4 : Kenangan Musim Panas

288 65 14
                                    

Hal kesukaan Mingyu dan Haneul ketika musim panas datang adalah makan pizza. Setiap minggu, pasti ada saat mereka makan makanan khas Italia itu. Entah itu memesan atau membuatnya sendiri.

Mingyu kembali mengambil sepotong pizza. Ia memakannya namun menyisakan pinggirannya. Bagian pizza yang Haneul sukai adalah pinggirannya. "Aku suka karena di situ hanya ada keju," begitu kata Haneul.

Mingyu menatap 3 potong pizza yang tersisa. "Pizza seenak apa pun akan berkurang rasanya ketika aku tidak makan denganmu," kata Mingyu yang ditujukan untuk Haneul.

"Aku orang yang sangat bodoh," Mingyu kembali merutuki dirinya. Ia meninggalkan pizzanya di kulkas kemudian ia pergi keluar. Bukan untuk menemui Haneul, tapi hanya untuk mencari udara segar.

///\\\

Mingyu berdiri menghadap kaca besar yang sedikit memantulkan bayangan dirinya. "Aah... Bagaimana bisa aku memakai pakaian kesukaan Haneul?" tanyanya sendiri.

Kemeja putih lengan panjang dengan potongan-potongan pizza yang bertebaran dipadu dengan celana jeans hitam yang sangat cocok dengan kaki jenjangnya. Sepatu putih juga menyempurnakan pakaiannya.

"Bagaimana bisa aku jatuh cinta dengan perempuan yang menyukai pizza?"

Mingyu memasuki salah satu kedai kopi kesukaannya dan bukan kesukaan Haneul. Haneul tidak suka kopi.

Setelah memesan, Mingyu duduk dan menunggu minumannya. Ia mengingat alasan kenapa Haneul sangat menyukai pizza. "Apa aku salah mengingat Haneul terus menerus?" Ia bertanya pada dirinya ketika otaknya mulai memutar sebuah kenangan.

Dirinya menyatakan bahwa ia bersalah namun hati dan otaknya tetap saja memutar memori tentang Haneul. Yaa, memangnya siapa yang menyuruhnya untuk memutuskan Haneul begitu saja? Semuanya berasal dari dalam dirinya bukan?

Mingyu diam, namun otaknya tidak. Ia sibuk mengingat kembali satu persatu memori tentang Haneul. Dan sepertinya ia mengingat sesuatu yang lucu karena tiba-tiba ia tertawa kecil.

Haneul suka sekali pasta dan pizza. Kalau Mingyu mengajaknya makan malam, Haneul pasti menyarankannya untuk makan pizza atau pasta. Mingyu tidak bisa berkata tidak karena Mingyu juga suka dengan kedua makanan itu.

Suatu malam, mereka berdua sedang makan malam di sebuah restoran yang cukup mewah. Keduanya memesan sepiring spageti dan ketika spageti itu datang, senyuman terukir di wajah Haneul.

Mingyu memutar garpu di pinggir piring dengan tangan kanannya dan memutarnya searah jarum jam. Tapi hal lain dilakukan oleh Haneul. Dia mengambil sumpit dari tasnya dan mulai memakannya.

"Kenapa membawa sumpit?" tanya Mingyu bingung. Ia sebisa mungkin tidak tertawa dengan kelakuan Haneul.

"A-ah itu... Aku lebih suka makan ini dengan sumpit. Lagi pula ini sama saja seperti mie bukan?" kata Haneul dengan senyuman kikuknya yang setelah itu menyuapkan spageti ke mulutnya.

"Tapi kamu tidak perlu membawa sumpit. Tidak lihat kita juga memiliki benda itu di meja?" Mingyu mengarahkan pandangannya ke wadah yang tersimpan banyak sendok, garpu, juga sumpit. Haneul yang mengikuti arah pandangan Mingyu hanya bisa tersenyum kikuk lagi.

Mingyu tersadar dari lamunannya karena seseorang menghampirinya. "Ke mana Haneul?" Itu Do Kyungsoo, sepupu Mingyu yang bekerja di kedai kopi ini.

Mingyu yang awalnya tersenyum mulai memudarkan senyumannya. "Aku... putus dengannya," jawab Mingyu dengan suaranya yang lemah.

"Heh?! Aku tidak salah dengar? Bagaimana bisa?"

"Hei, santai hyung... Itu terjadi begitu saja. Aku sendiri tidak tahu alasan sebenarnya. Bahkan hari pertama putus dengannya, aku masih menunggu telepon darinya," ujar Mingyu. "Aku tidak habis pikir dengan diriku sendiri."

Do Kyungsoo bangun dari duduknya kemudian ia menepuk pundak Mingyu. "Pulanglah... Aku akan kembali bekerja," katanya yang kemudian kembali membuatkan kopi untuk para pelanggan.

Mingyu berjalan-jalan lagi. Ia rindu udara musim panas di kota. Hembusan angin menerpa rambut Mingyu. Itu membuat para pejalan kaki khususnya para perempuan menoleh kearah Mingyu untuk memuji ciptaan Tuhan yang sempurna itu.

Ia menghiraukan mereka semua dan terus berjalan entah ke mana tujuannya sekarang. Mingyu berhenti di depan mini market. "Apakah soju adalah hal yang bagus?" Percayalah, Mingyu sudah mengenal bagaimana rasa soju di usia yang belum bisa dibilang dewasa ini.

Namun ia mengurungkan niatnya. Ia melihat Haneul yang sedang memilih-milih makanan kaleng di sana. Menghampiri Haneul adalah hal yang buruk, begitu juga membeli soju, pikir Mingyu. Akhirnya Mingyu kembali berjalan ke rumahnya.

pizza // mingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang