Fifteen

3.9K 564 40
                                    

Sesuai perkataannya, Azka akan menemui Sherly setelah mengantar Yura pulang. Dan disinilah akhirnya Azka berdiri, di depan pintu rumah Sherly. Ia masih berdiri didepan pintu, belum melakukan apapun karena otaknya sedang memikirkan kata-kata yang tepat karena mengunjungi Sherly malam-malam begini.

Pasti orang tua Sherly berpikiran yang tidak-tidak karena ini sudah jam 10 malam. Maka itu, ia harus memikirkan kata-kata yang tepat dan berpikir matang-matang, apa harus sekarang atau ditunda saja besok pagi?

Ia tidak mungkin mengirim pesan ke Sherly untuk menemuinya. Karena Azka tahu pasti, kalau Sherly tidak akan mau menemuinya. Apalagi malam-malam seperti saat ini dan ia sudah berjanji untuk tidak muncul dihadapannya lagi.

Keputusan Azka sudah bulat, menemui Sherly sekarang! Dengan keyakinan dan sedikit keberanian, Azka menekan bel rumah Sherly sekali. Berselang sekitar satu menit, Azka ingin menekan belnya lagi, namun pintu rumah Sherly sudah terbuka. Pintu itu terbuka dan memperlihatkan seorang wanita yang usianya mungkin tidak jauh dari Mamanya.

"Malam Tan."

"Malam," mata Mama Sherly menyipit, "teman SMA Sherly bukan?"

Azka tersenyum canggung, Mama Sherly masih mengingat dirinya. "Iya Tan."

Tatapan meneliti Mama Sherly berubah menjadi tatapan ramah dan Mama Sherly juga tersenyum, "Aduh Tante lupa nama kamu, kalau nggak salah nama kamu itu, Azka? Ya bukan? Atau Tante salah?"

Ini sama sekali tidak terpikir oleh Azka sebelumnya, "Iya Tan, nggak nyangka Tante masih ingat nama saya."

"Tante nggak mungkin lupa," Mama Sherly membuka pintunya lebar, "ayo masuk, duduk dulu didalam, Tante panggil Sherly dulu."

"Makasih Tan."

Azka benar-benar tidak menyangka kalau Mama Sherly akan menyambutnya seperi itu. Ia kira, Mama Sherly sudah melupakannya. Perkiraannya ternyata salah dan itu sedikit membuatnya senang. Hanya sedikit.

Azka tersenyum tipis saat melihat Sherly yang menuruni tangga sambil berlari. Sherly sudah menggunakan baju tidurnya dan menurut Azka, itu terlihat lucu.

"Teman Sherly yang mana Bun? Kok ng..... AZKA?!!!"

"Hai muffin," Azka merutuki dirinya yang bersikap seperti salah tingkah dan memanggil Sherly dengan panggilan yang ia berikan dulu, "maaf gue ganggu lo malam-malam."

Mata Sherly melebar karena terkejut. Terkejut akan dua hal, Azka yang tiba-tiba ada dirumahnya malam-malam seperti ini dan panggilan itu. Panggilan yang sudah lama tidak di dengarnya, "Ada perlu apa kamu kesini?"

Nada ketus Sherly sedikit menyakiti telinga Azka. Memangnya apa yang ia harapkan? Sherly menyambutnya dengan tatapan lembut dan ramah seperti Mamanya? Jangan harap!!
"Ada yang mau gue bilang sama lo."

"Apa?" tanya Sherly masih dengan nada ketusnya.

"Sherly," Mama Sherly datang menghampiri mereka dengan membawakan minuman dan beberapa makanan, "jangan gitu sama Azka. Nggak baik. Cewek nggak baik galak-galak sama cowok."

"Azka jadi ngerepotin Tante." Azka benar-benar merasa tidak enak.

Mama Sherly menggeleng, "Ini nggak sebarapa loh. Dulu Tante ngerepotin kamu, minta kamu ngejaga Sherly dan ini semua nggak seberapa. Kamu jagain Sher....."

"Bun," Sherly memotong, "Bunda bisa tinggalin Sherly sama Azka nggak, Bun? Soalnya ada yang mau kami bicarain."

Bunda menepuk pundak Sherly, "Jangan galak-galak, nggak baik."

Saat Bunda sudah naik ke atas, Sherly menghela napas panjang dan langsung duduk di sofa yang ada didekatnya. Ia menatap Azka dengan tatapan meneliti, "Kamu mau ngomong apa?"

{2} ILY ( I Love You or I Leave You )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang