RETAK 7

340 17 1
                                    

"Tanpa harus ia tau,
Bahwa aku mencintainya"
-im-

-&-

Kriiing

Lyren melihat pintu masuk restaurant, karena ia pikir itu Revan. Ternyata ituu

-&-

Bryan, laki laki itulah yang datang laki laki yang diam diam telah mencuri hatinya. Dia datang tidak sendirian, melainkan bersama wanitanya. Wanita yang sama saat Lyren melihatnya di taman, saat mereka sedang beradegan mesra. Lyren melihatnya dengan seorang wanita yang bukan dirinya mebuat hatinya sakit, seharusnya mereka tidak perlu dipertemukan dalam permainan dunia ini. Karena membuat hati Lyren sakit.

Lyren masih memperhatikan Bryan didepan pintu masuk restaurant. Bryan yang sedang sibuk mencari tempat duduk yang kosong, tanpa sengaja matanya bertemu dengan mata Lyren. Lyren dan Bryan saling menatap satu sama lain, diantara mereka tidak ada yang melepaskan kontak mata seperti itu. Hingga

"Hi Iren sorry telat," sapa Revan didepan pintu masuk, bukan hanya Lyren saja yang menengok kearah Revan. Bryan juga melihat kebelakangnya, posisi Revan yang sangat dekat dengan Bryan membuatnya melihat siapa yang memanggil Lyren.

Revan langsung menghampiri Lyren "lo udah mesen makanan?" Lyren menggelengkan kepalanya.

"Gue sengaja belum mesen, sekalian nunggu lo datang juga." Revan menggangguk menegerti.

Revan mengangkat tangan kanannya untuk memanggil pelayan. Pelayan datang menanyakan pesanan apa yang mereka ingin kan, setelah memesan pelayan itu pergi.

"Maaf boleh gabung? Kami tidak kebagian tempat lagi," ujar cewek itu.

Lyren yang dari tadi sedang nunduk memainkan handphonenya, kini melihat siapa yang berbicara. Lyren tersenyum kaku saat ia tau siapa yang berbicara kepadanya dan Revan, Lyren melihat Revan dan mengkode untuk merespon wanita itu.

Revan tersenyum "yaa, silahkan."

"Yuk by kamu duduk disitu," ujar Caryn kepada Bryan, yah wanita itu adalah Caryn dan pastinya dengan Bryan. Bryan duduk disebelah Lyren, saat Caryn menyuruh nya duduk disebelahnya.

Hening.

Tidak ada yang memulai pembicaraan dimeja itu sampai pelayan datang memberikan pesanan Revan dan Lyren. Caryn yang melihat pelayan datang, ikut memesan makanan dan minuman untuk dirinya dan juga Bryan.

"Ren tadi nyokap nyariin lo," ucap Revan membuyarkan lamunan Lyren. "Nyokap? Nyokap siapa?" Revan yang mendengar pertanyaan Lyren langsung berhenti mengunyah dan bingung ingin menjawab apa.

"Ya- ya nyokap lo lah, tante mella i mean." Lyren mengangguk paham.

"Lo ketemu dimana?"

"Di- di- dijalan pulang sekolah tadi," jawab Revan gugup "oh."

"Lo kenapa sih, ngomong nya gugup. Lo udah kaya Revan gagap tau nggak hahah," ledek Lyren dengan tertawa.

Lyren masih tertawa dengan ledekannya sendiri, sampai ia lupa bahwa ia tidak hanya berdua. Melainkan berempat, Bryan yang melihat wajah Lyren tersenyum simpul. Saat Lyren melihat kesampingnya, ia baru menyadari bahwa masih ada Bryan disamping. Lyren langsung berhenti tertawa dan tersenyum malu.

Pembicaraan singkat Lyren dan Revan berakhir dengan adanya seorang pelayan yang menyajikan makanan Caryn dan Bryan.

-&-

Makan malam kali ini berkahir dengan kecanggungan antara Lyren dan Bryan tanpa sepengetahuan dari Caryn dan Revan.

Diperjalanan pulang Lyren diam tidak banyak berbicara. Hanya ngomong jika ditanya oleh Revan, itupun hanya beberapa kata saja.

RetakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang