Don't Hear ● Woozi

957 74 3
                                    

*******

Dia memang kekasihku, tapi..
Kami tidak terlihat seperti sepasang kekasih.

*

*

*

"Nuna? Sedang mencari siapa?" tanya Seungkwan saat aku masuk ke studio latihan mereka.

"Woozi oppa. Apa dia ada?" tanyaku gugup.

"Dia---."

Seorang namja dengan tinggi tubuh yang hanya mencapai 164cm itu keluar dari studio rekaman dan memandangku dingin.
Dapat dikira kami memiliki perbedaan tinggi hampir 10cm.

"Mwoya? Kenapa datang? Kan sudah kubilang, aku sibuk!" tegasnya sembari menghampiriku.

"N-ne.. k-kalau begitu aku akan kembali---."

Aku membalikkan tubuhku dan hendak pergi, tapi Woozi menahanku.

"Chakkaman, umh.. aku akan membereskan barangku," ucapnya kemudian.

"O-oppa.. g-waenchana.." aku tidak mau merepotkannya.

"Aku tidak suka penolakan, neo ara?!" ketusnya.

Aku hanya bisa diam.

"Yeoreobbeun.. na ganda.." ucap Woozi sembari menarikku lembut, pergi meninggalkan gedung latihan milik agensinya ini.

*

*

*

Walaupun sudah menjalin hubungan hampir dua tahun, Woozi.. dan aku.. tidak terlihat seperti sepasang kekasih. Perbedaan tinggi yang sedikit mencolok, ketidakdekatan, membuat kami benar-benar tidak terlihat seperti sepasang kekasih.

Bahkan dia jarang meng-handle tanganku, dia.. aku tahu dia tidak suka skinship.

"Chagi.. lihatlah yeoja dan adiknya itu, adiknya sangat imut ne?"

"Omo.. kyeowo..."

"Aigoo... apa mereka sepasang kekasih? Namjanya sangat pendek, eoh!"

"Mereka tidak terlihat serasi."

Aku.. semakin merasa bersalah padanya.

SIIIINGGGG

Seketika suara-suara penuh ledekan itu terdengar samar. Aku tidak dapat mendengarkan apapun dengan jelas.
Aku mendapati Woozi menutup telingaku dengan tangannya.

"Jangan dengarkan mereka.." bisiknya lembut, aku mengangguk.

Woozi meng-handle tanganku lagi, membawaku menjauh dari keramaian taman umum sungai Han ini.

"Oppa-ya.. maaf mengganggu waktu kerjamu. Lain kali aku---."

"Gwaenchana," jawabnya datar.

"Oppa.. aku janji tidak akan meminta untuk hangout selain dimalam hari lagi. Mianhae.." aku benar-benar merasa bersalah.

"Wae?" tanya Woozi sembari menatapku.

"Aku.. aniya.." aku tidak bisa menjawab. Aku takut itu menyinggungnya.

"Apa kau masih memikirkan kejadian tadi? Hh~ jangan dengarkan ocehan mereka. Mereka tidak penting, ara?!" tegasnya, aku.. hanya dapat mengangguk.

"Oppa---."

Lagi-lagi, ia tak membiarkanku bicara.

Kali ini, dia membekapku dengan bibirnya. Walau sering melakukan ini, aku.. masih sangat canggung untuk menerimanya. Aku tidak pernah meminta ataupun membalasnya, aku hanya diam dan membiarkannya mendominasi.

Kpop Imagine • K-Idols | ✔Where stories live. Discover now