Chapter 3: Teman baru yang sadis

5.3K 146 11
                                    

   Tubuh tanpa kepala itu berjalan jalan memutari kamarku sambil meninggalkan bercak merah di lantai. Aku mengangkat tubuh itu, dan menjambak rambut kepala yang baru saja mengagetkan ku setengah mati. Kulangkahkan kakiku ke luar rumah, dan kulempar tubuh beserta kepalanya dengan keadaan terpisah ke arah tong sampah yang berada di depan rumahku. Ketika aku kembali memasuki rumah, sosok perempuan yang baru saja kubuang tubuh dan kepalanya itu tegah duduk bersantai di sofa dengan keadaan utuh sambil menatapku dengan senyumnya yang kecut. 

  "KELUAR DARI SINI BOCAH!!!" Teriakku sambil menunjukkan pintu keluar

  Sosok itu hanya mengangkat sebelah alisnya, lalu menarik kepalanya hingga copot dan meletakkannya di meja. Aku mendekatinya dengan tatapan tajam, lalu menampar kepalanya dengan keras hingga jatuh mengelinding. Tubuh tanpa kepala itu hanya mengangkat bahunya, lalu membaringkan tubuhnya di sofa tanpa mempedulikanku yang masih tampak marah dan kesal akan sikapnya yang kurang ajar itu. 

  Oke, aku pikir dia adalah seorang manusia yang tersesat dengan keadaan terluka dan menemukan rumahku untuk mendapatkan sedikit batuan. Ternyata, dia bukan manusia yang aku pikirkan. Mungkin, dia hantu sejenis ku yang kesepian dan mencari teman bermain

  " Kau suka menyiksa manusia, bukan? bagaimana kalau kita bersenang senang sekarang?" Usul kepala tanpa tubuh itu sambil menatap ku dengan pandangan memelas. 

   " Asal kau tahu saja ya, aku tidak suka ada orang yang mencampuri urusan ku. Lebih baik aku bersenang senang sendiri daripada harus bersenang senang dengan tamu tak diundang" Jawabku, lalu melangkah pergi meninggalkan kepala dan tubuh yang terpisah itu sendiri

   **********

  " Apakah ada yang bisa melihat rambut indahku ini?" Tanyaku memulai permainan

  Tiga manusia yang kuikat itu menggangukan kepalanya. Kuperhatikan mereka satu per satu, lalu tersenyum senang ketika salah satu dari tiga orang itu menampakkan tatapan bohongnya. Aku segera menendangnya hingga terpental ke belakang. Tubuhnya yang tampak kecil itu menabrak kursi kayu yang sudah rapuh hingga membekaskan rasa perih di punggungnya. Kudekatkan wajahku pada manusia malang itu, dan kuperhatikan wajah memelasnya. 

  " Aku tanya kau sekali lagi. Apakah kau bisa melihat rambut indahku?" Tanyaku sambil menyodorkan beberapa helai rambut di depan wajahnya. 

  Ia menggangukkan kepalanya untuk yang kedua kalinya. Aku tersenyum puas memandang wajah dustanya yang tampak ketakutan. Aku berdiri di hadapannya, lalu meraih rambut panjangnya yang tampak terawat, lalu menariknya dengan sekuat tenaga. 

   KRRAAAAAAAKKK!!!!

  Lagi lagi, kedua manusia yang masih kuikat itu bergerak gerik panik ketika menyaksikan aksi mengerikanku ini. Aku berdecak pelan, lalu meletakkan kepalanya yang terputus dari tubuhnya. Darah segar itu pun bermuncratan dari leher dan kepalanya yang mengerikan, membuat kedua manusia itu panik setengah mati. 

  " KALIAN BISA DIAM TIDAK!" bentakku dengan amarah yang memuncak, membuat kedua manusia itu menunduk kepalanya dalam dalam. 

  Kudekati salah satu dari mereka, lalu kubelai rambut hitamnya yang pendek. Ia tampak ingin menendangku dari hadapannya, tapi nihil karena kedua kakinya telah kuikat dengan rantai. Aku tersenyum meremehkannya, lalu membelai rambutku sendiri.

  " Apakah rambutku tercium wangi?" Tanyaku padanya

  Ia menggelengkan kepalanya, membuat amarahku meningkat seratus derajat.. Ku tendang tubuhnya hingga tersungkur di lantai, dan ku injak injak kepalanya hingga ia mengeluarkan air matanya yang tak kuasa ia pendam. Ku berhenti sejenak, lalu memandang satu manusia yang tersisa lagi. 

Horor GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang