Sembilan

26 8 9
                                    


Bel pertanda pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu. Siswa SMA BHAKTI juga sudah hampir tak terlihat lagi dihalaman sekolah.

Gret sekarang sedang berdiri didepan gerbang sekolah untuk menunggu jemputan.

"Hai Gret."sapa Brian

Gret menoleh sebentar lalu membalikan wajahnya." hai."

"Lo pulang bareng siapa?kalau gak keberatan lo bisa pulang bareng gue aja."ajak Brian

Pulang bersama Brian?yang benar saja?

"Gue dijemput, jadi gak bisa pulang bareng lo.
Makasih atas tawannya."

"Oh yaudah.
Gue duluan ya."Brian kemudian melangkah pergi

Gret lalu memalingkan wajahnya.
Tepat setelah Brian melangkahkan kakinya, sebuah mobil telah menjemput Gret.

"Bapak antar aku kerumah temen aku ya?gk usah ditungguin nanti klau urusan aku udah selesai aku bakalan kabarin bapak buat jemput."ucap Gret saat sudah berada didalam mobil

"Baik non."

30 menit dalam perjalanan. Gret akhirnya sampai ditempat tujuannya.
Kalau saja bukan karena macet yang sangat menyebalkan itu mungkin saja dia sudah bisa lebih cepat sampai.

Gret sekarang sudah berdiri dihadapan pintu rumah Marko. Dia kemudian mencoba untuk mengetuk

Tok..tok...tok...

Hanya dengan tiga kali ketukan saya, pintu itu sudah terbuka.

"Selamat siang.
Markonya ada?"tanya Gret pada wanita yang membuka pintu rumah Marko, terlihat dari penampilannya, wanita ini sepertinya pembantu dirumah Marko

"Oh, ada non.
Non pacarnya den Marko ya?"tanya wanita itu

"Oh bukan. Saya teman kelasnya.
Bisa saya bertemu dengan Marko?"ucap Gret

"Oh bisa bisa.
Mari saya antar."ajaknya

Gret lalu mengikuti langkah wanita itu.

"Silahkan diketuk saja non, Den Markonya lagi didalam, temannya juga baru saja pulang."ucap wanita itu saat mereka sudah berada didepan kamar Marko

"Oh, Terimakasih."ucap Gret

"Sama2 non.
Eh namanya siapa ya?"tanya wanita itu

"Nama saya Gret.
Nama ibu siapa?"ucap Gret seraja mengulurkan tangannya

"Oh. Panggil saja saya Bi Lia."ucap Bi Lia sambil menjabat tangan Gret

"Yasudah, saya kedapur dulu ya non. Kalau ada yang diperlukan bisa panggil saya saja."lanjutnya

"Iya bi.
Makasih udah dianterin ya."ucap Gret

"Sama-sama non."ucap Bi Lia lalu pergi

Gret merasa sedikit canggung jika harus masuk kekamar Marko. Tetapi sekarang Marko sedang sakit, tidak mungkin juga Gret menyuruhnya untuk pergi keruang tamu dan menemuinya.

Gret memberanikan diri untuk mengetuk pintu dihadapannya ini meskipun sangat pelan.

Tok..tok..tok..

"Masuk."suruh Marko dari dalam kamar

Gret membuka pintu kamar Marko dengan sangat hati-hati. Perasaan takut masih berada dalam benaknya. Entah takut karena apa juga Gret tidak tahu pasti.

Gret masuk dengan wajah yang sedikit bingung. Bagaimana tidak?sekarang yang dia lihat Marko sedang duduk menghisap rokoknya dengan tenang dibalkon. Tatapannya lurus kedepan, ia juga tidak menoleh saat ada yang masuk kekamarnya.

You Are My BREATH ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang