Chap 4

5K 815 34
                                    

"Atas nama Jung Jihoon" Yunho memberikan sebuah kartu nama seraya berucap kepada resepsionis di salah satu restoran mewah di daerah Gangnam-gu hingga seorang pelayan menuntunnya untuk menuju salah satu ruangan khusus. Dibuka pintu dengan ukiran kayu itu dan memperlihatkan seorang namja yang tengah menunggunya.

"Yunho-ah, kau sudah tiba." Ujarnya seraya menyuruh Yunho untuk menduduki kursi dihadapannya.

"Sejak kapan harabeoji tiba di Korea? Kenapa tidak menghubungiku?"

"Kau terlalu sibuk dengan tumpukan kertas itu hingga tak tahu jika assistantku telah menghubungimu berkali-kali."

"Maafkan aku, lagipula ada apa harabeoji menemuiku disini?"

"Salahkah jika aku merindukan cucuku sendiri? Dan juga kau sudah lama tidak mengunjungiku dan halmeonimu."

"Tidak biasanya. Kenapa tidak bertemu di rumah saja?" Jihoon menatap Yunho lekat dengan mata tuanya.

"Lebih baik kita menikmati hidangan terlebih dahulu sebelum melanjutkan perbincangan ini." Yunho mulai menikmati hidangan dihadapannya seraya terus menatap Jihoon dengan raut penasaran.

...

"Kenapa kau mengajakku kesana, harabeoji?" Yunho menatap Jihoon bingung.

"Hanya ingin mengajakmu untuk memantau resort serta melihat pabrik lama kita yang terlantar sejak lama." ujar Jihoon santai seraya terus menatap wajah tampan Yunho yang menurun darinya.

"Tapi harabeoji..."

"Tidak ada penolakan Jung! Dan kudengar kau telah dijodohkan dengan putri seorang menteri?" Jihoon meminum jus manga yang ada di depannya seraya menatap tanya Yunho.

"Jangan bicarakan hal itu, harabeoji. Besok pagi tunggu aku di mansion, hari ini aku tidak pulang ke sana." Yunho mulai beranjak dari duduknya dan berniat untuk melangkah keluar dari ruangan itu.

"Kenapa? Kau tidak menyukainya? Apakah kau mempunyai kekasih? Lalu kenapa kau tidak menolak perjodohan ini?" Yunho kembali mendudukan dirinya dan menatap Jihoon lekat.

"Kenapa harabeoji bertanya seperti itu?"

"Kau dan adikmu adalah cucu terkasihku, Yunho-ah. Aku tidak ingin kau salah dalam mengambil keputusan meskipun kau sudah cukup usia untuk memutuskan sesuatu seorang diri namun aku hanya ingin yang terbaik untukmu dan masa depanmu. Jangan membebani dirimu dengan perjodohan ini, ikutilah kata hatimu walaupun itu akan menyakiti kedua orang tuamu tapi aku dan halmeonimu akan selalu mendukungmu."

"Lalu?" Yunho menatap datar Jihoon yang terus berkata seolah menunggu inti dari ucapan kakeknya.

"Aish! Aku ingin mengajakmu kesana untuk menjernihkan pikiranmu seraya menikmati pantai yang indah, dan mungkin saja kau menemukan sesuatu yang menarik disana. Kau ini! Tidakkah kau tersentuh dengan perkataanku tadi, eoh?" Jihoon menatap cucunya kesal.

"Sedikit... mungkin." Yunho menjawabnya dengan tidak acuh.

"Sudahlah! Lebih baik kau antar namja tua ini kembali ke hotel."

"Harabeoji tidak menginap di mansion?" Yunho mulai menuntun sebelah tangan Jihoon sedangkan tangan sebelahnya membawa tongkat sang kakek.

"Tidak, aku lebih memilih tidur di hotel jika tidak bersama halmeonimu."

"Lalu kenapa halmeoni tidak ikut ke Korea?"

"Mana mau adikmu tinggal di Swiss seorang diri." Yunho melangkah menuju resepsionis untuk membayar makan mereka setelah memastikan Jihoon telah duduk nyaman ditemani beberapa pengawal dan dua assistant bersamanya. Lalu kembali menghampiri Jihoon untuk menuju Mercedes-Benz S-Class yang telah siap di depan lobi restorant dengan seorang pengawal yang membukakan pintu belakang.

Secret LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang