Waksa | Pillow Talk

1.4K 236 121
                                    

Sapaan Sang Surya-bukan Sulthan Akbar Soeriansyah-mengetuk peraduan, menyerukan bahwa hari telah berganti.

Sepasang mata indah itu mulai terbuka, mengerjap pelan, menyesuaikan dengan silaunya cahaya mentari yang masuk dari celah jendela.

"Mowning... " sapanya hangat dengan suara berat khas bangun tidur

"Mowning, ay... " balasnya dengan mata yang masih setengah terpejam.

Senyuman terukir sempurna di bibir lelakinya itu. Mata bulat hitamnya memandang lekat objek yang tengah berusaha mengumpulkan kesadarannya.

"Jam berapa sekarang, ay?"

"Jam.... Sembilan, mungkin?"

Jawab Waksa santai sambil berbaring miring dengan sebelah tangan menopang kepalanya.

"HAH?!Telat deh kuliahnya!" seru Renggani panik segera bangkit dari tempat tidurnya

"Ini hari Minggu loh, ay"

"Oiya.. Ih, ngagetin aja!"

Renggani kembali terduduk di king size bed mereka.

"Hahahahaha...cape banget ya sampe gak inget hari"

Waksa menarik tangan Renggani agar kembali berbaring disampingnya.

"Semalem pulang jam berapa, ay?" tanya Renggani sambil ndusel di dada Waksa

"Jam 3 baru sampe rumah. Gigs-nya mundur, baru perform nyaris tengah malem"

"Waktu Indonesia bagian ngaret banget ya..." jawabnya sambil kembali memejamkan mata

"Maaf ya, aku ketiduran" bisiknya

"Emangnya kamu satpam yang harus jaga 24/7?"

"Bukan satpam, aku apotek 24 jam yang selalu bisa ngobatin lelah kamu" jawab Renggani dengan senyuman manisnya

"Awwh sakit banget nih, obatin donk"

Waksa membawa tangan Renggani ke dadanya.

"Sebelah mana yang sakit?"

Waksa menunjuk bibirnya menggunakan jari Renggani.

"Paan sih, ay! Dasar tukang modus!"

"Modusin istri sendiri mah halal"

Renggani hanya menggelengkan kepalanya, tersipu malu. Sudah bertahun-tahun ia mendengar kata-kata itu, tapi efeknya masih sama setiap kali dia melakukannya.

"Dulu kenapa ya aku mau nikah sama kamu?"

Jemari Renggani menari diatas dada Waksa yang tertutup kaos putih polos.

"Aku tau aku ganteng, ay"

"Pede banget sih!"

Tawa renyah Waksa mengisi ruangan

"Dulu siapa yang ngotot gak mau pisah, hmm?" balas Waksa sambil mencubit pelan hidung Renggani

"Sejak lahir aku udah terbiasa dengan kehadiran kamu, kalo kamu gak ada pasti kaya ada yang hilang"

Waksa terkekeh mendengar jawaban Renggani.

"Kamu itu yang pertama buat aku" ucap Renggani

"Laki-laki pertama yang ku kenal selain Ayah"

"Lelaki pertama yang berani menggandeng tanganku"

"Lelaki pertama yang mengusap air mataku, kemudian meluk aku"

"Orang pertama yang akan selalu menemukanku dimanapun aku sembunyi"

"Pacar pertama aku.. And the one who stole my first kiss, too"

"...and you know the rest lah.. "

Waksa kembali terkekeh mendengar penuturan Renggani.

"Habis ini aku mau telpon Ayah, ah" ucap Waksa

"Mau ngapain?"

"Mau bilang makasih, udah jagain dan ngebesar'in calon istri aku dengan sangat baik, sampe akhirnya aku siap buat ngebahagia'in dia"

Kini giliran Renggani yang terkekeh.

"Aku gak pernah nyesel ambil keputusan untuk nikahin kamu secepat ini"

"Kenapa? Bukannya aku jadi beban ya? Harusnya kamu bisa fokus kuliah, kamu bis-"

Kata-kata Renggani terhenti ketika bibir Waksa menyentuh lembut bibirnya.

"Kalo kamu ngomong gitu lagi, aku gak bakal segan-segan bikin kamu gak bisa keluar rumah seminggu kedepan" ancamnya dengan seringai di sudut bibirnya

Mata hitam yang selalu nampak ramah itu menggelap.

"Tau gak siapa orang yang aku temuin setiap hari tapi gak pernah ada rasa bosan sedikit pun?" bisik Waksa

Ia menyatukan dahinya dengan milik Renggani hingga hidung mereka saling bersentuhan, kemudian ia menatapnya dalam.

"Itu kamu... " lanjutnya

"Tau gak siapa orang yang terlihat setegar batu karang tapi paling ingin aku lindungi?"

"Kamu... "

"Tau gak siapa orang yang paling ingin aku bahagia'in meskipun tiap hari ia tersenyum didepanku?"

"Tau gak-"

Telunjuk Renggani menghentikan ucapan dari bibir Waksa

"Tau gak siapa orang yang paling aku cintai seumur hidup aku?"

Kini giliran Renggani bertanya

"Itu kamu... " bisik keduanya bersamaan

Senyuman hangat itu ter-copy-paste dengan sempurna di setiap sudut bibir mereka.

"Apapun yang terjadi, jangan pernah hilang kepercayaanmu sama aku ya, Ay.."

•FIN•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•FIN•

**namanya juga pillow talk, banyak omongannya doank XD

Jangan lupa medianya di play dan dibayangin kalo yang nyanyi Waksa bareng Dewa =p

This Path, Our Journey, Your ChoiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang