11 : Bae Irene

246 48 3
                                    

Seantero sekolah pasti sudah mengenal perempuan yang satu ini. Bae Irene, perempuan yang cantik, berkulit putih, dan bermata indah. Tidak hanya para laki-laki yang memuji kecantikannya, bahkan para perempuan pun menyetujui kalau Bae Irene adalah perempuan tercantik seantero sekolah.

Pintar dan baik hati, namun akan memiliki dendam jika sesuatu yang ia inginkan tidak dapat terpenuhi.

Irene bertemu Mingyu untuk pertama kalinya di kantin, sedang makan bersama teman-temannya. Kalau biasanya Irene akan duduk di mana saja (karena ia sangat diterima di lingkungan sekolah), namun kali ini ia mengurungkan niatnya karena jantungnya pasti akan berdetak lebih cepat dari biasanya.

Bagi Irene, Mingyu adalah orang yang periang. Laki-laki itu lucu, suka melawak, dan bisa menjadi mood booster untuk teman-temannya.

"Semua laki-laki jatuh kepadaku, Mingyu juga sudah pasti jatuh bukan?" Begitu yang dipikirkan Irene.

Namun ia salah besar.

Sehari setelah Irene menyatakan cintanya kepada Mingyu, Mingyu langsung menyatakan cintanya kepada perempuan yang bahkan hanya populer dikalangan guru.

"Memangnya apa kelebihan perempuan itu? Cantik saja tidak!" Pikir Irene kala itu.

Jauh di hati Mingyu, ia sadar bahwa seorang Bae Irene yang dipuji kecantikannya memanglah cantik. Namun semua itu tertutupi oleh kecantikan perempuan lugu yang selalu Mingyu temui di perpustakaan.

Saat itu, Irene sudah mulai menyerah. Toh Mingyu sudah memiliki pacar, tidak mungkin juga ia menghancurkan hubungan mereka. Walau pun dendam, Irene bisa toleransi dalam masalah hubungan seperti ini. Singkatnya, ia tidak mau dicap buruk di sekolahnya.

Dua tahun berlalu dan siapa sangka Irene masih menyimpan perasaannya pada Mingyu?

Waktu itu, Irene hanya menebak kalau Mingyu putus dengan Haneul. Irene seorang penguntit. Dan kala itu, sudah lama sekali ia tidak melihat Mingyu jalan bersama Haneul.

Irene serasa ingin teriak ketika tebakannya itu benar. Itu tandanya ada kesempatan lagi untuk Irene.

Irene bukanlah orang yang mudah putus asa, tapi dia sangat lemah dalam urusan cinta sebelah pihak. Malaikat baik dan buruk selalu berargumen ketika malam. Irene bimbang. Apa ia harus melepaskan Mingyu atau tetap mengejar Mingyu?

Kalian tahu kan mengejar sesuatu yang tidak pasti biasanya tidak akan bisa digapai.

Irene sadar bahwa Mingyu tidak menyukainya dan ia ingin memperlihatkan Mingyu sisi lain dari Bae Irene.

///\\\

"Aku mau minta maaf," kata Irene kepada orang di depannya. "Selama setengah musim panas ini aku selalu mengganggumu. Aku minta maaf atas ketidaknyamanannya. Dan aku akan membiarkanmu bersama Haneul."

Irene berharap bahwa ini adalah jalan yang tepat. Ia berdo'a agar waktu cepat menyembuhkan semuanya sehingga ia bisa menemukan seseorang yang memang pantas untuknya.

Mingyu terlihat terkejut. Namun kemudian ia tersenyum, menampakan giginya yang rapi. "Aku memaafkanmu dan terima kasih."

"Kita masih bisa bertemankan?"

Mingyu mengangguk. "Tentu saja. Akan sangat menyenangkan jika menambah teman sebelum kelulusan nanti."

"Kalau begitu, aku harus pergi sekarang. Terima kasih atas waktunya!" Irene berdiri dari duduknya dan meninggalkan Mingyu dengan beberapa buku matematika di meja.

///\\\

Irene menatap perempuan di depannya dengan tatapan iba. Mata perempuan itu terlihat agak bengkak, padahal Irene yakin, perempuan itu sudah susah payah menutupinya.

Perempuan itu tersenyum lalu berkata, "Aku tidak apa-apa."

Irene yakin dia tidak sepenuhnya baik. "Aku mau minta maaf," kata Irene.

"Karena apa?"

"Telah menyakiti hatimu," jawab Irene. "Aku tidak benar-benar berpacaran dengan Mingyu. Walau pun sudah berkencan beberapa hari, perasaannya tetap untukmu. Bahkan ia sering salah menyebut namaku menjadi namamu."

Haneul diam. Ia mencari ketulusan di mata Irene namun tidak juga ketemu. "Kenapa tiba-tiba sekali?"

"Akhir-akhir ini aku suruh Mingyu untuk terbuka denganku, untuk menceritakan semuanya. Dan dia menceritakan bagaimana perasaan cintanya kepadamu sampai perasaan bencinya kepadaku," jawab Irene. "Haneul, aku benar-benar tulus mengatakan ini. Aku bahkan sudah meminta maaf kepada Mingyu."

Haneul berdiri kemudian menatap Irene dengan lekat. Perempuan itu memeluk Irene dengan pelukan hangatnya. "Aku memaafkanmu," kata Haneul. "Aku kita berteman mulai saat ini,"Haneul melepaskan pelukannya kemudian duduk di kursi awalnya.

"Kamu bisa ceritakan semua dendam yang kamu miliki. Dalam hal apapun! Aku menyukai sifatmu yang seperti ini, Irene!" Senyum Haneul mengembang.

"Terima kasih."

pizza // mingyuWhere stories live. Discover now