part 12

3.2K 92 6
                                    

Setelah berpacaran dengan Rangga, masalah Zaza bertambah. Seorang yang meneror Zaza semakin ingin membunuh Zaza dengan ancaman-ancamannya. Awalnya Zaza tidak peduli tapi lama kelamaan Zaza merasa risih dan tidak tahan dengan semuanya.

"Ga" sapa Zaza lirih

"Kamu kenapa za?" tanya Rangga melihat muka Zaza yang pucat

"Aku harus cari tau siapa yang neror aku selama ini, aku bisa gila ga setiap hari dapet surat atau sms ancaman"

"Aku bakal bantuin kamu buat cari tau siapa peneror gelap itu, kamu jangan khawatir ya za" Rangga tersenyum lalu mengelus lembut rambut Zaza

Sudah beberapa hari ini Zaza terus mendapatkan pesan-pesan misterius dari peneror gelapnya.

Dan sudah seminggu ini Davi mencoba mendekati Zaza, awalnya Zaza tidak sadar sikap Davi yang peduli kepadanya tapi lama-kelamaan Zaza sadar kalau Davi mencoba untuk mendekatinya. Rangga geram melihat tingkah Davi terhadap Zaza pada saat dilorong sekolah kemarin

"Woi mau lo apa?!" Rangga menarik kerah seragam Davi

"Zaza cuma pacar lo kan bukan istri lo? jadi gue masih punya kesempatan dong" jawab Davi santai, sementara itu satu tinjuan meluncur kepipi Davi

Suasana kantin semakin panas atas perkelahian Rangga dan Davi, tiba-tiba Ms.Setya datang melerai dan menyuruh keduanya untuk keruangannya.

Zaza panik ketika mendengar berita Rangga dan Davi berkelahi di kantin, Zaza memutuskan untuk mencari Davi kebelakang sekolah. Saat Zaza kebelakang sekolah tidak ada siapapun disana, dia pun duduk tiba-tiba ada yang menyiramnya. Zaza kaget dan mencari siapa yang berulah kepadanya namun dia tidak melihat siapapun disitu, alhasil seragamnya basah dan dia menangis sejadi-jadinya. "TUHAAN TOLONG, GUE UDAH CAPEK SAMA SEMUA INI" Zaza tidak tahan dan ia berteriak sekencang-kencangnya, dibalik itu ada sepasang bola mata yang tertawa kecil melihat Zaza menderita.

Varel yang sedang lewat mendengar teriakan Zaza langsung menghampiri Zaza dan terkejut melihat Zaza yang basah kuyup.

"Za lo kenapa basah kuyup gini?" tanya Varel

"Gue capek rel, gue gatau harus apa tiba-tiba ada yang nyiram gue. Gue yakin dia adalah peneror gelap gue" jawab Zaza yang masih menangis

Varel meminjamkan jaketnya lalu berkata, "nanti gue panggilin Rangga ya, lo kekelas dulu aja bawa jaket gue dulu"

"Makasih banyak ya rel" jawab Zaza lirih

Zaza pun kekelas dan mendapatkan beribu pertanyaan dari teman-temannya.

"Kita harus cepet nemuin peneror gelap Zaza" sahut Asya menggeram

"Gue juga gak terima Zaza diginiin, sampe gue tau siapa liat aja bakal gue jadiin sate" Nasya kesal sambil melempar penghapusnya, lalu tiba-tiba penghapusnya ditangkap oleh Tomi teman sekelasnya yang memiliki banyak alat tulis temuannya dikelas.

"Woi Tomi balikin penghapus gue!!" seru Nasya

"Barang yang sudah dibuang adalah milik saya" jawab Tomi berlalu

"Jadi gini aja deh, kita harus bisa ngelacak nomor yang selama ini neror Zaza. Otomatis kan alamatnya bisa kelacak juga" kata Raina menjelaskan

"Tumben lo pinter" celetuk Asya

"Tapi siapa yang bisa ngelacak?" tanya Nasya ragu

"Kita minta tolong aja sama pak Solihin dia kan ahli soal elektronik" jawab Raina meyakinkan teman-temannya, sementara itu Zaza hanya terdiam melamun.

Mereka pun menuju ruangan pak Solihin untuk meminta bantuannya melacak nomor peneror gelap Zaza. Setelah setengah jam dicek semua data-datanya, mereka pun menemukan alamat peneror tersebut.

an Abnormal Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang