25. Pecundang

2.4K 107 20
                                    

"Selamat menikmati kekalahan ya, Feli cabe busuk!" ujar Ed sambil menyalaminya.

"Lihat aja, gue bakalan menang di pertandingan kita berikutnya!"

"Tetap busuk ya!" nyinyir Trystan.

"Si*l*n lo!"

"Jangan dengerin mereka deh, tetap semangat!" ucap Crystal.

"Gue gak butuh dukungan lo!" ujar Feli.

"Keef fighting!" ucap Verrel.

"Eh ... handsome, thank you banget!" ucap Feli sambil mengedipkan sebelah matanya.

"Kenapa mata lo? Engselnya rusak?!" sinis Verrel.

"Ih ... kok kamu gitu sih!"

"Gak usah genti lo sama tungangan Crys! Btw, udah tahu kan lo bagaimana rasanya dipermalukan!" sinis Eri.

"Bah, siap juga yang malu."

"Oh, masih gak malu ya?!" sinis Lian.

"Toa mana toa?!" teriak Lian tiba-tiba.

"Ini, hon," ujar Trystan sambil menyerahkan toa.

"Tes ... tes ... begini guys, gue sebagai mantan murid Iyura SHS yang terhormat ini. Pasti gue ngerti dong bagaimana kelakukan tim basket Iyura, kalian pernah ngerasa gak sih? Kalau kalian itu sebenarnya hanya di kasih omongan, tanpa bukti?" ucap Lian.

"Oh, gue ngerasa banget tuh. Lo ingat gak sih Lian, yang katanya kalau mereka berhasil masuk fantastic four DBL, kita satu sekolahan bakalan di traktir. Tapi nyatanya sampai kita pindah sekolah pun gak ditraktir, lalu mereka juga ngobral janji lain. Mereka bilang, kalau mereka pasti akan mengalahkan Lex SHS dan itu selalu mereka koar-koarkan saat sebelum kalah DBL dari Lex SHS dan setelah kalah, mereka bilang kalau ketemu lagi pasti akan menang. Nyatanya? Masih kalah juga, 'kan?" ucap Eri.

"Haha ... pecundang mana bisa menang, sih?!" ujar Trys.

"Sekali pecundang akan tetap selamanya jadi pecundang!" ucap Ed.

"Terutama Mario dan Feli, gue ingatkan ya kalian sepasang pecundang. Jangan berani-beraninya mengusik hidup Crystal lagi, terutama untuk lo Feli. Kalau lo sampai berani mencoba menggoda Verrel kelar perusahaan bokap lo!" ucap Lian.

"Oh ya, lo Mario! Jangan harap balikkan sama Crystal, gue tahu lo lagi berakting menerima, bahwa Crystal telah berhubungan dengan Verrel!" ujar Trystan.

"Trys, kamu kok menuduh-" ujar Crystal.

"Sorry, my twin. Tapi ini adalah kenyataan, bukan tuduhan tak berdasar!" ucap Trystan masih sambil menatap tajam Mario.

"Jangan ngarang deh lo, gue fine-fine aja kok kalau Crystal sudah sama orang lain. Itu hak dia, karena gue juga sudah sadar, kalau sebenarnya yang salah itu bukan Crystal namun gue sendiri," ucap Mario.

"Oo, lo anggap apa yang gue bilang ini tuduhan tak berdasar ya?!" ujar Tyrstan dengan nada datarnya yang di sertai senyuman sinis khasnya dan tatapan mata elangnya yang daoat membuat es batu kutub pun mencair.

"Ten-tentu saja, kalau memang tuduhan berdasar harusnya kamu punya bukti dong!" balas Mario gagap yang sebenarnya mulai terintimidasi dengan tatapan tajam Trystan.

"Oo, begitu ya!" ujar Trystan.

"Ed, ambilkan handpohone-ku!" ucap Trystan.

"Oke, Trys!" ucap Ed lalu berlari mengambilkan handphone Trystan di tasnya yang tergeletak di bangku pemain.

"Ini, Trys!" ucap Ed sambil menyerahkan handphone milik Trystan yang baru saja diambilkannya.

"Thank you!"

"So ... bagaimana? Kalian mauendengarkan sesuatu gak?!" ujar Trystan yang membuat suasana di lapangan itu semakin menegang.

Dan tanpa menunggu jawaban mereka Trystan berlari mendekati tempat penyettingan spiker dan mencolokkan handphone-nya dengan salah satu kabel yang ia yakini memang di gunakan untuk menyambungkan handphone dengan audio sound (speaker).

'Eh ... Yo, lo masih ngelanjutin rencana lo?'

'Ya, pastilah!'

'Lo gak takut ketahuan apa?'

'Ngapain takut?! Mereka itu hanya kumpulan orang yang, you know-lah!'

'Lo yakin, nih?!'

'Kenapa? Lo mulai takut? Cupu ah ... lo!'

'Bukannya gue takut, cuma kan antisipasi lebih baik. Apalagi Crystal itu bukan anaknya sembarang orang, gue shock pas dateng ke ulang tahunnya. Gue kira selama ini dia hanya anak daro keluarga yang tidak memiliki pengaruh besar di dunia bisnis, kalau sampai rencana kita gagal. Bisa mati kita, perusahaan keluarga kita jadi jaminannya-'

'Tapi kalau kita berhasil, lo bisa bayangin sendiri. Bisa jadi seberapa kayanya kita, lo tahu sendirikan kalau mendapatkan kerja sama demgam Willsen corp itu gak mudah. Tapi kalau kita sudah kerja sama dengan Willsen corp, huh ... keuntungannya besar. Selain itu juga, kalau udah kerja sama dengan Willsen corp bisa dengan mudah kita melakukan kerja sama dengan perusahan-perusahan besar lainnya.'

'Bener juga sih omongan lo, ya udah kalau gitu gue akan tetap bantuin lo. Asalkan lo jangan lupa aja, kalau rencana lo udah berhasil. Lo harus bantuin supaya perusahaan bokap gue juga bisa kerja sama dengan Willsen Corp, kalau bisa sih ... secepatnya. Karena lo tahu sendiri kan, kalau perusahaan bokap gue tuh, diambang batas. Juga buat nutupi kasus corupsi yang bokap gue buat di perusahaan, kan seperti yang lo bilang kerja sama dengan Willsen Corp itu sangat menguntungkan. Lumayanlah, dapat suntikan dana.'

"Cukup deh sampai sini aja, gue udah muak dengarin rekaman rencana jahat kayak gitu. Bagaimana? Masih kurangkah bukti rekaman yang sudah gue putar?" ujar Trystan setelah dia memberhentikan rekaman yang telah diambilnya.

"Pasti lebih dari cukuplah, Trys!" ujar Ed.

"Jangan percaya sama rekaman itu Crys, huh ... pasti mereka sudah mengeditnya. Mana mungkin gue mau memanfaatkan Crystal yang gak tahu apa-apa tentang dunia perbisnisan, kalau memang niat gue cuma menfaatkan seseorang. Gue pilih aja yang lebih berpengalaman, mungkin salah satunya si-"

"Kasih gue toa!" teriak Crystal.

"Tuh, tangkep, my twin! Maki aja dia sepuasmu!" ujar Trystan sambil tertawa bahagia.

"Thanks!" ucap Crystal sambil menangkap toa yang melayang ke arahnya.

"Okey, pertama lo pikir gue lebih percaya lo dari pada kembaran gue? Yang kedua, sudah ada bukti yang menunjukkan rencana busuk lo? Jadi, bagaimana gue gak akan percaya? Yang ketiga, gue gak peduli sama urusan bisnis kotor lo dan teman lo itu! Yang keempat, gue gak akan pernah balikkan dengan lo lagi! Karena gue udah punya pacah, eh ... tunangan. Yang kelima, gue gak ada sangkut pautnya sama Willsen Corp. Jadi lo telah salah sasaran, gue hanya punya 15 persen saham di Willsen Corp!" ujar Crystal sambil memberikan mic yang telah digunakannya untuk berkoar-koar secara paksa ke tangan Mario.

"So ... guys, ayo kita cabut!" ucap Eri dengan gaya angkuhnya melewati Feli dan dengan sengaja menubrukkan bahunya ke Feli, sehingga Feli terhuyung dan ditangkap oleh Mario.

"Bye, pecundang!" ujar Lian sambil melambaikan tangannya dan berlalu.

"Pecundang sejati, eh?!" ujar Ed dengan sinisnya.

"Tadinya gue pikir, memberi label pecundang ke lo itu berlebihan. Tapi setelah gue tahu rencana busuk lo, lo emang pantas di labeli pecundang!" ujar Verrel sakartis.

"Bye ... pecundang, selamat menikmati neraka dunia yang telah kau ciptakan! Lihat saja apa yang akan terjadi dengan perusahaan lo nanti," ucap Trystan.

I P ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang