MSB // 3

18.9K 1.5K 36
                                    

"Bagaimana Kakak bisa mengenaliku?" tanya Sandra pada Alan dengan perasaan yang hanya diketahui olehnya.

Ya. Pria yang menabrak trolinya adalah Natanya. Pangeran impiannya sejak kecil. Baru beberapa hari yang lalu ia mengobrol dengan Sofia, membicarakan bagaimana ia bisa mengenali Kak Nata jika suatu hari mereka bertemu. Nyatanya dia mengenali dirinya.

"Aku masih ingat wajahmu, walaupun tidak sechubby dulu" ucap Alan santai.

Setelah dari mini market Alan dan Sandra memutuskan untuk minum di sebuah cafe. Dua keponakan cantik Alan sedang asik bermain di sudut cafe yang menyediakan tempat bermain untuk anak-anak walaupun sedikit.

"Benarkah?" tanya Sandra sambil memegang wajahnya.

"Apa wajahku masih terlihat seperti waktu aku berumur sepuluh tahun?" ucap Sandra pelan sambil meraba wajahnya.

Alan tertawa melihat tingkah lucu Sandra. "Sudahlah jangan di pikirkan. Aku jadi lebih yakin saat melihat trolimu yang terlihat penuh dengan chitato" sahut Alan lagi.

Alan masih ingat, Sandra kecil sangat menyukai Chitato dan Alan sedikit heran karena sampai sebesar ini Sandra masih menyukainya.

Wajah Sandra memerah. Ia malu sekaligus senang karena Kak Natanya masih mengingat makanan kesukaannya.

"Kakak di Jakarta sudah lama ya?" tanya Sandra kemudian.

"Kakak memang pindah ke Jakarta" jawab Alan.

"Kenapa waktu itu Kakak tidak memberitahuku kalau Kakak dan keluarga Kakak akan pindah?" tanya Sandra terdengar ada kesedihan saat ia menanyakan hal itu.

Rasa kehilangan yang begitu besar bagi Sandra kecil saat tahu kalau Alan dan keluarganya pindah. Sandra yang terbiasa bersama Alan sangat sedih, ia tidak mengerti kenapa Alan tidak memberitahunya atau hanya sekedar pamit padanya.

Wajah Alan berubah, ia merasa bersalah karena waktu itu ia memang tidak memberitahu apa-apa pada Sandra.

Mereka dulu sangat dekat, rumah mereka bertetangga dan karena Alan lebih besar dari Sandra, orang tua Sandra sering menitipkan Sandra di rumahnya. Mereka biasanya bermain bertiga dengan Kak Angie.

"Maafkan Kakak ya, waktu itu Kakak tidak sempat memberitahumu" ucap Alan dengan tulus

"Iya Kak, tidak apa-apa" jawab Sandra miris. Tidak sempat kata Sandra tertawa dalam hati.

"Uncle, aku sudah bosan bermain" Ema dan Emy menghampiri meja Alan.

"Kalian mau pulang?" tanya Alan yang di balas anggukan oleh si kembar.

"Tunggu. Ini untuk kalian" Sandra menyodorkan dua batang coklat pada si kembar.

"Terima kasih aunty..." jawaban Ema dan Emy terputus.

"Sandra" jawab Sandra kemudian.

"Iya aunty Sandra, thank you" Ema dan Emy mencium pipi Sandra bersamaan membuat Sandra gemas dan mengacak rambut mereka.

"Id linemu?" tanya Alan pada Sandra.

"Oh iya" ucap Sandra senang, setelah berbagi id line Alan pamit mengajak si kembar pulang, sedangkan Sandra masih terpaku di tempatnya.

Rasa bahagia yang teramat menyeruak di hatinya. "Ini benar-benar mimpi" gumamnya.

Sandra segera menekan nomor ponsel Sofia. "Angkat dong" ucapnya saat Sofia belum juga menerima panggilannya.

"Sofia" pekik Sandra histeris saat mendengar suara Sofia.

"Eh, gila lo. Sakit kuping gue" sahut Sofia.

I Love You_My Stupid Boy (COMPLETE)Where stories live. Discover now