Chapter 8: New Friend

Mulai dari awal
                                    

  Baiklah, aku bersedia di katakan orang kehabisan akal atau bahkan kurang waras karena tertawa sampai terbahak -bahak di UKS seperti ini.

__ __ __

  Aku duduk di sofa sambil membaca dengan malas satu persatu surat - surat ber amplop pink dan merah tanpa nama pengirim ini. Setiap isi dari satu surat dengan yang lain tidak jauh berbeda, yaitu menyatakan perasaan. Dan ini membuatku benar - benar muak dan hampir saja muntah.

  Ku putuskan untuk menyimpan surat menjijikan ini di loker, aku terlalu tidak tega untuk membuangnya, aku yakin mereka yang membuatnya pasti perlu kerja keras untuk menentukan kalimat yang bagus. (Meskipun pada akhirnya sama saja, kata - katanya seperti pada umumnya.)

  Aku beranjak dari sofa dan melihat ke arah jendela, bintang bertaburan bak permadani di langit malam, indah rasanya. Mungkin akan lebih indah jika aku melihatnya dari luar.

  Hanya saja, aku sedikit trauma karena kejadian kemarin, dan juga perkataan Visa tiba - tiba terngiang - ngiang di telingaku seperti kaset rusak saja. Aku menyerah mungkin aku belum di takdirkan untuk menikmati keindahan langit malam hari ini.

__ __ __

  "Selamat pagi anak - anak!" Sapa sensei di kelas Junior 1. "Selamat pagi Tila-sensei," Balas kami dengan...,

malas?

  "Hari ini kita kedatangan 2 orang murid baru sekaligus..." Tanpa di beri perintah, seorang gadis berambut pink pendek maju ke depan kelas, aku bingung harus melakukan apa, akhirnya mengikutinya juga.

"Ayo perkenalkan diri kalian!"

  "Hai.. namaku Zumi, umur 15 tahun, senang sekali rasanya bisa berkenalan dengan kalian." Oh, aku tak bisa menjelaskan seberapa imut dan manisnya gadis bersurai pink di sampingku ini saat sedang tersenyum rasanya seperti aku sedang memakan gula 1 toples besar.

  "Namaku Anthea, umur 15 tahun. Senang bisa berkenalan.." Dan hal terjadi selanjutnya setelah kami memperkenalkan diri, adalah sama persis seperti saat aku memasuki kelas New 1 beberapa hari yang lalu. Kami pun kembali ke tempat masing - masing. Saat tiba - tiba,

  "Zumi, sebaiknya kamu duduk di samping Anthea saja, dan Asa.. kamu duduk di tempat Zumi," Aku baru tahu gadis di sampingku itu namanya Asa, wajarlah, aku memang tidak pandai bersosialisasi... aku tidak perlu membuktikannya 'kan'?

__ __ __

Tengg... (Bel Istirahat)

  Aku pun segera beranjak dari kursi dan berjalan ke arah pintu keluar, "An..., tunggu donk" Panggil Zumi yang hanya ku balas dengan tatapan datar yang sangat ku paksakan, karena sudah ke bilang tadi, dia terlalu manis.

  "Iya - iya Tuan Putri!" Sindirku. Dia pun menatapku tak suka. "Berhenti memanggilku dengan sebutan itu nona An!" Jangan heran, dalam sekejap aku dan Zumi sudah bisa di katakan dekat, itu dikarenakan dia pandai bergaul. "Iya deh..., ya sudah ayo!" Ajakku. Dalam sepersekian detik, dia langsung mengubah ekspresi wajahnya. "Ayo" Jawabnya dengan semangat.

  "Hei Amanda!" Panggilku. Yang merasa terpanggil pun menengok, "Hei Anthea..," Dia pun menghampiri kami. "Eh.., Zumi?" Zumi pun tersenyum menanggapi pernyataan Amanda. "Ka-kamu Zumi Namjoo 'kan'?" Tanya Amanda mencoba menyakinkan kalau yang sedang berdiri di sampingku ini benar orang yang dia maksudkan.

  "Iya.., aku Zumi. Natasya Amanda!" Jelas Zumi. Zumi benar - benar pandai bergaul, tak kusangka Zumi juga mengenal Amanda. Bahkan mereka terlihat sudah lama saling mengenal. Mata Amanda pun terlihat berkaca - kaca dan dia langsung saja menghambur ke pelukan Zumi.

  Zumi mengelus punggung Amanda untuk menyalurkan kehangatan, "Selama ini kamu ke mana Zumi? Aku mencarimu, ku kira kamu di culik,"

  "Setidaknya sekarang kamu tidak berpikir begitu.." Lagi dan lagi sosok Zumi membuatku makin terkejut saja, dia bisa menjawab pertanyaan Amanda dengan jawaban yang sangat dewasa, berbeda dengan saat dia memanggilku tadi, dia terlihat sangat ke kanak - kanakkan. Dia mirip sekali dengan salah satu tokoh di novel favoritku.

  Amanda melepas pelukannya dan menghapus air matanya dengan punggung tangannya sendiri. "Senangnya, aku sudah bertemu dengan sahabatku.., oh iya Anthea, kamu mau makan sama yang lainnya tidak?" Tawar Amanda dengan suara khas orang yang sehabis menangis.

  "Tentu saja," Jawabku. "Satu lagi Anthea, aku yakin kamu pasti senang mendengarnya!"

  "Um.., tergantung sih ya, sekarang katakan!" Jawabku. "Asal kamu tahu saja, kamu masuk nominasi gadis tercantik dan terimut lho An.. dan lebih bagusnya lagi kamu masuk 3 besar!" Teriaknya girang yang justru membuatku bergidik.

__ __ __

Hadeh...

Jika ada yang mau memarahi author silahkan author terima kok, lagian salah author juga sih 2 minggu ga up...

Eh, tapi bukan sepenuhnya salah authornya sih,

Udahlah yang penting hari ini aku up walau ga panjang tapi seditaknya kan aku up hehehehehehe

Ok kurasa hanya itu,

Sampai jumpa

Tanggal di publiskan: 6 Agustus 2017

Salam manis,

Giasinta A.


 

AntheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang