11

276 37 5
                                    


"Aku antar pulang yah" ucap Rizky menawarkan diri pada Kirana. Tentu saja Kirana menggeleng.

"Sudah malam tidak baik jika anak gadis pulang sendirian" bujuk Rizky namun tetap masih mendapat gelengan kepala dari Kirana.

Keras kepala sekali gadis yang ada dihadapan nya. Rizky harus memikirkan cara lain untuk membujuk Kirana.

"Kau akan aman pulang bersamaku" Rizky kembali berkata membuat Kirana mendelik tajam pada nya.

"Aku tidak mau pulang bersama mu dan kau tidak akan pernah bisa mengantar ku pulang" ketus Kirana.

"Kenapa?"

"Karena aku tidak akan pulang, aku akan menunggu Max disini" jawab Kirana dan kali ini Rizky yang mendelikan matanya.

Kenapa begitu peduli Kirana pada Maxime? Rizky tahu Max sedang berada di rumah sakit dan butuh pertolongan Kirana, Rizky hanya membayangkan akankah Kirana berlaku sama jika yang sakit adalah dirinya dan jawabannya tentu saja tidak.

"Kalo kau akan menunggu Max disini aku juga akan ikut menunggu mu disini" ucap Rizky kemudian duduk di sofa yang ada di samping kanan brankar rumah sakit juga melipat kakinya sehingga bertumpu.

"Kau pulang saja" usir Kirana.

Rizky menggeleng " aku tidak mau pulang, lagi pula besok hari minggu jadi sekolah libur"

"Walaupun begitu tetap saja karena nanti orangtua mu mencari..." Ucapan Kirana terpotong saat Rizky mengangkat ponsel nya ke depan wajah Kirana. Gadis itu meraih ponsel yang disodorkan oleh Rizky.

Bunda aku tidak akan pulang karena aku akan menemani temanku yang sekarang dirawat di rumah sakit.

Baiklah. Hati-hati jangan sampai kau sakit pulang darisana karena tertular.

"Kau berbohong?" tanya Kirana setelah membaca isi chat antara Rizky dan Ibunya.

Rizky mengangkat bahu " aku tidak berbohong, bagian mana yang membuat kau berpikir seperti itu?"

"Teman? Max bukan teman mu"

"Tapi sekarang dia menjadi temanku Karena dia teman mu tentu saja"

Kirana menghentakan satu kaki nya beradu dengan lantai. Berbicara dengan Rizky akan membuat darah nya semakin naik. Gadis itu menyerah, terserah apa yang akan laki-laki itu lakukan dia tidak akan mencampuri asal saja Rizky tahu batasan untuk tidak mengganggunya.

🌈🌈🌈

Kirana menatap orang yang ada di depan nya. Mata orang tersebut menutup begitu damai. Dan hati Kirana terenyuh saat melihat kernyitan sehingga melipat dahi orang itu. Apa yang sedang dia mimpikan tanya Kirana dalam hati.

Kirana telah menyakiti nya namun orang tersebut tetap peduli padanya, Kirana merasa telah menjadi orang yang paling bodoh.

Gadis itu menaikan selimut sehingga kembali rapi menutupi tubuh nya, kembali ditatap kemudian bangkit dan beralih menatap pada seseorang yang sangat Kirana sayangi—Max.

Kirana tahu dan mengerti Rizky lebih kuat dari Max dan laki-laki itu tidak butuh pertolongan nya. Gadis itu tidak bisa membayangkan bagaimana kondisi Max jika tahu cinta nya tidak terbalaskan. Penyakit yang dia derita saja sudah membuat tubuhnya tumbang apalagi ditambah dengan rasa patah hatinya, Kirana tak ingin seperti itu.

Ketua MuridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang