Lima

3.3K 334 42
                                    

-repost-

……………][][][][]
.
Sudah seminggu dari pertemuannya dengan Sehun, krystal menjadi uring-uringan tidak jelas membuat ketiga saudaranya menatapnya aneh dan jengah terlebih krystal selalu bertingkah sangat manja lebih manja dari biasanya, aneh sekali.

Krystal menatap pantulan dirinya di cermin, hari ini hari minggu ia akan berolahraga di sungai Han. Dengan balutan serba sport Krystal menaiki sepedanya dan mengayuhnya keluar dari mansion tanpa sepengetahuan semua penghuni mansion kecuali satpam yang menjaga gerbang.

Sebenarnya jam masih menujukan pukul lima tiga puluh, langit masih gelap tapi itu yang Krystal inginkan agar ia tidak terlalu siang sampai ke mansion kembali.

Sudah setengah jam Krystal mengayuh sepedanya di area yang memang khusus untuk pengguna sepeda. Krystal menatap jam nya dan mengayuh sepedanya ke tempat favoritnya di sungai Han untuk aksi curhatnya tentang Oh Sehun yang sudah membuat pikirannya gila.

-------

Seorang pria paruh baya menghirup udara pagi dengan begitu rakus sesekali ia meregangkan otot-ototnya, walau pun ia memakai pakain sport tapi ia tidak seperti anak muda yang akan Joging bermenit-menit ia hanya akan berjalan demi jantungnya yang sakit agar sehat kembali, ini sudah rutinitasnya setiap pagi berjalan di sungai Han karena banyaknya pohon rindang.

Saat ia berjalan pandangannya tertuju pada wanita yang tengah terbaring di pinggir sungai Han dengan perlahan ia mendekati wanita itu.

Ia menyentuh pipi wanita itu dan menepuk secara perlahan. "Hei nona bangun." Ucapnya agak keras agar wanita itu mendengar.

Nihil.

Wanita itu terus saja tertidur tanpa ada pergerakan sedikit pun, dengan cekatan pria paruh baya tersebut menelepon sang supir untuk menemuinya di pinggir sungai Han sebelah utara.

Supir pria paruh baya itu  mengendarai mobil hitam itu menuju rumah sakit terdekat. Para medis sudah menunggu kedatangan mobil hitam tersebut kaerna pria paruh baya itu sejak tadi telah menghubungi pihak rumah sakit.

Para medis membawa wanita yang tidak sadarkan diri ke ruang gawat darurat untuk mencek kondisi pasien.

"Lakukan yang terbaik pada menantu ku." Ucapnya bohong pada sang dokter yang akan memeriksa wanita tersebut.

"Baik Tuan akan saya lakukan dengan baik." Jawab sang dokter dan melangkah memasuki ruang gawat darurat.

"Tuan ini sudah hampir jam 7, Anda harus bersiap untuk menuju bandara Tuan." Ucap sang supir sekaligus asisten pribadinya.

"Tunggu aku di mobil." Jawabnya.

Dia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi sang anak untuk segara datang ke rumah sakit, bagaimana pun ia harus bertanggung jawab selama keluarga wanita tersebut belum mengetahuinya.

"Ya Sehun, datanglah ke rumah sakit Daehan sekarang juga!" Ucapnya dengan tegas.

"........."

"Secepatnya."

"............"

"Jika kau telat 10 menit dari sekarang, mundurlah dari kursi direktur mu!" Ancamnya.

Tut!

Tuan Oh memutuskan panggilan tersebut secara sepihak, ia tersenyum karena ancamannya sangatlah di takuti anak bungsungnya itu.

-----

"Wae Aboji?"tanya Sehun pada ayahnya, ia duduk di sebelah Tuan Oh sambil menetralkan nafasnya.

"Gantikan aku disini, di ruangan itu ada seorang wanita yang sedang di periksa aku menemukannya tidak sadarkan diri di sungai Han. Aku sudah menyuruh pihak rumah sakit untuk menghubungi keluarganya." Ucapnya panjang lebar.

Sehun menghela nafas. "Sepagi ini Aboji menyuruhku hanya untuk menunggu pasien yang Aboji saja tidak mengenalnya." Gerutu Sehun.

"Yak anak nakal dengar, ini pembelajaran untuk kau agar lebih bertanggung jawab! Aku akan ke bandara menjemput eomma mu." Ucapnya dan berlalu meninggalkan Sehun yang menggeram di dalam hatinya.

Pintu ruangan tersebut terbuka, seorang dokter keluar, "Tuan muda Oh ada yang ingin aku katakan mengenai pasien."

"Katakan di sini saja aku lelah." Ucap Sehun.

Dokter Do duduk di sebelah Sehun, lalu berkata. "Selamat istri anda hamil sudah 13 hari, tapi tolong jaga kondisinya sepertinya dia terlalu banyak pikiran, sekali lagi selamat Tuan muda Oh, Anda boleh menemuinya tapi Ia belum sadarkan diri."ucap dokter Do membuat Sehun bingung.

"Istri?" Cicit Sehun.

Dokter Do tersenyum. "Ya tadi tuan Oh mengatakan jika itu menantunya berarti dia istri anda bukan." Dokter Do terkekeh lalau meninggalkan sehun yang masih terbengong.

Istri?

Hamil?

Istrinya?

Hell! Yang benar saja, ia nikah saja belum pernah. Sehun melangkah memasuki ruangan yang sangat beraroma obat-obatan.

Matanya membesar saat melihat wanita yang tengah terbaring di hadapannya, wajahnya sangat pucat.

Krystal.

Sehun menyentuh pipi krystal sangat dingin. Sehun menduduki sofa single yang ada di pojok, matanya terus mengawasi Krystal yang masih saja tertidur.

Sehun tersenyum licik saat sebuah ide muncul di benaknya. Ia menerawang jauh apa saja yang akan ia lakukan. Hanya beberapa menit saja karna suara lenguhan Krystal membuatnya tersadar dan menatap Krystal yang tengah terbangun dengan perlahan.

"Di mana?" Lihirnya krystal sambil mencoba untuk menduduki tubuhnya di kasur. Sehun mendekat membatu Krystal duduk.

"Tuan Oh." Lihirnya, matanya memandang seluruh ruangan serba putih tersebut.

"Hemmm..."

"Kok bisa di rumah sakit?" Tanya Krystal tanpa menatap Sehun, karna ia takut tidak sadarkan diri lagi.

"Aboji menemukannu tidak sadarkan diri di sungai Han, dan dokter berkata agar kau tidak terlalu banyak berfikir." Ucap Sehun.

krystal mengela nafas. Kau lah yang membuatku banyak berfikir Oh Sehun, dengan kurang ajar kau memenuhi pikiran ku yang tidak pernah sekali pun memikirkan lelaki kecuali saudara-saudara ku sendiri. Batinnya.

"Karena terlalu banyak berfikir tidak baik untuk janin di dalam perutmu." Ucap Sehun.

Krysta terdiam mencerna perkataan yang baru saja Sehun katakan.

Janin?

Hamil?

Bayi?

"Aku hamil?" Tanya krystal tidak percaya, Sehun hanya mengaguk. Krystal memegang perutnya, air matanya mengalir begitu saja, bagaimana bisa ini terjadi padahal ia baru satu kali melakukannya.

"Tidak mungkin!" Lihir krystal sambil mengelus perutnya.

"Ada kehidupan?" Tanyanya lagi.

"Hahahaha," krystal tertawa dan air matanya semakin deras, sangat memilukan.

"Kau bohong!" Ucap krystal menujuk Sehun yang bingung akan tingkah Krystal.

"Apa aku sedang berbohong?" Tanya Sehun.

"Bagaimana mungkin dia lahir tanpa seorang ayah?" Tanya krystal begitu frustrasi.

"Tenang krys,kasian kandunganmu." Ucap Sehun menenangkan krystal, tapi krystal tambah menangis. Sehun merengkuh badan krystal membawa pada dekapannya.

"Krystal." Sehun melepaskan pelukannya dan memegang kedua pundak Krystal.

"Tatap aku krys." Ujar Sehun, krystal yang masih menangis menatap Sehun dengan perlahan.

"Biarkan aku yang menjadi ayah dari anak yang sedang kau kandung." Ucap Sehun lirih.

TBC.

Makasih buat votmentnya 💞

Endless love [Repost]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang