Chapter 6: Dark Angel

674 53 12
                                    

  Aku mengintip ke arah pintu yang tadi di dobrak oleh mereka, ternyata pintu itu baik - baik saja, dan tidak tergores sedikitpun. Lalu bagaimana mereka bisa masuk?

  Ku lihat yang masuk ke sini hanyalah lelaki yang tadi menyiksa Keisya (Juan) dan gadis 'itu' (Riss).

  Aku benar - benar takut, aku tidak berani bergerak sedikitpun, bernafas saja kulakukan dengan perlahan agar tidak ketahuan.

  Aku melihat mereka berbisik - bisik yang tidak dapat kudengar dengan jelas karena suara mereka yang sangatlah pelan. Yang pasti mereka berbisik tentang diriku, aku sangat yakin akan hal itu.

  Tidak lama kemudian mereka selesai berbisik, Juan pun menghembuskan nafas lelah dan....

  "Dengar..., aku tahu kau ada di antara tumpukan kursi dan meja bekas di sudut ruangan, aku tahu itu..." Mataku langsung membulat sempurna mendengar perkataan pemuda brengsek itu.

  Bagaimana mereka bisa tahu? Matilah aku! Sia - sia sudah aku bersembunyi di tempat kecil seperti ini, toh pada akhirnya mereka juga tahu.

  "Aku sebenarnya juga bisa menggunakan sihirku semenjak tadi untuk menangkapmu. Tapi aku tidak melakukannya 'kan'? Itu karena aku tidak mau menyakiti dirimu, aku mau kau menyerahkan dirimu sendiri kepada kami..." Lanjutnya.

  Astaga aku benar - benar lupa di dunia sihir semua orang pasti bisa menggunakan sihir tak terkecuali mereka! Ah, aku benar - benar bodoh sekali!

  Cih, tadi dia bilang 'tak akan menyakitiku?' Lantas mengapa dia menyakiti Keisya? Tapi, apapun yang terjadi, aku lebih baik mati terhormat dengan melawan mereka dari pada hidup tapi harus menyerahkan diri kepada seorang yang sangat tega, seperti mereka.

  "Dengar, kami tidak ingin menyiksamu ataupun menyakitimu, justru sebaliknya kami sangat membutuhkan bantuanmu, kami ini lemah. Kami menyiksa temanmu tadi hanya untuk mencari dirimu, lagi pula sekarang temanmu itu sudah baik - baik saja. Kumohon ikutlah kami, aku tahu mungkin kau masih sakit hati karena kami menyiksa temanmu. Aku tahu itu, aku juga tahu kalau tindakkan kami tadi salah, dan meskipun begitu kami tetap melakukannya. Tapi itu semua, kami lakukan semata - mata hanyalah untuk mencari dirimu. Aku berjanji tidak akan melakukannya lagi, jika kau mau ikut bersama kami. Tolonglah.."

  Suara Riss terdengar sangat lembut berbeda dengan saat dia berteriak tadi, sehingga mungkin siapa saja yang mendengarnya akan langsung luluh dan mengikuti kemauannya. Tapi tidak dengan diriku, aku justru malah merasa semakin tidak yakin dan ragu. Entah mengapa hati kecilku berkata, jika aku menuruti permintaannya aku akan sangat menyesal di kemudian hari.

  Bagaimana hati kecilku bisa berkata begitu? Padahal, Riss 'kan' sudah meminta maaf dan menyesalinya, bukankah seharusnya aku memercayainya? "Namamu Anthea 'kan'? Radimca Anthea...., aku sangat membutuhkan pertolonganmu saat ini, aku hanya ingin kau ikut bersama kami selama beberapa minggu saja hanya itu tidak lebih." Lanjutnya dengan suara parau. Darimana dia tahu namaku? Menyebalkan sekali!

  Oh, cobaan apa yang lebih buruk dari ini? Aku benar - benar tidak ingin ikut dengan mereka! Siapapun tolonglah aku!

  Seandainya aku sudah tahu dan bisa mengendalikan sihirku, pasti aku tidak dalam keadaan seperti ini, mungkin aku bisa melarikan diri dari mereka.

  Aku bingung harus apa aku sama sekali tidak berani bersuara meskipun tidak ada bedanya aku bersuara ataupun tidak, mereka 'kan' sudah mengetahui tempat persembunyianku.

  Tunggu dulu..., jika begitu, mungkin aku harus mencoba bertanya. Dari pada aku hanya diam saja di sini. Aku harus bertanya! Ya benar, aku harus bertanya. Aku pun menarik nafas dalam - dalam, dan menghembuskannya dengan kasar lewat mulut.

AntheaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang