☆[S2] Chapter 14 : Musuh Raiga☆

Start from the beginning
                                    

Semoga saja tidak ada rintangan lagi yang menunggu mereka di depan. Setelah agak jauh dari keberadaan para penjaga, Yuna dan Raiga memelankan langkah mereka, kembali berjalan normal, hidung lelaki itu juga telah terbebas dari jepitan jari gadis berambut biru itu.

Mereka sedang menginjak sebuah rumput hijau yang luas, banyak pepohonan menjulang tinggi di sekitar rumah Zapar. Raiga penasaran, mengapa Zapar tidak memberitahu padanya kalau dia itu putra dari Tuan Garelio? Bukankah Zapar memiliki sifat sombong? Tapi mengapa dia tidak menyombongkan kekayaannya pada mereka?

☆☆☆

"Mencari siapa?" Setelah sampai di depan pintu besar, mereka ditanyai oleh seorang pelayan wanita yang kebetulan membuka pintu untuk membuang pembalutnya yang bau bangkai.

"Kami mencari teman kami, Zapar." jawab Yuna dengan sopan agar pelayan wanita itu dapat membantunya untuk masuk ke dalam rumah mewah milik Zapar. Jujur saja, Yuna sedari tadi tidak henti-hentinya mengagumi keindahan rumah ini, karena itulah, dia juga penasaran bagaimana tampilan bagian dalam dari rumah besar ini.

"Oh, mencari Tuan Zapar, ya?" timpal pelayan itu dengan wajah datar. "Kurasa Tuan Zapar saat ini sedang berada di kamarnya, aku tidak tahu sedang apa dia, tapi banyak gosip mengatakan kalau dia sedang melakukan ritual di dalam kamarnya setiap saat."

Yuna terkejut tidak paham, sementara Raiga hanya bisa memasang wajah lesunya seperti biasa.

"Ri-Ritual? Apa maksud Anda seperti seorang malaikat yang mengabdikan dirinya kepada Yang Mulia dengan cara memotong bagian tubuhnya untuk dikorbankan, begitu?" duga Yuna dengan sedikit ngeri.

Raiga tidak nyaman terus-terusan berdiri seperti ini, dia ingin cepat-cepat duduk di kursi, tapi sayangnya, Yuna bersama pelayan wanita itu sedang memperbincangkan sesuatu tentang Zapar. Tidak ada cara lain selain menunggu para wanita bodoh itu berbicara.

"Kebanyakan orang menduga seperti itu, tapi, Tuan Zapar sama sekali tidak melakukan ritual semacam itu," ucap pelayan wanita itu dengan bisik-bisik. "Ritual yang kumaksud adalah kebiasaan seorang lelaki di saat hawa nafsunya sedang meledak-ledak, kau tahu maksudku, kan? Bahkan, Tuan Zapar melakukan itu sambil memandang gambar wanita telanjang, mengerikan bukan?"

"MENJIJIKAN SEKALI! KAU ZAPAR!" Yuna menjerit hingga semua penghuni rumah terkaget mendengarnya.

☆☆☆

Karena Yuna menjerit seperti itu, pelayan wanita itu langsung kabur untuk membuang pembalutnya di tong sampah.

Raiga akhirnya tersenyum. "Sudah selesai? Kalau begitu, bagaimana kalau kita ketuk pintunya untuk masuk?"

"Menjijikan-menjijikan-menjijikan-menjijikan!" Sayang sekali, Yuna sedang berada di mode rusak, gadis itu malah berbaring di tanah dengan ibu jari digigit-gigit seperti seorang bayi. Pertanyaan Raiga sama sekali tidak terjawab, karena terpaksa, akhirnya dia sendiri yang mengetuk pintu.

Tok! Tok! Tok!

Membutuhkan waktu beberapa menit hingga akhirnya seseorang membuka pintu, menyambut Raiga dengan senyuman hangat.

"Ah, terima kasih telah berkunjung ke rumahku, Nak Raiga."

Tidak disangka-sangka, akhirnya Raiga dipersilakan duduk di rumah Zapar oleh seorang malaikat elit tingkat sembilan, yaitu Tuan Garelio. Sementara itu, Yuna ditinggalkan di depan pintu oleh Raiga karena pikiran gadis itu telah rusak oleh omongan pelayan wanita tadi.

RAIGA (TAMAT)Where stories live. Discover now