2

5K 117 5
                                    

Malam tidak begitu menyenangkan bagiku, musim gugur di bulan November, seharusnya aku menjenguk ibuku di Jacksonville tapi apa boleh buat Sehun selalu ingin bersama denganku. Ia tidak akan pernah jauh dari. Ingat – ingat Sehun apa yang dilakukan dengan urusannya sampai ia dengan mudahnya meninggalkan diriku tanpa meninggalkan apapun.

Mungkin kalian mengira aku adalah sesosokmanusia yang jahat, karena dengan mudahnya bermain dengan lelaki lain, kami hanya berteman setiap orang akan membahas hubungan aku dengan Sehun.

Selama kami menjadi partner tidak ada yang berubah, Sehun tetap dengan sifat dingin dan wajahnya yang tidak merespon apapun. Sehun mengenal diriku saat aku masuk kuliah di New York University, bukan hal yang kebetulan karena ia juga satu jurusan mata kuliah denganku. Aku juga bukan seseorang yang mudah bergaul dengan orang baru. Kami kenal karena membuat tugas esai Romeo dan Juliet bersama. Saat itu ia tidak terlihat senang dengan tugas yang diberikan dosen tersebut, terlalu monoton katanya. Ya, memang benar, karena jurusan sastra tidak akan jauh – jauh dengan esai sastra lama yang membuat kami pusing dengan tugas kami.

Mengingat sebentar lagi hari raya Thanks Giving, aku ingin bertemu dengan ibuku. Ibuku tahu bahwa aku beruhubungan dengan pacarku yang seorang dokter, ia sangat senang saat mendengar aku berhubungan dengannya, nama pacarku Ezra. Memiliki wajah nan ksatria dia benar – benar sangat tampan, apalagi dengan profesinya seorang dokter. Bukan karena aku yang haus akan uangnya, tapi karena kami mencintai. Ezra juga mencintai diriku apa adanya.

Teleponku berdering, dari Mark, teman sekamarku. Dari beberapa hari yang lalu Mark jarang pulang ke flat kami, ia sibuk dengan pacar barunya. Di dalam pertemanan kami ia tidak tahu hubungan aku dengan Sehun,tidak ada temanku atau teman Sehun yang tahu akan tentang hal ini. Aku dan Sehun menyimpan rahasia ini dengan rapi, hingga tidak ada seorang dari teman kami tahu akan itu.

"Kai, keluar kau dari kamarmu. Hari ini ada pesta sebentar lagi ada perayaan Thanks Giving, aku tidak akan membiarkanmu mengurung dirimu di rumah. Kau baik – baik saja 'kan, Jongin?" aku mendesah berat, mendengar perkataannya.

"Aku malas."

"Apa aku harus menjemput dirimu, atau aku harus memanggil teman bertattoo – mu untuk menjemput diirmu?"

Teman bertattoo, Sehun? Tidak mungkin ia berada di pesta itu.

"Siapa teman bertattoo – ku? Sehun?"
"Nah." Ia setengah berteriak.

"Bukan dia, apa aku harus meminta Chanyeol yang sedang sibuk dengan pacar mungil untuk menjemputmu?"

"Tidak, Mark. Aku bisa sendiri. Memangnya ada pesta di mana?"

"Rumah Brittany, ku harap kau senang bertemu dengan jalang itu," ia terkekeh saat mengucapkan nama perempuan itu. Brittany adalah gadis yang bergaya murahan seperti layaknya jalang di pinggir jalan. Sesosok di batinku memuntahkan seisi perutnya saat memikirkan Brittany.

Aku mendesah, "Okay, aku akan ke sana."

Aku bersiapkan diri untuk datang ke tempat gila tersebut, aku bukan lelaki nakal yang akan dekat dengan siapa pun. Aku adalah tipe yang kaku dengan pertemanan yang seperti ini, bisa dikatakan aku terlalu polos untuk mengenal kehidupan liar yang seperti ini. Orang – orang mengenal diriku sebagai Kim Kai yang polos, rajin mengerjakan tugasnya, dengan sifat –sifat baiknya. Tapi semua itu salah, aku bukan terlahir seperti yang kalian pikirkan.

Aku berjalan keluar rumah, mencari taksi lalu pergi ke rumah Brittany. Selama perjalanan, aku hanya berharap akan bertemu dengan Sehun di sana. Tapi tidak mungkin ia akan pergi dengan teman - temannya menghiraukan diriku yang ada di sekitarnya. Aku berharap akan semua itu, semua perasaan yang aku miliki kepadanya. Aku merasa bimbang pada diriku sendiri, aku seperti berasa di ambang – ambang. Mengapa aku merasa bodoh seperti ini. Aku tidak menyukai akan hal itu, semuanya sangat menyiksa diriku dan hatiku. Mungkin aku adalah pacar yang sangat jahat, karena bermain di belakangnya. Oh tidak, aku bermain di belakang semua orang, aku sebagai pemeran utama yang sangat buruk, paling buruk.

Friends with benefitWhere stories live. Discover now