"Uhm, aku tau apa yang ingin kau tanyakan. Aku ingin pergi ke mall bersama Soojung. Kau tahu kan bagaimana wanita?" Kali ini giliran wendy yang terkekeh sambil menaik-turunkan alisnya juga.

"Ah, benarkah? Ku kira Soojung akan pergi bersama Sehun." Chanyeol menganggukan kepalanya pelan, berpikir.

"Tidak. Aku sudah membuat janji dengannya tadi malam. Jadi, kurasa tidak mungkin ia akan membatalkannya tanpa memberitahuku."

"Baiklah. Boleh aku ikut dengan kalian?" Chanyeol sedikit berbisik diakhir kalimatnya.

"Ikut? Dengan kami? Apa kau yakin?" Chanyeol mengangguk pasti.

"Cih, buat apa aku ikut. Lagipula kau tahu sendiri jika wanita sudah berada dalam sebuah pusat perbelanjaan itu bagaimana. Tidak perlu ikut."

"Aku mohon, aku ingin ikut." Chanyeol berusaha membuat aegyo di depan gadis blasteran Amerika ini.

"Menjijikan. Lagipula, kenapa kau ingin ikut dengan kami?"

"Uhm, itu.. Aku hanya ingin menjagamu" sedikit keraguan dalam nada bicara Chanyeol, namun Wendy yang sudah berhasil tersentak tak menyadarinya.

"Menjagaku?" Chanyeol menggangguk, kemudian tersenyum tipis.

"Hei, apa yang kau bicarakan. Jangan asal." Wendy mengalihkan pandangannya, wajahnya terasa memanas. Oh tidak! Jangan sampai Chanyeol melihat kondisi wajahnya saat ini.

"Uhm, aku benar-benar ser----------

"Seungwan-ah!" Chanyeol tak jadi meneruskan ucapannya saat Soojung datang menghampiri mereka dengan nampan berisi dua gelas coklat hangat dan beberapa cake tersusun rapi dipiring. Gadis itu menyerahkan gelas pertama untuk Chanyeol, dan membiarkab gelas satunya masih berada dalam nampan.

"Hei, lama sekali kau ini. Aku sudah lama menunggumu." Wendy menggerutu seraya mengerucutkan bibirnya, tanda kesal.

"Oh, maaf. Aku harus membuatkan minuman untuk pria menyebalkan ini." Chanyeol yang berniat menyeruput coklat panas yang dihidangkan Soojung mengurungkan niatnya, kemudia berdecak sebal.

"Cih, aku tidak semenyebalkan Sehun" Chanyeol mendesis merasakan panas yang tiba-tiba menyapa lidahnya saat bibirnya menyentuh pinggiran gelas.

"Tapi, aku mencintainya." Soojung menyipitkan matanya, menatap kesal ke arah pria jangkung itu. Sedangkan Wendy hanya menggelengkan kepalanya melihat kedua teman---------- ah, bukan. Maksudnya, melihat temannya, Soojung sedang berdebat dengan pria yang baru saja mulai dekat dengannya ,Chanyeol.

"Sudahlah. Kapan kita berangkat, Sooj?" Wendy menggamit lengan Soojung yang masih berdiri di sampingnya.

"O-oh apa maksudmu?" Soojung mengerjapkan matanya ke arah Wendy. Sebuah isyarat.

"Apa? Kau ini bicara apa ,Jung?" Wendy menatap heran tingkah Soojung yang menurutnya sedikit aneh.

"Ah, tidak apa-apa. Tentu saja sebentar lagi kita berangkat, aku akan membangunkan Sehun dulu. Terimakasih karena mau menemaniku ke rumah sakit, ya." Soojung tersenyum kikuk pada Wendy yang semakin menautkan kedua alisnya heran.

"A-apa maksudmu? Bukankah ki-----------"

"Ayo ke kamarku sebentar, aku ingin memberikan sesuatu padamu." Soojung langsung menarik lengan Wendy agar berdiri dan menuntunnya ke lantai atas, kamar Soojung.

"Cih, gadis itu sudah mulai berani membohongiku." Chanyeol mendengus kesal seraya mengalihkan pandangannya dari punggung kedua gadis itu.

.

.

.

.

.

.

.

Chorong bersedekap dada sambil menatap tajam pria di depannya ini. Ia merasa kesal.

"Apa kau ingin mengusirku lagi?" Chorong berbicara dengan sangat sarkatis.

"Mengusirmu? Apa aku pernah melakukan itu?" Yixing sedikit memiringkan kepalanya ke kiri, meminta jawaban.

"Cih, berhenti seperti itu brengsek. Kau adalah pria paling brengsek yang pernah ku kenal!" Chorong menggebrak meja di depannya. Karena mereka sedang berada di ruang makan.

"Wah kau sangat menakutkan jika seperti itu." Yixing tertawa, meremehkan gadis itu.

"Terserah. Tapi, aku tidak akan bersikap bodoh lagi menghadapimu!" Chorong melangkahkan kakinya meninggalkan Yixing.

Sial!

"Park Chorong!"

"Hei, mau ke mana kau?!" Yixing berdiri dari duduknya saat Chorong yang baru turun dari tangga memakai cardigan tebal dan sebuah tas jinjing.

"Yang jelas, aku sedang tidak ingin melihatmu Zhang Yixing!" Chorong menepis tangan Yixing yang sempat mencekal pergelangan tangan kanannya.

"Kau pikir bisa pergi dengan mudah?!" Lagi, Yixing mencekal pergelangan wanita itu, menariknya kasar menuju lantai atas.

Hening.





Arghhh.








Brengsek kau!







Zhang Yixing!







Arghhh berhenti!

.




.





.






.





.


Oke, sori. W ingkar janji Y?
Iya, kemaren janji mau up tp g jadi.
Sumpah dah, mood w lagi g bagus bat bbrp hari ini.
Tugas sekolah terbengkalai juga.
Belum lagi harus ngurusin suami di rumah.
Iya, aku tuh udah nikah.
Dua bulan yang lalu.
Beneran.
Makanya tugas nambah banyak.
Mana suami aku tuh kerjanya jauh dari rumah, pas pulang kecapean banget gt.
Jadi g tega:(
Nah kan jadi curhat.
Yauda, ini lagi dikejar deadline jadi segini aja.
Jangan tanyakan siapa suami aku ya, karena dia itu..





























Nah ini aku lagi nungguin suami aku selesai kerja tuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Nah ini aku lagi nungguin suami aku selesai kerja tuh






HAHAHAHA

Iya, jadi aku ini istri Sehun:"
Dah ah, siyuu ehe.

Yes, I Know.Where stories live. Discover now