Lima Puluh Satu

18.8K 4.1K 1.1K
                                    

Faili menghembungkan nafas, membuat kedua pipi bulatnya mengembung. Ia menoleh kanan kiri, memasang wajah galak sok jutek melangkah di koridor sekolah. Gadis itu beberapa kali menoleh ke belakang dengan waspada, lalu kembali berjalan lagi.

Lagaknya sudah seperti artis yang diincar paparazi.

Faili melengos. 'Cih. Ganteng sih ganteng. Tapi kayak psikopat,' gerutunya pelan melangkah menuju ruang radio. 'Liat aja kalau dia ngedeket gue tampol!'

"Kak Faili?"

"ALLAHUAKBAR MAMAH PAPAH YAALLAH KAK NEHWAAAAA!!!"

Faili langsung jongkok dan menutup wajah dengan kedua tangan, merengek ketakutan.

Cowok itu malah tertawa begitu saja. Ia berdehem, mencoba menahan geli dan mendekat. Kemudian ikut berjongkok di depan Faili.

Faili merengek seperti anak kecil. Lalu dengan takut-takut mendongak. Ia meneguk ludah, segera menguasai diri memasang tampang galak.

"APA?!"

"Astaga," Guanlin termundur kaget. "Sett dah galak amat."

"NGAPAIN LO JONGKOK DEPAN GUE!?"

"Napa sih kak sewotan banget," kata Guanlin santai. "Gue nggak gigit kali."

Faili mendengus, dengan kesal bangkit berdiri. Ia memasang wajah galak tak bersahabat.

Tapi malah membuat Guanlin tersenyum gemas. Cowok itu dengan tenang ikut berdiri. "Paan cemberut gitu? Jadi lucu."

Faili melotot, maju tak takut. "Apa? Lo bilang apa? Lo nantang gue?" tanyanya dengan nada tinggi dan dagu agak terdongak berkacak pinggang.

Guanlin agak menarik diri, lalu tersenyum geli. "Kenapa sih? Lo masih mikirin tentang stalk itu?"

Faili mendecih, menegakkan tubuh lagi dan melipat kedua tangan di depan dada. " Lo siapa dan kapan kita pernah ketemu dan kenapa lo tau banyak hal tentang gue?" tanyanya dengan cepat.

Guanlin masih memasang wajah tenang. "Kita ketemu pas SMP..... dan... gue follow lo udah cukup lama," katanya dengan ringan.

"SMP?" Faili mengernyit, "Gue nggak ngerasa kenal lo."

"Emang nggak," jawab Guanlin terkekeh kecil.

'Huhu mamah,' Faili merengek dalam hati. Lalu berdehem dan sok mendongakkan dagu. "Terus? Gimana lo bisa tau gue?" tanyanya galak.

"Eum..." Guanlin bergumam, membuat Faili makin gemas. "Gue punya jawaban kenapa greentea warnanya hijau dan bukan pink," katanya tiba-tiba membuat Faili terlonjak.

Cowok itu tersenyum miring, "lo mau tau?"


**


Faili duduk tak tenang. Ia melirik, tapi kembali pada laptop saat cowok itu menoleh langsung membalas tatapannya. Faili jadi mendecak, tak fokus mendengar penjelasan Miss Sunny di ruang Radio sore itu.

"Jadi, ide kalian apa?" tanya Miss Sunny membuat Faili tersentak dan mengerjap tersadar.

"Itu aja Miss, horror spesial," celetuk Seungkwan memberi ide. "Kan kita nggak pernah tuh."

"Wah iya iya! Seru!" kata Dino langsung setuju. Walau memang ni anak tiap rapat iya iya aja biar keliatan mikir.

Faili mengerjap, mulai merasa tak enak. "Eung.... kalau gitu gue nggak nyiar deh..." katanya meringis kecil.

"Lah napa dah? Kan lo penyiar utama, ketua," kata Yoojong memerotes. "Elah Fai, hantu doang."

'HANTU DOANG LO BILANG?' batin Faili melotot membuat Yoojung mengernyit bingung tak mengerti.

Heart Attack [REPUBLISH]Where stories live. Discover now