04

411 52 0
                                    


"Kemana aja kamu selama gak pulang?" tanya Ratna pada Kirana yang baru memasuki kediamannya.

Kirana hanya melirik kemudian melanjutkan langkahnya menuju kamar.

Selangkah lagi membuat Kirana masuk kedalam kamar sebelum tangannya ditarik kasar oleh Ibunya.

"Jika mamah bertanya kamu harus jawab!"

"..."

Kirana tidak menjawab sehingga hanya keheningan yang tersisa.
"Mamah bingung sama kamu, apa sih mau kamu ?" tanya Ratna yang mulai lelah menanggapi sikap mamah.

"Mamah jelas tahu apa keinginan aku!" ucap Kirana pada akhirnya dengan nada tinggi.

"Mamah gak bisa jika itu keinginan kamu. Mamah mohon sama kamu tolong mengerti perasaan mamah, mamah cinta sama Doni dan gak mungkin jika harus ninggalin dia"

"Aku bersikap seperti ini karena aku sayang sama mamah, aku mohon mah jangan menikah lagi" lirih Kirana yang kini sudah berlinangan air mata.

"Tapi kenapa? Kalau kamu sayang sama mamah kamu pasti tahu kebahagiaan mamah itu cuma bersama Doni"

"Semua aku lakukan karena .. papah, benar papah. Aku gak mau posisi papah sampai terganti"

"Kamu harus nya buka mata kamu lebar-lebar, karena papah kamu mamah gak bisa bersatu dengan Doni. Ini saat nya mamah memperbaiki hubungan yang sempat terhalang"

"Terserah apa kata mamah, sekarang mamah pilih aku atau calon suami mamah?"

Ratna begitu terkejut dengan ucapan yang terlontar dari mulut anaknya. Kenapa sulit bagi Kirana menerima Doni sebagai ayahnya. Ratna faham jika Kirana terlalu menyayangi ayah nya tapi seharusnya anaknya tidak bersikap egois seperti ini.

"Mamah kecewa sama kamu, sampai hati kamu membuat pilihan yang menyudutkan mamah"

"Jika tidak seperti ini akan banyak hati yang terluka" ucap Kirana dingin.

"Terserah apa yang kamu akan lakukan setelah ini, jika kamu ingin pergi dari sini pergilah mamah tidak akan pernah melarang karena keputusan mamah tidak akan pernah berubah"

Kirana hanya tersenyum pahit, Ibunya sudah dibutakan dengan Cinta sehingga tidak dapat membedakan mana yang salah dan yang benar. Kirana tidak mungkin menjelaskan apa yang dia tahu tentang Doni calon suami Ibu nya karena dia terlalu takut jika nanti hati Ibunya akan merasa sakit setelah mendengarnya.

"Semoga pilihan mamah tepat"


✏✏✏

"Wuih!! Ketua Murid kita lagi galau kayanya" celetuk Rizky ketika melihat Kirana terduduk melamun dikursi bangku nya.

Kirana mendelik menatap tajam kearah Rizky. Pikirannya sudah sangat pusing tidak ingin diganggu.

"Kamu kenapa sih sayang? Ayo dong kalo ada masalah langsung curhat aja sama aku" ucap Rizky sok manis.

Kirana semakin geram dibuatnya. Dia butuh ketenangan namun laki-laki dihadapannya terus-terusan mengoceh yang membuat telinga Kirana jengah.

"Sayang jangan pasang ekspresi kaya gitu aku gak suka, udah jangan terlalu memikirkan masalah yang gak penting mending mikirin aku aja..."

Bukk!!

Satu tumbukan mengenai perut Rizky membuat laki-laki tersebut mengerang kesakitan. Andai saja tidak ada para murid di dalam kelas mungkin sekarang dia sudah menangis.

"Please, jangan recokin hidup gue. Sebenarnya apa sih yang loe mau? Kalau loe emang mau gue turun jabatan ok besok gue akan bilang sama wali kelas atas pengunduran diri gue.  Puas!! " bentak Kirana kemudian pergi meninggalkan Rizky yang terdiam juga tatapan tak percaya dari para Murid sekelasnya.

Kemudian Rizky tersadar dan langsung mendapati teman sekelasnya menatap horor padanya. Awalnya Rizky ingin berlari sebelum teriakan riuh teman sekelasnya berteriak
"HORE!!! Loe berhasil ky, makasih banget karena kalo bukan loe Kirana gak mungkin ngundurin diri"

Rizky menautkan kedua alisnya.
Sudah hanya seperti itu? Tidak seru. Rizky kira perjuangan nya akan sulit dan memerlukan banyak waktu yang lama namun ternyata semudah membalikan kedua telapak tangan. Rizky menggelengkan kepalanya dan mencoba menebak apa yang telah terjadi dengan gadis berondong jagung tersebut.

✏✏✏

Kirana mengusap wajahnya dengan kasar. Apa yang harus dia lakukan untuk mencegah Ibunya menikah dengan Doni. Apa perlu dia menceritakan topeng pria tersebut namun apa setelah menceritakan semua Ibunya akan percaya dengan perkataan yang jelas-jelas tidak mempunyai bukti yang cukup kuat terlebih Ibunya sangat mencintai kekasihnya.

Tiba-tiba Kirana merasakan keberadaan seseorang dihadapannya.

"Loe itu mau sekolah atau hujan-hujanan"

Kirana mengangkat kepalanya sehingga pandangan nya langsung bertubrukan dengan mata hitam Rizky yang juga sedang menatap Kirana sambil membawa sebuah payung.

Payung??

Kirana langsung menatap sekelilingnya dan terakhir pada dirinya sendiri. Ternyata semuanya sudah basah dan bodohnya dia tidak menyadari jika selama dia duduk dibangku taman hujan tengah turun membasahi tubuhnya. Inilah kebiasaan buruk Kirana yang tidak bisa membagi konsentrasi.

"Ayo berdiri. Ck, kau ini seperti bukan Kirana yang aku kenal" ketus Rizky sambil memasukan sebelah tangan yang kosong ke dalam sakunya.

Kirana menggeleng. Dia cukup malu ketahuan hujan-hujanan tambah parahnya disaat KBM berlangsung. Wajahnya mau disimpan dimana jika semua nya tahu seorang Kirana telah berubah menjadi seorang drama queen. Memikirkan nya saja sudah membuat dia bergedik.

"Ck, jangan menyusahkan aku. Bu Siska sedari tadi mencari mu jadi ku mohon ayo ke kelas"

Dengan terpaksa Rizky menarik tangan dinda kemudian merangkul tubuh mungil Kirana sedikit merapatkan dengan tubuhnya agar tidak kehujanan.

"Kamu ini kenapa ? Apa karena masalah tadi? " tanya Rizky di sepanjang jalan yang tak pernah ditanggapi oleh Kirana.

"Tunggulah akan aku carikan baju ganti untuk mu" ucap Rizky setelah sampai di ruangan tempat loker.

Kirana menatap kepergian Rizky yang hilang dibalik pintu. Kini baru terasa betapa dinginnya yang menyapa tubuhnya kali ini.

"Semoga ini muat ditubuhmu" ucap Rizky sekembalinya sambil menyodorkan sebuah rok berwarna abu-abu.

Kirana dengan enggan mengambil rok tersebut, ditariknya rok yang berada ditangan Rizky dengan kasar. Rizky yang melihatnya hanya menggelengkan kepala sambil melengkungkan bibirnya.

"Dapat dari mana? " tanya Kirana.

"Tenang saja aku mendapatkan rok tersebut di koperasi bukan merebut rok oranglain" jawab Rizky dengan geli.

Rizky menuntun kedua tangannya membuka kancing baju seragam yang dia pakai, Kirana yang melihat nya pun bingung bukan yang seharusnya yang membuka baju adalah dirinya.
Untung saja Rizky memakai kaos yang berwarna hitam membuat Kirana tidak perlu menutup matanya dan tidak akan merasa malu untuk kedua kalinya.

"Pakailah bajuku. Tenang saja bajuku tidak bau kok" ucap Rizky sambil menyimpan baju nya ke genggaman Kirana kemudian berlalu.

Kirana yang melihatnya pun hanya tercengang namun per sekian detik bibirnya membentuk sebuah lengkungan.

***

Please, Vote & Komentarnya... 

Ketua MuridTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang