Love and Cry (2)

1.4K 179 25
                                    

"Jadi itu keputusan mereka, agar bagian interview tetap ditampilkan begitu?"

"Iya pak, bahkan mereka sendiri bersedia bertanggungjawab kalau seandainya ini merugikan kita"

"Bagaimana dengan Taehyung?"

"Kupikir aku harus memberitahunya, tapi... Tn. Taeyang memintaku jangan memberitahunya, tayangan ini sebagai permintaan maaf, beliau ingin mengakui Taehyung secara resmi kepada semua orang."

"Begitu ya.. Oke, kapan siaran dimulai?"

"Satu jam dari sekarang"

"Haah, dunia ini begitu penuh kejutan. Aku sangat kaget saat tahu kalau Taehyung adalah putra dari pengelola Teatro Dell Opera, pantas saja mereka bersikukuh mengundangnya walau pernah ditolak"

"Akupun begitu"






















Irene membungkam mulutnya, berusaha agar tidak ada kata ataupun teriakan terkejut dari mulutnya. Ya, sebenarnya ia hanya hendak lewat saja, tapi saat mendengar nama Taehyung dibawa-bawa dalam obrolan antara pihak agensi Taehyung dan penanggung jawab sebuah acara di televisi, jadi dengan sengaja dia menguping.

"Apa mereka barusan bilang kalau Taehyung punya orang tua? Dan.. Dan bahkan ayahnya adalah pemilik sebuah Teater terkenal? Ya Tuhan! Aku mengikutinya dari dulu dan aku tidak tahu apa-apa? Huh" Irene bergumam

"Tunggu.." langkahnya terhenti "..Bukankah mereka bilang akan menayangkannya tanpa memberitahu Taehyung? Tidak bisa dibiarkan. Dia harus tau!" buru-buru Irene menuju tempat parkir mobil, dimana managernya menunggu.


Diluar dugaan, terjadi kemacetan karena sebuah kecelakaan.

"Sepertinya yang ditabrak anak SMA, masih memakai seragam" kata manager Irene saat kembali ke mobil setelah mengecek kejadian

"Apa pengemudinya mabuk?"

"Tidak, katanya anak itu tiba-tiba saja berlari keluar dari gang dan tidak melihat ada mobil datang"


Mereka baru saja sampai di apartemen Taehyung, tapi sepertinya sudah terlambat karena 1 jam sudah terlewati. Manager Irene langsung pergi, karena Irene sendiri tinggal di apartemen ini, hanya berbeda lantai dari apartemen Taehyung.

Ting Tung

Taehyung melihat layar intercom nya lama, kenapa gadis itu kesini, sudah lama gadis yang sekarang rambutnya hitam legam itu tidak lagi mengikutinya kan, lalu kenapa dia didepan pintu sekarang?

"Ada apa?" suara Taehyung menggema di speaker interkom depan pintunya

Irene menghela nafas "Aish..apa kau tidak membukakan pintu untukku? aku mau bicara urusan yang sangat penting!"

"Katakan saja, aku sedang tidak mood"

"Ini sangat penting! Sangaaat penting! Dengar?"

Taehyung menimbang, dari wajah Irene yang terpampang di layar sih terlihat cemas. Jadi Taehyung akhirnya membukakan pintunya

"Masalah penting apa?" Ucap Taehyung to the point

Irene melihat jam yang melingkar ditangannya, bukankah sudah tayang
"kau belum melihat televisi?" tanyanya. Sadar akan reaksi Taehyung, Irene melanjutkan sambil melangkah masuk "cepat nyalakan tv mu"

"Berdiri disitu." ucap Taehyung, sebelum Irene jauh melangkah masuk, otomatis Irene berhenti "awas saja kalau ini tidak penting! Tunggu disitu dan jangan bergerak." titahnya, membuat Irene mendengus

Just A KissWo Geschichten leben. Entdecke jetzt