Memeluk Purnama [05] Sandā

51.6K 5.4K 244
                                    

Alternative title: Thunder

Thunder n petir

Pe-tir n kilatan listrik di langit biasanya disertai suara gemuruh






___________________________________

"APA?!" pekik Alea sambil melotot di depan cerminnya. Alea sedang menghapus make upnya.

Prisa sedang duduk di atas tempat tidur Alea, memainkan tanganya sambil memasang wajah cemberut dan bersalah, biasanya semua orang akan luluh dengan tatapan ini.

"Iya, gue... pacaran."

"SAMA TUKANG PAYUNG?!" pekik Alea lalu sekarang dia berbalik melihat Prisa sambil berkacak pinggang.

"Ya, bukanlah! Sama Kak Dirga!"

Alea menatap Prisa dari atas ke bawah dengan bingung. "Elo? Pacaran?"

"Sssssut tau! Entar banyak yang denger!"

Kemudian Alea terbahak-bahak. "Ya ampun, si curut ini punya pacar? HUWAHAHAHAHA!"

"GAK LUCU!!!"

Alea mendekat masih dengan terbahak-bahak. "Aduh, Prisa, Prisa, gue gak pernah mikir lo ternyata bakalan punya pacar. Akhirnya."

"Gue punya pacar, bukan mau nikah, tauk!" Prisa menggerutu.

"Terus, lo seneng gak, huh?" Alea duduk di depan Prisa.

"Gue gak tau seneng apa enggak. Tapi ini jelas bukan pacaran pertama seperti yang gue bayangin. Dan.." Prisa berkedip sedih, mulai alay. "Gue punya perasaan buruk tentang ini."

"Kayak gimana? Apa lo ngerasa ada aura hitam di sekitar kepala lo? Atau lo ngerasa kalau sebentar lagi bakalan ada badai?"

"Nah, kayak gitu." Prisa mengangguk. "Gini ya, Kak Dirga itu ganteng, kelihatan pendiam, tapi ketika kita cuman berdua, lo tau gak, dia ternyata punya wajah iblis!"

"Elo sih ngapain pake nguntit dia segala."

"Abisnya gue penasaran."

"Seharusnya lo tau kalau rasa penasaran bisa membunuh kucing."

"Untung bukan kucing."

Alea berdecak. "Ya udah deh, Cing. Lo sekarang cuci muka, terus kita tidur. Sana."

Prisa mengangguk meskipun enggan, dia segera melakukan bersih-bersih dan kemudian segera tidur menyusul Alea.

Prisa tidur sebelum kepalanya menyentuh bantal, dan satu hal terjadi secara ajaib, Prisa tidak mimpi buruk tentang payung lagi dia bangun karena alarm besok paginya. Bukan karena payung.

*****

"Wah! Ngapain dia ke kelas XI, ya?" bisik teman-teman Prisa sepanjang koridor.

"Ada apa sih?" tanya Prisa.

Alea menggelengkan kepala. "Kalo bukan si Mike yang bikin kacau, mungkin Nicholas Saputra datang ke sekolah ini."

"Widiiih!" gumam Prisa.

Tapi ketika Prisa sampai di depan kelasnya, itu sama sekali bukan Pak Mika atau Nicholas Saputra.

Pantas saja semua murid berbisik-bisik, pantas saja teman-temannya pada girang.

"Ngapain dia di sini?" desis Prisa sambil memegang tangan Alea erat-erat. "Jangan-jangan dia minta dipeluk lagi?"

"Ish! Gak mungkin lah! Sinting lo."

Kak Dirga menyenderkan tubuhnya ke pintu kelas Prisa, satu headset terpasang di telinganya, dan dia memejamkan mata.

Semua murid cewek diam-diam melihatnya sambil bergosip girang. Dan Prisa menatap semua orang dengan ingin tahu. Apa enggak apa-apa kalau Prisa melewati Kak Dirga tanpa menyapanya?

Ikigai I-IIDove le storie prendono vita. Scoprilo ora