13

303 26 2
                                    


"Rizky!!"

Pria yang sedang membuka kancing kemeja seragam nya tersentak ketika mendengar teriakan Kirana. Rizky sedang membantu memandikan anak laki-laki yang ada di panti khusus nya anak yang berumur sekitar 3 tahun ke bawah. Laki-laki itu merasa ingin membuka kemeja putih nya karena akan basah jika dikenakan namun baru saja berhasil melepaskan kancing ketiga sudah ada suara yang menggelegar di balik tubuhnya, siapa lagi jika bukan seorang Kirana.

"Apa??" tanya Rizky sambil memutar bola matanya.

"K-kau kenapa ikut membuka baju? K-kau mau mandi juga? Jika iya maka jangan disitu" ucap Kirana sedikit terbata karena gugup.

Rizky menghela nafas " Apa aku tidak punya otak? Kirana sayang gak mungkin aku mandi di tempat terbuka ini. Aku hanya ingin melepas kemeja ku karena besok sekolah masih menggunakan seragam putih abu jika masih dikenakan yang ada basah kuyup nantinya" jelas Rizky membuat Kirana salah tingkah. Apalagi sekarang pipi Kirana memerah akibat Rizky memanggilnya dengan sebutan 'sayang'.

"Baiklah lanjutkan, aku hanya ingin memberikan handuk" ucap Kirana pada akhirnya sambil menyampirkan handuk di sebuah tambang yang terikat.

Kirana cepat-cepat pergi darisana kemudian datang ke arah dapur untuk menyiapkan makanan untuk anak-anak panti. Namun bukan nya menyentuh bahan makanan gadis itu sibuk mengatur nafasnya. Kirana merasa sesak dan ribuan kupu-kupu entah terasa berkeliaran di kulit perut Kirana. Wajahnya pun kian memerah, Kirana meraih buku resep yang ada di atas lemari es kemudian menenggelamkan wajah nya disana.

"Akkhhh" pekik Kirana ketika rasa itu kian memuncak, dirinya sedang salah tingkah dan perasaan nya sedang berbunga-bunga.

"Kak"

Tiba-tiba ada suara seorang anak perempuan bertanya pada Kirana dengan tatapan bingung. Kirana yang melihat ada oranglain selain dirinya disana pun jadi malu sendiri tertangkap basah sedang salah tingkah.

"Ekhem.. Ada apa Chika?" tanya Kirana pada anak bernama Chika.

"Kami lapar sekali kak" ucap Chika dengan tatapan memohon dan tangan mengusap perut nya.

"Kalian lapar yah, maaf. Kakak akan membuatkan makanan untuk kalian. Chika tunggu di meja makan yang sama yang lain juga" kata Kirana kemudian beralih pada bahan makanan yang akan dimasak.

Kirana memotong sayuran namun senyum nya tak pernah hilang. Suara Rizky yang memanggilnya 'sayang' bahkan terus berputaran di pikiran Kirana.

🌈🌈🌈


"Aku tidak tahu makanan ini enak atau tidak yang aku tahu makanan ini layak untuk dimakan" ucap Kirana pada Rizky yang sedang duduk di kursi halaman depan.

Setelah memberi makan anak-anak panti di meja makan Kirana langsung mencari keberadaan Rizky yang entah hilang kemana. Gadis itu tahu jika Rizky belum makan akhirnya Kirana mencari Rizky sambil membawa sepiring nasi goreng plus telur mata sapi.

"Simpan saja di meja aku sedang mengikat tali sepatu" ucap Rizky yang sedang sibuk dengan tali sepatu nya. Laki-laki itu sudah rapih dengan seragam nya dan akan pulang karena hari sudah sore, padahal dia ijin pada Ibunya hanya akan pulang terlambat tapi nyatanya sangat terlambat.

"Baiklah" ucap Kirana sambil menyimpan piring nasi goreng ke atas meja.

Kirana bingung dengan Rizky yang sangat serius dengan tali sepatunya. Rizky sudah mengikat sepatunya namun dilepas lagi, diikat, dilepas terus seperti itu mengundang tawa Kirana. Rizky yang mendengar tawa Kirana langsung mendongkak.

"Ada apa?" tanya Rizky merasa aneh mendengar Kirana yang tertawa tanpa sebab.

Bukan nya menjawab Kirana malah berjongkok di depan Rizky kemudian menarik tali sepatu nya dan mengikat sampul. Rizky yang melihat nya hanya melongo tak bisa berucap sepatah kata pun.

"Beres!!" kata Kirana kemudian kembali berdiri " sekarang makanlah takutnya keburu dingin" lanjut Kirana membuat Rizky tersadar.

"Egh.. Ba-baik" ucap Rizky gugup kemudian langsung mengambil piring yang ada di meja samping nya kemudian mulai menyuap dengan perlahan.

Rasanya campur aduk; senang, malu, gugup dan itu semua bercampur hingga menjadi satu. Bagaimana hati nya tak semakin jatuh dalam pesona Kirana jika setiap perhatian sekecil saja bisa membuat jantung nya berhenti. Rizky sudah memantapkan hatinya jika kini dia sudah Jatuh cinta pada Kirana.

"Terimakasih Rizky kau sudah membantu ku dan juga bersedia mengajak main anak-anak panti disini, mereka bilang sangat senang dan berharap kau bisa bermain bersama mereka kembali" ucap Kirana begitu tulus dan kini dia sudah duduk di kursi sebrang samping kursi Rizky yang terhalang meja.

Rizky hanya mengangguk sambil berusaha menelan makanan yang berhasil dia telan. Rasa nasi goreng Kirana memang tak seenak nasi goreng buatan Ibunya tapi entah kenapa rasanya Rizky tak ingin berhenti untuk menyuap nasi goreng tersebut lagi dan lagi.

"Aku juga sangat senang bisa bermain bersama mereka, dan terimakasih atas nasi goreng nya. Ini begitu enak, aku jadi tidak sabar membuat kamu setiap hari membuat ini setiap hari untuk ku" ucap Rizky ketika telah menyelesaikan makan nya. Nasi goreng yang dibuat Kirana ludes tak tersisa.

"Maksud kamu?" Kirana tidak mengerti apa maksud Rizky, apa laki-laki itu ingin dia memasakan nasi goreng setiap hari untuk nya? Atau dia ingin dibuatkan bekal setiap hari ke sekolah untuk nya? Kirana mendengus memang dia siapa nya Rizky.

"Jika suatu saat nanti kita menikah kamu harus membuatkan aku nasi goreng selezat ini setiap hari, atau memasakan makanan enak lain nya untuk ku" jawaban Rizky membuat Kirana speechless.

Menikah? Bahkan mereka masih duduk dibangku SMA. Rizky memang benar-benar. Batin Kirana tak henti menatap Rizky dengan tatapan tak percaya.

"Hey. Aku bercanda kenapa dianggap serius begitu, aku sampai takut melihat tatapan mu padaku" ucap Rizky " tapi aku harap begitu" lanjut Rizky membuat pipi Kirana semakin memerah.

"Aku tidak bisa berkata apapun tapi jika memang kita berjodoh mau apalagi" kata Kirana berhasil membuat Rizky tersenyum senang, itu suatu tanda jika gadis itu tak menolak.

"Semoga kita berjodoh" tambah Rizky dengan senyum yang tak pernah luntur.

"Amien" jawab Kirana yang hanya sampai tenggorokan saja, hanya dia dan tuhan yang tahu.

"Kalo begitu aku pulang" pamit Rizky kemudian bangkit dari duduk nya.

Kirana mengangguk " baiklah, hati-hati dijalan" ucap Kirana.

Baru saja selangkah Kirana ingin mengantarkan Rizky ke depan namun panggilan salah satu anak panti mengintrupsi dari dalam sehingga Kirana tak bisa mengantar Rizky ke depan dan laki-laki itu tidak keberatan.

Rizky melangkah mendekat ke motor nya dan menaiki motor ninja berwarna merah kesayangan nya.

"Kak" panggil salah satu anak panti yang Rizky tahu namanya adalah Putri berhasil menghentikan pergerakan nya.

"Ada apa?" tanya Rizky membuka kaca helm nya.

"Kakak bukan pacarnya kak Dinda kan?" ucap Putri membuat Rizky tersenyum geli, itu memang bukan kenyataan tapi itu keinginan.

"Kami memang berpacaran" jawab Rizky mulai tertarik menanggapi ke konyolan semua ini.

"Kakak bohong! Kak Dinda pacarnya kak Max bahkan kak Kirana rela menjadi seorang Ketua Murid di sekolah nya hanya untuk Kak Max" ucap Putri membuat Rizky terdiam, seperti ada suatu godam yang menyentak nya setelah mendengar penuturan Putri.

"Bisa jelaskan" ucap Rizky dengan tatapan sendu pada Putri.

Putri pun menjelaskan apa yang dia tahu tentang Kirana dan Max, dia tahu karena memang Max selalu bercerita pada anak-anak panti tentang perasaan nya pada Kirana. Putri sangat menyayangi Max  karena baginya Max sudah menjadi kakak nya sendiri, bahkan sepanjang sepuluh tahun umurnya dia belum menemui laki-laki sebaik Max.

Rizky mendengar semua penjelasan Putri,  ada bagian sudut perasaan nya yang tergores bahkan rasa bahagia yang sebelum nya dia rasakan menguap begitu saja pergi entah kemana.

***

Tbc

Happy reading..

Ketua MuridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang