Slice of life dari Ruang Musik
Sesuai judulnya, cerita ini akan berkisah tentang perjalanan masing-masing karakter di Ruang Musik.
Jalan apakah yang akan mereka pilih?
Temukan jawabannya disini..
Hanya sebuah sapaan singkat yang mengawali sebuah pertemuan. Menyatukan satu demi satu benang merah kehidupan yang membuat mereka manjadi saling terkait. Bukan hanya berkisah seputar mereka, tapi kisah-kisah lain dengan campur tangan Sang Pencipta.
"Bri, geser dikit napa?!" protes Surya yang nampak risih
"Gak bisa Sur, Waksa udah ndemplok ini!"
Waksanya udah anteng pasang muka ganteng di barisan belakang
"Tahan aja Bang, tahan" Dewa sudah pose lengkap dengan senyum pepsodent-nya
"Ribut aja lu pada. Udah senyum aja yang lebar!!!" pungkas Jav
1!
2!
3!
KLIK
"Anjaayy! Alay banget kita"
Komentar Brian diselingi dengan tawa renyahnya ketika ia menerima hasil foto mereka. Keempat temannya segera berkumpul mengelilinginya untuk sekedar mengecek hasil perbuatan mereka barusan. Tawa dan cibiran keluar dari mulut-mulut lucknut itu.
"Heh! Ide siapa cobak? Elo kan yang kurang kerjaan!" ujar Jav sambil menoyor kepala Brian
"Baguuuss. Wallpaper worth it nih!" seru Waksa excited
"Sa, plis!"
"Lucu tauk! Kita kan gak pernah foto studio berlima gini"
"Ya gak disini juga kalik kalau mau foto studio. Ini acara wisuda woe!"
Yep, mereka saat ini sedang di selasar Gedung Graha Sabha Pramana, gedung bersejarah terutama bagi para almamater Universitas di tempat itu bernaung. Teriknya matahari yang menyengat tak memudarkan semangat mereka untuk ikut meramaikan acara Wisuda Akbar.
Sebenarnya Enam Hari diundang untuk perform bersama tim paduan suara dalam acara wisuda tersebut. Tapi berhubung mereka perform-nya awal jadi mereka sekarang keleleran di selasar gedung.
"Daripada gabut nungguin yang wisuda gak kelar-kelar ritualnya. Ya gak, Sa?"
"Yoi. Seenggaknya kan kita jadi punya kenangan"
Waksa masih mengamati hasil foto mereka dengan senyuman lebar.
"Kalau salah satu dari kita wisuda bakal kaya gini juga kali ya?" celetuk Waksa
Mereka terdiam saling memandang, mulai menyadari bahwa kata-kata Waksa ada benarnya. Bahwa tak selamanya mereka bisa bersama seperti ini, berbagi beban sebagai mahasiswa nyambi ngeband.
"Cepat atau lambat" ujar Surya
"Satu per satu dari kita lulus..." sambung Brian
"Is it means suatu hari kita juga bakal graduate dari Enam Hari?" tanya Jav
Tidak ada satu pun dari mereka yang mampu menjawab pertanyaan itu. Hanya sekedar yes or no question tapi entah kenapa begitu berat ketika harus mengatakannya.
"Dewa janji pasti hadir di setiap wisuda abang-abang"
"Ya kalo lo wisudanya paling akhir, Wa" jawab Surya sambil menepuk pundak si bontot
Yang lainnya terkekeh mendengar jawaban Surya.
"Gak yakin gue sama.. tuh" tunjuk Waksa dengan dagunya
Yang ditunjuk masih clueless.
"Ya kalo sampe Jape keselip sama Dewa, gue bakal bikin anak 7 deh!"