RETAK 11

244 11 0
                                    

"Melepaskan bukankah itu jalan
terbaik untuk kita"
-pergi-

Debaran jantung yang sudah tak bisa dihindari dalam diri Bryan. Merasa gugup, gelisah dan bingung apa yang akan ia katakan pada gadis itu. Menyisihkan kemeja yang ia pakai dan melihat sudah pukul 15.30 yang berarti kurang lebih 30menit lagi ia akan bertemu dengan gadis itu.

Bryan sengaja datang awal karena, tidak ingin gadis itu nanti akan menunggunya. Sungguh berbeda 180 derajat dengan dirumah tadi yang sudah mantap akan berbicara dengan Lyren nyatanya, ia saat ini sangat gugup dan berfikir apa yang terjadi selanjutnya.

15 menit telah berlalu, kegugupan Bryan tak kunjung reda dan semakin gugup.

Ada apa ini dengan diriku, kenapa gugup sekali. Oh tuhan bantu aku untuk menyelesaikan semua ini - Bryan

Bryan terus saja menunduk mengarah kesepatu juga rumput taman dengan tatapan kosong dan pikiran melayang kesegala arah. Sampai ia menyadari ada kaki jenjang dihadapannya, ia melihat keatas dan seorang yang ditunggunya sudah datang.

Bryan tersenyum kaku dan mempersilahkan orang itu duduk disampingnya. Lyren duduk dengan santai tanpa menghadap kearah mata Bryan yang bisa saja meruntuhkan pertahanan nya nanti.

"Ada apa?" Tanya to the point Lyren

Bryan yang ditanya hanya diam dan terus menatap Lyren, menghiraukan pertanyaan Lyren atau lebih tepatnya ia tidak mendengar pertanyaan nya itu karena, masih sibuk dengan tatapannya terhadap Lyren. Lyren terlihat menggunakan kaos hitam dan rok merah yang bermodel span dan itu yang membuat Bryan terkagum kepadanya.

Lyren melirik kearah Bryan dengan tatapan bingung "kenapa?" Tanya lagi Lyren.

Bryan terus menghiraukan pertanyaan Lyren, Lyren yang merasakan hal itu langsung berdecak sebal "hei!" Tepok Lyren dibahu Bryan.

Bryan tersadar dari lamunannya "hah iya," sadar Bryan. Lyren memutar bola matanya dengan sinis.

"Apa yang ingin kau katakan?"

Bryan tersenyum "oh iya sampai lupa aku karena, terlalu menganggumi mu sedekat ini."

"Kenapa? Bisa kau ulangi pernyataan mu, suaramu terlalu kecil dan aku sulit untuk mendengarnya karena disini sangat berisik."

"Lyren," ucap Bryan sambil mengenggam tangan Lyren "aku hanya ingin meyakinkan perasaan ku saat ini terhadap mu." Lanjutnya.

Tubuh Lyren saat itu langsung menegang dan debaran jantungnya kini menambah dengan cepat.

Tidak tidak tidak ini tidak boleh terjadi -Lyren

"Maksudmu?"

"Yakinkan aku jika aku tidak memiliki rasa dengan mu dan yakinkan aku jika aku memiliki rasa kepadamu, tolong bantu aku Lyren."

Lyren diam dan matanya kini menatap ke bola mata hitam milik Bryan "apa yang harus aku lakukan?"

"Cukup katakan apa yang kamu rasakan saat ini kepadaku, jika yang kau katakan sangat berpengaruh dengan debaran jantung ku saat ini maka-" Bryan diam tak melanjutkan ucapannya dan menghirup napasnya dalam dalam lalu membuangnya "maka aku menyukai mu." Lanjutnya.

RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang