D23_ Penjelasan

13.3K 1K 34
                                    

Ps: Buat yang request shade Levi besok sehabis pulang dari kampus. Itupun kalau gak sibuk. Hehehe

Niara terus berjalan menghindari Levian. Ia malas bertemu lelaki itu. Sebisa mungkin dirinya menjauh dari pria yang telah memporak-porandakan hatinya. Namun, sialnya dirinya tak sengaja menabrak Rose hingga terhuyung ke belakang. Akan tetapi, Levian yang sudah berdiri di belakangnya memegang erat pinggangnya agar tak terjatuh. Sontak kepala UGD itu mengerutkan wajahnya kesal. Niara segera melepaskan tangan Levian.

"Maaf, Dokter Rose," ujar Niara membungkuk. Roseline hanya berdeham, lalu pergi begitu saja. Niara mengusap dadanya pelan. Ia bersyukur nenek lampir itu tak murka kepadanya.

"Ni, aku ingin bicara padamu. Ini penting sekali," terang Levian sambil memegang bahu Niara.

Niara langsung membalikkan badannya kesal. Ia sedang belajar melupakan Levian sekarang. Jika terus berhadapan dengan lelaki itu terasa sulit. Getaran dalam dadanya semakin menggila membuatnya sesak, jika kembali mengingat lelaki itu akan menikah dengan orang lain.

"Maaf, aku masih punya banyak pasien," bohongnya dengan nada suara ketus.

Levian terkekeh. Ditatapnya Niara geli. Bagaimana tidak? Levian tak bakal tertawa kalau kebohongan Niara masuk akal. Pertama, dirinya sudah tahu jadwal kerja Niara. Kedua, Niara sudah mengganti seragamnya dengan gaun beberapa . Bahu kirinya pun sudah terslampir tas di sana.

"Kau mau memeriksa pasien dengan penampilan seperti ini. Keren! Kau berkencan denganku saja menggunakan jeans belel dan kemeja kedodoran seperti orang-orangan sawah," cela Levian yang sebenarnya heran kenapa Niara berdandan. Perempuan itu malas berdandan biasanya. Hanya menggunakan pakaian santai dan bedak tipis, pewarna bibir saja tak pernah pakai karena memang bibirnya sudah berwarna merah.

Niara melihat pakaiannya. Ia merutuki dirinya yang tak bisa berbohong.

"Aku mau berkencan memangnya tak boleh kalau berdandan? Masalah buatmu," balas Niara dengan tatapan masam. Padahal dirinya berdandan karena berencana untuk merubah kehidupannya.

"Oh, iya. Aku lupa sayang. Hari ini kita mau berkencan." Levian menarik tangan Niara untuk pergi meninggalkan ke rumah sakit.

"Kau mau membawaku ke mana? Jangan cepat-cepat kakiku bisa terkilir," jelas Niara yang merasakan sakit di telapak kakinya.

Levian pun berhenti. Ia baru menyadari kalau Niara menggunakan high heel. Lelaki itu langsung mengangkat tubuh Niara. Ia gendong calon istrinya itu.

"Hentikan, Lev! Kau mau menculikku, ya?" tuduh Niara seraya mengacungkan jari telunjuknya ke wajah Levian.

"Kita kan mau kencan. Siapa juga yang menculikmu?"

Niara menghela nafas.

"Kita mau ke mana?" Ditatapnya Levian kesal.

"Ke hotel."

Niara mengerutkan dahinya bingung.

"Mau makan malam?"

"Tidak. Mau bikin anak." Levian menatap Niara serius. Sementara yang ditatap begitu kesal. Dipukulnya dada Levian keras.

"Brengsek! Sialan! Kau anggap aku ini apa? Kau mau menikah dengan orang lain, tapi malah mau buat anak denganku," teriak Niara yang sontak didengar oleh orang yang berlalu lalang di sepanjang koridor. Levian memejamkan mata sebelah kirinya. Ia tak enak ditatap oleh banyak orang karena celotehan Niara.

"Hei, aku ini mau menikah denganmu. Bukan dengan orang lain. Tenanglah. Nanti aku jelaskan di mobil," lirih Levian sambil mempercepat langkahnya.

"Aku tidak mau diam. Aku sedang murka," bantah Niara sambil menjambak rambut Levian.

Difficult to Marry You (Lengkap)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang