12. ᴛʜᴇ ʀᴇᴀʟ ʜɪᴍ, ᴘꜱʏᴄʜᴏ

शुरू से प्रारंभ करें:
                                    

Kini, Jimin telah berada jauh dari keramaian. Ia memilih untuk melewati rute yang sunyi agar lekas mencapai tujuan selanjutnya. Sekujur tubuh Jimin bermandikan keringat kendati angin malam tengah berembus pelan, menerbangkan surai legamnya yang berkilat kala ditempa pias benderang dari bulan. Nyanyian jangkrik sesekali usik pendengarannya, hingga akhirnya pecah dengan satu klakson yang mendengung, serta-merta membawa sebuah taksi berhenti tepat di sisi kanannya.

"Taksi, Tuan?"

Sejemang Jimin terdiam. Ia coba menghitung uang yang tersisa di dalam saku celana sebelum benar-benar naik ke dalam kendaraan tersebut. Setelah dirasa-rasa cukup dan menyisakan sedikit untuk jatah makan malamnya nanti, barulah pemuda itu mengangguk pelan dan membiarkan tubuhnya masuk, kemudian duduk di bangku penumpang. Nyaman dan hangat; itulah yang dirasakan Jimin sebelum terlelap karena rasa lelah yang menggelayuti tubuh.

Entah berapa lama—ia sendiri tidak tahu sebab tak ada jam atau ponsel yang melekat di tubuhnya—Jimin terlelap. Pandangannya masih buram kala membuka kelopak mata yang setengah membengkak itu. Jimin menjatuhkan pandangannya ke arah jendela. Alam bebas di luar sana benar-benar mengerikan dengan pepohonan tinggi yang menjulang di atas tebing yang sewaktu-waktu bisa saja longsor dan menimbun tubuhnya. Juga, jalanan lengang ini tidak dibekali oleh lampu sebagaimana mestinya. Lantas, penerangan hanya bergantung pada lampu depan mobil, pula bulan yang menggantung tinggi di langit.

Jimin tidak mengerti, sungguh. Rasanya ia telah melewati jalanan ini berulang kali. Memang keadaan di luar sana gelap, tapi papan tua yang bertuliskan 'West Side 5 KM' di kiri jalan tidak bisa membohongi. Dirinya memang telah melewati tempat ini sekitar empat atau lima kali. Merasa ada seseuatu yang ganjil, Jimin memberanikan diri untuk berbicara langsung pada sang supir.

"Permisi, kupikir kita telah melewati jalur ini beberapa kali. Kau harus berbelok ke kiri saat di pertigaan nanti."

Sang supir nampak mengeratkan cengkramannnya di balik kemudi. Parasnya sedikit terhalang, tapi tidak dengan baritonnya yang menyahut tenang. "Tidak, Tuan. Saya telah mengambil jalur seperti yang Anda minta. Arboretum, bukan?"

"Ya, tapi ..."

Belum sempat menyelesaikan kalimatnya, lelaki itu kembali bersuara, "Sebaiknya Anda kembali beristirahat saja. Saya akan membangunkan Anda apabila kita telah sampai di tempat tujuan."

Kepalanya mendadak mengasumsikan bahwa memang ada sesuatu yang tidak beres. Jadi, kembali memejam dan berpura-pura terlelap, Jimin mulai melakukan aksinya. Praduga akan dirinya yang akan dirampok mulai menginvasi otak. Astaga, yang benar saja. Ia bahkan tidak memiliki barang berharga yang pantas untuk dirampas.

Namun, alih-alih menemukan sang supir menodongkan sebilah pisau di depan leher dan meminta isi tasnya, Jimin malah harus menahan getir kala merasakan roda berdecit dengan tubuhnya yang terhuyung ke depan. Tepat di hadapannya, sang supir tahu-tahu saja sudah berada di dekatnya dengan tangan yang menghimpit bahu Jimin untuk semakin menekan jok bagian belakang.

"Anda sangat tampan, Tuan." Bodohnya, Jimin terlambat untuk menyadari ini semua. Supir tersebut membuka topi hitam yang membungkus kepala botaknya. Lengan kekar dan berurat itu menyentuh paha Jimin dengan ujung jari telunjuknya yang menyentuh pelan selangkangan pemuda Park itu. "Apa Anda pernah melakukan seks dengan laki-laki? Kalau sudah, mari lakukan lagi bersama Saya. Dan kalau belum, Saya akan senang hati mengajarinya."

Membeliak, Jimin lekas menepis tangan yang meraba-raba area selatannya. Setelah satu menit berlalu dengan tubuhnya yang dijamah, pun, ia tersadar. Ini bahkan lebih buruk daripada aksi pencurian, pikir Jimin. Terjebak di tempat antah berantah bersama seorang lekaki gay sama saja seperti sebuah neraka dengan gerbangnya yang terbuka dan langsung menelannya hidup-hidup. Demi Tuhan, atau apa pun itu, Jimin enggan disetubuhi oleh laki-laki. Ia masih normal, otaknya tidak bergeser sedikitpun.

Enigma, The Shadow [Re-write] | ✔जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें