruh kan pasti sama gege." cecar kanaya

"sejahat-jahatnya gue ke elo, gue masih ngerti perasaan lo ya. Ga mungkin gue cape-cape dari kantin ke sini kalo gue ga ngerasa bersalah ke elu."

Kanaya hanya diam, "gue mau balik ke kelas dulu." ucap calum. Kanaya tidak menyahut, "gapapa?" tanyanya pada kanaya. "apa gua nemenin lo makan?"

Kanaya menggeleng lalu masuk kedalam ruangan bimbingannya tanpa pamit ke calum.

Kanaya langsung duduk dan membuka kresek hitam yang berisi sebungkus gado-gado plus sendoknya dan segelas air mineral berisi tulisan spidol permanen dengan kata 'maaf' di-capslock dan tulisan 'calum'yang sangat kecil dbawahnya.

Abu-abu : Calum HoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang