Delapan

29 8 0
                                    

Marko terus saja melajukan mobilnya tanpa berkata apapun. Gret juga.
Mereka berdua hanya diam. Selalu seperti itu, jika mereka sudah berada dalam satu mobil.

"Gret, Lo gak mau mampir kemana gitu?"tanya Marko

Entah Marko mendapat keberanian dari mana untuk memulai. Kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutnya.

"Gak.
Kita langsung kerumah lo aja."ucap Gret datar

"Lo marah sama gue?"tanya Marko

"Gak."jawab Gret

"Mukanya aja kek gitu, tapi bilangnya gak marah."ucap Marko

"Gue gak marah."

"Masa sih?kok gue ngerasa lo lagi marah ya?"tanya Marko

"Lo bisa diem gak sih?giliran berdua sama gue aja lo mulutnya gerak mulu.
Tapi kalau bareng temen-temen lo, bilang 'iya' aja susah banget.
Ham hem ham hem mulu."oceh Gret

"Udah sampai Gret.
Turun deh."ucap Marko karena sekarang mereka berdua sudah ada digarasi mobil Marko

Marko kemudian berjalan menuju pintu utama rumahnya dan diikuti Gret.

"Mark, gue mau ngomong sesuatu."ucap Gret saat sudah duduk disofa ruang tamu Marko

"Hm?"tanya Marko sambil mengotak-atikkan sesuatu diponselnya. Seperti sedang mengirim pesan.

"Kita ngapain disini elah?gk asik banget.
Lo sibuk aja sama hp lo."ucap Gret

"Bentaran.
Gur lagi ngechat Geri supaya tas kita dia yang amanin."

"Oh."

"Kok rumah lo sepi banget?"tanya Gret sambil melihat-lihat sisi ruang tamu marko

"Hahaha."pertanyaan Gret malah dijawab dengan tawa oleh Marko

"Kok lo ketawa sih?emangnya lucu ya?"tanya Gret bingung

"Rumah lo rame?"tanya Marko

Gret yang merasa bahwa perkataan Marko itu 100% benar hanya bisa diam.
Memang nyatanya seperti itu. Suasana rumah Gret tak ada bedanya dengan rumah Marko. Hanya ada suara burung-burung pipit dan beberapa ayam peliharaan ayah Gret.

Anna(ibu Gret) akhir-akhir ini sering sekali pergi kebogor karena berhubung tante Gret baru saja melahirkan, jadi Anna pergi untuk membantu meringankan pekerjaan adiknya.

Ayah Gret?masih sama.
Ayah Gret sekarang sedang di Austaralia karena urusan bisnis.

"Mark, kok kaki gue keram ya?"tanya Gret

"Hah?
Kaki lo keram?"tanya Marko panik.

Marko segera menyimpan  ponselnya kemudian mendekati Gret.

"Mana yang keram?"tanya Marko

"Dua-duanya.
Gk bisa digerakin ini.
Mungkin karena kelamaan duduk kali ya."jawab Gret

Marko dengan cepat mulai membuka sepatu dan kaos kaki yang dipakai Gret kemudian menaruh kaki Gret diatas meja.

"Eh eh.
Lo mau ngapain?"tanya Gret

"Lo diem aja.
Gue juga gk tau sih kalau kaki lo diginiin bisa gk keram lagi.
Tapi apa salahnya kalau dicoba, kali aja berhasil."ucap Marko sambil membetulkan posisi kaki Gret

Untung saja Gret selalu memaikai celana pendek didalam roknya jadi ia tak perlu khawatir.

"Tumben baik."sindir Gret

"Lo mau gue jahat?"tanya Marko

"Gk juga sih."jawab Gret.

Kemudian dia mengeluarkan ponselnya dan mambuka ig miliknya.
Ya, hanya untuk sekedar menghilangkan kebosanannya saat ini.

You Are My BREATH ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang