part 19

1.6K 54 1
                                    

Telfon di Hp Rangga berbunyi, "Ga! lo tau gak dimana Zaza sekarang? gue sama yang lain cari dia gak ketemu. Gue pikir lo sama Zaza sekarang" ucap seseorang dibalik telfon itu.
"Lo jangan bercanda ya sya, gue kira Zaza lagi sama kalian karena dia gak bisa dihubungi. Yaudah gue otw ketempat lo kita cari Zaza bareng" jawab Rangga lalu menutup telfonnya.

Akhirnya mereka semua menuju rumah Zaza dan bertanya pada bibinya, "Bi zaza ada?" tanya Rangga sigap. "Loh justru bibi kira non Zaza lagi sama kalian karena dari kemarin sore belum pulang" jawab bibi panik, "Dia bilang apa bi terakhir?" tanya Asya, "Dia bilang sih mau ke rs tapi bibi kurang tau siapa yang sakit dan dia cuma bilang mau ke rs gerhana apa ya bibi lupa" jelas bibi.

Tanpa banyak basa-basi mereka berterimakasih kepada bibi dan kembali kemobil rangga. "Eh guys rs gerhana tuh dimana ya?" celetuk Nasya, "Aduh gue coba search google deh ya" usul Asya. Setelah beberapa menit mencari, Asya menemukan rs gerhana. "Guys gue nemu nih tapi ada 2 yang namanya ada gerhananya, Rs. Gerhana Kencana sama Rs. Mulya Gerhana, tempatnya juga gak terlalu jauh kita cek keduanya aja gimana?"

Rangga pun menancap gas dan pergi ke Rs Gerhana Kencana. Tapi setelah mencari disana, mereka tidak mendapatkan kabar tentang keberadaan Zaza disana, akhirnya mereka pun menuju Rs Mulya Gerhana. Rangga dan yang lain mencar mencari dimana Zaza, tiba-tiba Asya bertemu Davi. "Loh Davi? lo ngapain disini?" tanya Asya, "Zaza dirawat disini" jawab Davi, ternyata Rangga mendengar jawaban Davi. Dengan cepat ia memukul pipi Davi.

"WOI! LU APAIN CEWEK GUA?" bentak Rangga, Asya menenangkan Rangga karena mereka sedang didalam rs. "Ga, tenang dulu gua mau jelasin semuanya" ucap Davi penuh kesabaran. "Jadi kemarin gua kesini jenguk temen sd tapi gasengaja pergokin cewek gak tau siapa dia mau bawa Zaza kebelakang rs terus langsung gua tolong karena keadaan Zaza pingsan, tapi cewek itu udah lari duluan pas gua teriakin" jelas Davi secara detail. "Oh, Zazanya mana?" tanya Rangga ketus. Davi menunjuk kamar yang berada disamping kanannya.

Mereka semua pun menuju kamar inap Zaza, melihat keadaan Zaza yang sedang terbaring lemah diatas brankar rumah sakit, Rangga pun menatap tubuh Zaza dengan penuh khawatir. Rangga menunduk pasrah, bodohnya, ia tidak bisa menjaga Zaza. Dan Rangga mulai mengutuk dirinya dikarenakan statusnya sebagai pacar Zaza, pertolongannya di-ambil alih oleh Davi.

Tak lama kemudian, perempuan yang terbaring lemah itu mulai mengedipkan matanya, bertanda bahwa ia akan segera bangun dari posisi semulanya.

"Za, kamu udah sadar?" Tanya Rangga penuh harap. Zaza hanya mengangguk lemas, menyadari bahwa dirinya yang benar-benar butuh istirahat.

Asya mendekatkan bibirnya ke dekat telinga Rangga, dan berbisik "Ga, kita turun dulu ya cari makanan. Lo jagain Zaza dulu ya, nanti kita bawa makanan buat lo kok". Rangga hanya tersenyum menandakan bahwa ia setuju.

Sekarang, Rangga dan Zaza penuh didalam keheningan ruangan. Rangga hanya duduk disamping brankar dan menatap seorang perempuan. Tangannya bergerak dan mengelus punggung tangan Zaza. "Cepet sembuh ya Za" Ucap Rangga penuh harap.

Tiba-tiba, datang suster yang membawakan nampan silver kecil berisi obat-obatan milik Zaza. "Nona Zaza, ini obat-obatannya ya, silahkan diminum" Suster itu menaruh nampan diatas meja sebelah brankar. Rangga hanya tersenyum, hingga suster itu keluar. Dan tercipta suasana dingin menyelimuti mulut mereka masing-masing.

"Diminum Za, aku gamau kamu tambah sakit" Ucap Rangga grogi. Entah perasaan macam apa yang membuat Rangga takut berucap-ucap setelah ia merutuki dirinya, bersumpah serapah kepada perempuan yang hampir membuat nyawa perempuan-nya merenggang.

Zaza menelan salivanya sendiri. Ia hanya tersenyum dan mendongakkan kepalanya, untuk meminum obatnya. "Pahit ya?" Ucap Rangga hati-hati, dan memberikan segelas air putih untuk Zaza. Perempuan itu kembali ke posisi semulanya, telentang sambil meringis kesakitan.

"Za, masih inget ga sama perempuan yang mukul kamu?" Tanya Rangga khawatir. Zaza menggeleng lemah. "Punggung aku sakit" Ucap Zaza lemas. "Yang dipukul punggungnya?" Tanya Rangga emosi. Zaza mengangguk. Didalam hati Rangga, ia bersumpah serapah akan mencoba untuk membunuh si perempuan yang mencoba merenggangkan nyawa perempuan-nya.

Seiring waktu berjalan, Asya masuk kekamar dan mendekati brankar rumah sakit. Disusul oleh teman-temannya yang baru saja selesai makan siang.

"Sya, makanan gua mana?" Tanya Rangga sambil mengusap-usap perutnya. "Nih! Dasar rakus lo, jelas jelas tadi sebelum kesini lo makan ayam panggang!" Ucap Asya malas. Zaza hanya menatap lelaki-nya sambil menahan tawanya, ketika Rangga mulai mengumpat dibawah brankar Zaza.


Sorry yaa baru update dan pendek, soalnya ide buntu😂

Go Vomment buat next chap yang lebih seru ya!

an Abnormal Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang