Part 10

29.5K 1.6K 22
                                    

Hello, I am come!!
sorry lamaaa, jarang ol soalnya.

Btw buat yg kemarin nanya, apakah versi wattpad sama dengan versi cetak/ebook?

Jawabannya;
Inti/ide cerita sama.
Cuma versi cetak lebih panjang, untuk adegan dewasa, di wattpad nanti akan di skip, untuk menjaga adik2 kita yang masih belia tidak membacanya^^
(Adegan dewasanya vulgar gmn ya, gw kasi sampel ya. Mudahan yg baca gak ada yg dibawah ukur. LoL)

Aku senang dengan adegan romantis sedikit mesum seperti ini LOL

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku senang dengan adegan romantis sedikit mesum seperti ini LOL

Oke deh, happy reading ya

Part 10

Leana mengenakan gaun berwarna putih tanpa lengan dengan model leher berbentuk huruf V. Gaun dengan panjang setengah paha itu mengekspos indah paha dan betis langsingnya yang putih mulus.

Sepatu hak tinggi dipadu dengan tas berwarna hitam, semakin menyempurnakan penampilan Leana.

Rambut panjangnya yang berwarna cokelat keemasan, tergerai indah membingkai punggung. Bagian ujungnya diikalkan untuk menambah kesan anggun. Bukan ikal permanen. Leana memiliki rambut lurus yang indah. Ia akan mengikalkan rambutnya saat merasa gaun yang ia kenakan dan riasan wajahnya harus dipadukan dengan rambut ikal agar tampak menawan.

Sambil merangkul lengan berotot Davian yang mengenakan celana panjang berbahan jins berwarna gelap dan kemeja lengan pendek pas tubuh berwarna putih yang mencetak tiap otot tubuh pria itu, Leana melangkah memasuki sebuah restoran ternama di ibu kota.

"Mereka di sana." Davian menunjuk sebuah meja.

Mata Leana mengikuti arah yang ditunjuk Davian. Ada tiga orang pria sebaya Davian yang sudah duduk menunggu di sana. Ketiganya berwajah tampan. Di meja lain yang sejajar dengan meja teman-teman Davian, tampak beberapa pria bersetelan lengkap.

Leana mengerut kening. Apakah salah satu dari pria-pria itu membawa pengawalnya? Sekilas pandang saja Leana tahu ketiga teman Davian itu bukan dari kalangan biasa.

Salah satu dari ketiga pria itu melambaikan tangan.

Davian mengangkat tangan perlahan, lalu mengajak Leana menghampiri teman-temannya.

Ketiganya serentak berdiri tatkala Davian dan Leana sudah tiba di dekat mereka.

"Wow! Jadi ini istri sobat kita. Cantik sekali!" seorang pria berambut pirang yang disisir dengan model acak-acak, berkomentar sambil mengulurkan tangan. "Javier."

Leana tersenyum manis dan menyambut dengan anggun uluran tangan pria tampan bermata cokelat muda di depannya. "Leana," ujar Leana lembut dengan nada ceria. Setelah beberapa detik, Leana menarik tangannya dari jabatan Javier.

"Hati-hati, Leana. Dia playboy pemangsa wanita cantik," goda Davian menyeringai saat melihat tatapan berbinar Javier.

Tawa Javier meledak. "Kau berlebihan, Bung. Tentu saja Leana tidak akan menjadi salah satu mangsaku meski sebenarnya aku sangat ingin menjadikannya ratu di hatiku. Tapi aku sadar dia milikmu."

Davian menyeringai kecil. "Kau dengar, Leana? Dia sangat pintar menggombal. Mulutnya manis sekali."

Leana tersenyum melihat perdebatan kecil bernada canda antara Davian dengan sahabatnya.

"Dia Lando," Davian menunjuk temannya yang memiliki mata abu-abu yang bersinar dingin. "Dan dia Alven," Davian menunjuk temannya yang lain.

Leana tersenyum manis dan menyambut uluran tangan Lando, kemudian beralih pada Alven yang tampak muram.

"Kami berempat sudah berteman sejak lama, Leana. Ya, bisa dibilang umur kami hampir sama, paling beda-beda tipis," kata Javier akrab sambil terus menatap Leana intens.

Leana tersenyum lebar menanggapi kalimat Javier. Ia duduk di kursi yang disiapkan oleh Davian untuknya.

Dari semua teman Davian yang terlihat tampan dan kaya, ada satu yang menyita perhatian Leana. Bukan Javier yang ramah dan pintar bermain dengan kata manis, bukan juga Lando yang tampan dan terkesan sedikit arogan namun maskulin. Tapi pada Alven yang tampak sedang berpikir berat dengan mata yang terus menatapnya lekat.

Sejujurnya Leana sedikit tidak nyaman ditatap seperti itu, tapi tetap saja ia bersikap biasa dan berusaha tidak memikirkan mengapa Alven bersikap seperti itu.

Dan makan malam dengan keempat pria tampan itu berjalan ceria. Sepanjang makan malam, Javier paling banyak bersuara, mengeluarkan kalimat gombal nan manis, membuat Davian beberapa kali menyeringai. Sedangkan Leana tetap bersikap bersahabat dan menangapinya dengan senyum manis.

***

Bersambung...

Semoga suka ya...
Jangan lupa tinggal vote dan komen untukku
Love you all

Evathink

(IG : evathink)

Repost, 9 maret 2019

__________________________

Evathink mengucapkan :
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H untuk teman2 yang merayakan.
Mohon maaf lahir & batin.

_________24 mei 2020________

Terperangkap Dendam dan Cinta [Tamat]Where stories live. Discover now