Before

1.7K 121 20
                                    

Sebelumya aku nggak pernah punya diary. Diary ini dibelikan oleh mamaku kemaren. Katanya ia membelinya karena diary ini terlihat sangat bagus dan ia ingat kalau warna merah adalah warna kesukaanku.

Aku sangat senang, tapi bukan karena diarinya, tapi karena mama sngat menyayangiku. Aku juga sayang sama mamaku. “I love you Mama”.
Karena aku tak terlalu suka menulis, munkin diari ini akan sepi, hal-hal penting saja yang akan aku ceritakan di sini. Seperti cerita di bulani ini.

########

Hari pertama aku masuk di SMA Screen Dream membuat hatiku seperti tersayat-sayat. Saat tiba digerbang sekolah, kulihat ada seorang gadis berwajah oriental turun dari sebuah mobil mewah, kedua orangtuanya terlihat tersenyum dan melambaikan tangan didalam mobil mewah itu.

Belum sempat memalingkan pandangan aku melihat seorang gadis dengan senyum cerah secerah matahari, mencium pipi sang ibu yang mengantarnya sekolah dengan naik mobil mewah juga.

Perlaha-lahan air mataku menetes-netes dipipi. Aku iri pada mereka, mereka terlihat amat bahagia.

“udah kaya… bahagia lagi.. hmmhhh” aku mendesah.

Aku masuk ke dalam sekolah lalu aku masuk ke kelas XI IPS 2 yang merupakan kelas baruku di sekolah baruku ini.

Sebelumya aku sekolah di SMA Nagasaki yang berada di luar kota ini. Namun, aku harus pindah karena papaku yang seorang pejudi dikejar-kejar rentenir.

Rumah kami yang besar pun dijual untuk membayar hutang.
Papa itu orangnya kasar, bisanya hanya menghabiskan uang mama. Dia juga sering mukulin mama, aku pun tak luput dari kelakuanya itu.

Keluarga kami amat sangat tidak harmonis, hampir tiap hari aku mendengar percekcokan kedua orangtuaku. Aku ingin marah dan protes tapi aku takut pada papa dan aku takut akan menimbulkan masalah yang lebih besar.

Kembali ke topik awal “Sekolah Baru”
Saat masuk kelas, ternyata apa yang aku dapati?, gadis oriental dan gadis senyum cerah yang tadi pagi, ternyata satu kelas denganku.

Tak kusangka aku malah duduk sebangku dengan gadis senyum cerah, yang tepat berada di belakang bangku si gadis oriental.

Kami pun saling berkenalan, mereka ternyata sangat baik hati dan tidak sombong,  mereka berdua juga sangat seru dan menyenangkan. Sakit hatiku tadi pagi seakan hilang ditelan canda tawa kami bertiga.

Gadis senyum cerah tadi bernama Nasya Alfiana, dia bilang dia hanya tinggal bersama ibu dan adiknya karena ayahnya telah meninggal.

Ibunya adalah seorang pengusaha konveksi yang sukses, dan memiliki beberapa butik ternama. Hidupnya sangat mapan dan bahagia walau tanpa kehadiran sosok ayah.

Kalau gadis oriental namanya Akira Yamada, ayahnya orang jepang sedang ibunya orang Indonesia, dia menetap di sini karena ayahnya yang memang seorang direktur besar di salah satu perusahaan ternama.

Aku sangat iri dengan mereka, tapi apalah daya aku tak bisa melakukan apa-apa. Bagi keluargaku, tak mungkin menjadi keluarga harmonis layaknya keluarga Akira, karena sampai kapan pun papa takkan pernah berubah. Menjadi keluarga seperti Nasya itu mungkin saja,. Tapi jika papa MATI!.

Juli 2014
ZEA

Diary Merah (END)Where stories live. Discover now