Part 4

32.3K 2K 34
                                    

yukk baca...

PART 4

Seperti halnya Davian, Leana juga mengalami hal yang sama. Di tengah ruang keluarga, ia duduk dengan wajah bertekuk. Kedua orangtuanya yang duduk di sofa di hadapannya, tampak menatapnya lekat dengan raut tegang.

"Leana, bagaimana mungkin kau menikah dengan pria yang bahkan Ayah dan Ibu tak mengenalnya?" suara Jeane—ibu Leana—memenuhi ruang keluarga rumah mereka. Wanita setengah baya dengan rambut sebahu dan wajah yang memancar kelembutan itu menatap anaknya dengan kening berkerut.

"Ibumu benar, Leana. Ayah juga tidak setuju kau menikah mendadak seperti ini. Kami bahkan belum mengenal pria itu dan keluarganya," sela Adam Shamus dengan nada kurang senang. Wajah tuanya yang masih tampak tampan, terlihat menegang dengan rahang yang mengetat.

Leana menatap kedua orangtuanya dan menarik napas panjang. "Kami sudah lama berpacaran, Ayah, Ibu. Hanya saja selama ini aku tak pernah mengajaknya berkenalan dengan kalian," jawab Leana berbohong. Ternyata meyakinkan kedua orangtuanya jauh lebih sulit daripada bersandiwara menjerat Davian untuk menikah dengannya.

"Kalau begitu tunda pernikahanmu tiga sampai enam bulan lagi. Kenapa harus dalam waktu seminggu kalian menikah? Kau tidak hamil, bukan?"

Leana menggeleng cepat menjawab pertanyaan ibunya dengan wajah merona. Tentu saja ia tidak hamil. Ia bukan wanita bodoh yang mau saja menyerahkan diri pada lelaki tanpa ikatan. Lagi pula, setelah bertahun-tahun, ia baru punya kesempatan bertatap muka langsung dengan Davian kemarin malam. Sama sekali belum bersentuhan bibir, apalagi berhubungan intim.

"Lalu kenapa harus terburu-buru?" Adam bertanya dengan nada tidak sabar. Amarah tampak jelas menguasai wajah sete-ngah abadnya.

Leana kembali menarik napas berat. Ia menatap kedua orangtuanya dengan pandangan memohon. "Ayah, Ibu, tolong mengerti dengan keputusanku..."

"Bagaimana kami bisa mengerti, Leana? Keputusanmu tak masuk akal!" tukas Adam dengan nada tinggi.

Leana bangun dari duduknya dan berjalan menghampiri ayah dan ibunya, lalu bersimpuh di sana. Leana meraih tangan kedua orangtuanya dan meremas pelan. "Ayah, Ibu.. aku mohon. Izinkan aku menikah dengan Davian. Pernikahan ini sangat berarti untukku..." ujar Leana dengan suara berat.

Tangan Jeane terangkat untuk mengelus rambut cokelat keemasan anaknya dan menatap lekat mata cokelat terang itu. "Leana... Ibu tentu saja senang kau menikah. Tapi tidak semendadak ini, Sayang."

Leana menatap mata ibunya dengan tatapan memohon. "Ibu... aku mohon..."

Wanita setengah baya itu menarik napas berat. "Leana..."

"Ya sudah kalau itu maumu! Tapi ingat, Ayah tidak mau mendengar berita kehancuran rumah tanggamu!"

***

bersambung...

semoga suka ya... minta vote dan komen ya all... thanks

Love,

Evathink

(IG : evathink)

Repost, 7 maret 2019

Terperangkap Dendam dan Cinta [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang