Chapter 1: A Mysterious Bag?!

970 72 20
                                    

Radimca Anthea's POV
 
  "Ayah, aku berangkat dulu ya?" Seruku kepada ayah yang sedang asyik memainkan HP-nya. "Hmm..." Jawab ayah tak peduli sambil melanjutkan bermain HP-nya. Ya.. memang ayahku tidak pernah peduli tentang apa yang terjadi padaku, ayah lebih peduli tentang perusahaannya dari pada tentang diriku, itulah sebabnya, aku selalu merasa kesepian. Bagaimana tidak?

  Selain karena ayahku yang tidak peduli padaku, teman - temanku pun juga, mereka hanya memanfaatkan diriku saja. Saat aku berada di rumah aku hanya bersama pembantuku saja, itu pun jika mereka bisa. Jika tidak, berada sendirian di rumah mewah berlantai 4, sudah merupakan hal yang biasa bagiku. Ibuku pun sama tidak pedulinya padaku, dia menghilang  (mungkin lebih tepatnya disebut melarikan diri dari rumah) 5 tahun yang lalu dan beberapa bulan sebelum menghilang, dia telah merubah sikapnya menjadi sangat dingin kepadaku.  

__ __ __

  Di dalam kelas semua anak sedang membicarakan tentang Xia-sensei, yang mulai hari ini akan mengajar di kelas kami. Mereka sepertinya benar - benar sedang asyik membicarakan dan bergosip ria tentang Xia-sensei. Sementara aku? Tentu saja aku hanya berdiam diri di mejaku, mengingat aku sama  sekali tidak memiliki seorang teman pun di kelasku sendiri. Ironis sekali...

__ __ __

  Setelah jam pelajaran selesai aku pun langsung berjalan pulang menuju ke rumahku. Sebenarnya jika aku boleh jujur, aku tidak pernah suka pulang ke rumah, aku lebih baik tinggal di perpustakaan sekolah. Tapi sayangnya, jika jam pelajaran sudah selesai, semua murid SMP dan SMA Josephine (sekolah yang antara siswa laki - laki dan perempuan di bedakan kelasnya) harus segera pulang ke rumah untuk menghindari hal - hal yang tidak diinginkan. Sudahlah lupakan sa__

Brukk...

"Aww" Mungkin karena pikiranku yang terbang entah kemana. Aku jadi tidak memperhatikan jalan? Tapi aku merasa ada sesuatu yang menyandung kakiku. Kemudian ku tolehkan kepalaku. Dan benar saja, ada sebuah tas berukuran cukup besar tergeletak begitu saja di jalanan.

  Siapa pemilik tas ini? Mengapa dia meninggalkannya begitu saja di jalanan? Apa isi tas ini? Apakah isinya bom? Beribu pertanyaan itu pun langsung menyerbu diriku. Karena rasa penasaranku yang sangat tinggi, aku pun memutuskan untuk mengambil tas ini. Dan ini tidak terlalu berat, lantas bagaimana ini bisa menyandungku?

  Setelah mengambil tas ini aku pun langsung berlari ke rumah. Karena rasa penasaran yang sudah tidak tertahankan lagi.

__ __ __

  Sesampainya di rumah aku langsung menaiki tangga dan menuju ke kamarku yang berada di lantai 3. Setelah berada di depan kamar, aku langsung masuk dan mengunci pintu. Sebenarnya tidak ada bedanya 'sih', jika aku mengunci pintu atau tidak karena tidak ada orang di rumah ini. Ayahku baru akan pulang tengah malam nanti dan beberapa pembantuku saat ini sedang pulang kampung sisanya aku tidak tahu mereka pergi kemana. Tapi aku cari amannya saja dengan mengunci pintu kamarku.

  Selesai mengunci pintu aku pun langsung duduk di tepi ranjangku dan membuka tas ini. Ternyata isinya sebuah kotak berukuran cukup besar dan berwarna putih. Aku pun cepat - cepat membuka kotak bertuliskan "To: Anthea" itu. Di dalamnya terdapat 2 buah seragam lengkap dengan jubahnya, sebuah liontin bertuliskan "Anthea" dan sepucuk surat bertuliskan "To: Anthea". Ini benar - benar aneh!? Bagaimana 'mereka' tahu namaku? Siapa yang mengirimkan ini? Apa alasannya?

  Banyak pertanyaan yang kini menghiasi benakku. Akhirnya aku memutuskan untuk membuka surat itu, siapa tahu di situ ada jawaban dari pertanyaan yang kini tengah menari - nari di benakku. Dan aku pun membuka surat itu secara perlahan dan hati - hati agar tidak rusak. Isi suratnya adalah:

To: Radimca Anthea
From: __

Radimca Anthea kamu adalah salah satu dari 150 orang yang terpilih. Kamu diundang, pakailah liontin itu, tetapi sebelumnya kamu harus mengemasi barang - barangmu. Bawalah juga seragam dan jubah itu, serta barang - barang yang di perlukan saja. Nanti akan ada yang menjemputmu 'di sini'. Dan nanti tunjukkanlah surat itu kepada para penjaga Academy. Persiapkanlah dirimu! Karena kamu akan pergi dari tempatmu berada sekarang ini! Selamat datang! You are invited!

  Surat apa ini? Apa maksudnya? Apakah aku harus mengikutinya?

  Akhirnya setelah mempertimbangkan segala hal, aku merasa harus mengikuti surat itu, setidaknya dengan begitu mungkin aku bisa menjauh dari kehidupanku sekarang ini. 

  Aku pun segera memasukkan surat ini ke kotak putih tadi dan menutupnya. Kemudian aku segera mengambil koper kecilku dan memasukkan beberapa setel pakaian dan peralatan mandi serta memasukkan kotak putih tadi tak lupa mengambil liontin yang bertuliskan "Anthea" itu sebelum memasukkan kotaknya. Aku tidak membawa banyak barang, mengingat pesan dari surat itu.

  Setelah aku selesai mengemasi barang - barangku, aku pun menarik nafas dalam - dalam dan berusaha menenangkan diri. Meskipun aku tidak tahu akan pergi ke mana, tapi firasatku mengatakan bahwa aku akan pergi sangat jauh dari sini. Syukurlah jika memang firasatku itu benar, karena jika itu benar, maka aku akan pergi dari kehidupanku saat ini. Karena sejujurnya satu - satunya alasan aku mengikuti surat itu adalah karena aku ingin meninggalkan kehidupanku sekarang ini.

  Saat pikiranku sudah cukup tenang, aku pun langsung memakai liontin itu. Namun tiba - tiba saja badanku mengeluarkan cahaya putih dan perlahan namun pasti penglihatanku mulai mengabur. 

__ __ __

Perhatian: Jika terjadi kesamaan tokoh, adegan, dan hal - hal lainnya, mungkin hanya sebuah kebetulan belakang, karena cerita ini adalah imajinasi author sendiri.

Maaf jika masih banyak typo dan gaje banget, tolong di maklumi ya, karena aku seorang penulis baru.

Semoga kalian suka cerita ini. 

Tolong comment ya, aku sangat membutuhkan saran dan kritik dari kalian.

Terimakasih sudah mau membaca ceritaku ini.

Tanggal di publishkan: 24 Juni 2017

Giasinta A.

AntheaWhere stories live. Discover now