1 : Awal Musim Panas

763 93 22
                                    

Pukul 9 pagi di kota Seoul yang hangat, seorang laki-laki baru saja bangun dari tidurnya. Dia Kim Mingyu, siswa tahun terakhir dari Sekolah Menengah Atas Seoul. Hari ini hari pertama musim panas. Yang berarti hari pertama liburan para siswa dimulai.

Mingyu beranjak dari tempat tidurnya ke kamar mandi. Ia membasuh wajahnya dan tak lupa menyikat giginya. Setelah itu, ia pergi ke dapur untuk membuat sarapan. Oh iya, Kim Mingyu ini tinggal sendiri di apartemen yang dibelikan ayahnya untuk Mingyu seorang. Orang tuanya tinggal di Jepang karena sang ayah memang berasal dari sana. Mingyu yang menghabiskan 10 tahunnya di Korea merasa lebih nyaman tinggal di negeri ginseng ini dan menolak ikut orang tuanya tinggal di Jepang. Dan salah satu alasan lainnya adalah Jung Haneul.

Mingyu memasuki kamarnya untuk mengambil ponselnya kemudian kembali ke dapur. Ia sempat mengecek ponselnya. Tidak ada pesan atau telepon masuk dari perempuan kedua yang ia sayangi---yang pertama adalah ibunya. Yang ada hanya pesan tidak penting.

Mingyu meletakan ponselnya di meja makan lalu ia kembali membuat sarapannya, sup rumput laut dengan mandu adalah sarapan kesukaannya. Dulu Mingyu suka membantu ibunya memasak dan itu membuatnya menjadi seorang laki-laki yang pandai berurusan di dapur.

40 menit ia gunakan untuk mengolah bahan-bahan yang telah ia siapkan dan sekarang semuanya sudah siap di meja makan. Ia mengecek ponselnya lagi. Masih belum ada pesan atau telepon dari Haneul. Mingyu menautkan alisnya, merasa bingung dengan yang terjadi pagi ini. Ia mengesampingkan masalah itu dan mulai menyantap masakannya.

Setelah menghabiskan makanannya, ia segera mencuci semua peralatan makan yang kotor. Mingyu sudah cukup mandiri untuk hidup sendiri jadi orang tuanya tidak perlu terlalu khawatir dengannya. Mingyu menoleh ke arah ponselnya yang ada di sebelahnya. Layarnya hitam. Haneul belum meneleponnya, bahkan memberikan pesan saja tidak.

Mingyu mengurungkan niatnya untuk menghubungi Haneul duluan karena biasanya memang Haneul yang selalu cerewet menghubungi Mingyu di pagi hari. Menyuruhnya bangun, membuat sarapan, mandi, sampai menyuruhnya untuk menghubungi orang tuanya sendiri. Haneul memang seorang perempuan yang sangat pengertian. Mingyu suka itu.

Bukan hanya perhatian kepada Mingyu, Haneul juga perhatian dengan lingkungan sekitarnya. Haneul seorang yang keibuan. Dia sangat suka dengan anak kecil. Pernah suatu hari, Haneul mengajak Mingyu ke taman kanak-kanak hanya untuk melihat anak kecil yang sedang bermain. Haneul juga pandai memasak, sama seperti Mingyu. Mingyu akan sangat senang jika dibuatkan kue red velvet dan bibimbap buatan Haneul. Itu membuat Mingyu suka dan bahkan menyayangi perempuan itu.

Mingyu duduk di depan televisi dengan rambutnya yang masih basah. Ia baru saja selesai mandi. Mingyu menyalakan televisinya dan mencari saluran yang menarik. Ia berhenti pada saluran nomor 8 dan mulai menikmati kartun pororo yang sedang diputar. Sesekali ia melirik ke arah ponselnya. Tidak ada notifikasi dari Haneul. Mingyu menghela napasnya.

"Ke mana anak itu?"

Mingyu kembali fokus ke televisinya. Ia sedikit terhibur dengan apa yang ia tonton. Mingyu mengubah posisi menontonnya, yang awalnya duduk menjadi berbaring. Ia melirik jam dinding yang menggantung di atas televisi. Sudah pukul 12 tapi Haneul belum menghubunginya juga.

Mingyu menguap. Kartun pororo sudah berganti dengan siaran berita. Siaran di televisi menjadi membosankan ketika siang datang. Lagi-lagi Mingyu menguap. Akhirnya ia memutuskan untuk mengambil segelas jus jeruk di kulkas dan kembali duduk di depan televisi. Mingyu membiarkan sang pembawa acara tetap berbicara agar terus membuatnya terbangun karena ia akan menunggu Haneul menghubunginya.

Merasa sedikit putus asa, Mingyu mematikan televisinya dan berbaring di sofa sambil menggenggam ponselnya. Ia menatap layar ponselnya yang hitam, sesekali membukanya untuk mengecek kalau saja Haneul sudah menghubunginya. Mingyu menaruh ponselnya di meja kemudian ia menatap langit-langit apartemennya.

Ia teringat sesuatu. Sesuatu yang sangat bodoh untuk dilakukan---baginya. Sesuatu yang Mingyu sangat sesali. Sesuatu yang akan mengubah kehidupan seorang Kim Mingyu.

Kemarin, ia baru saja memutuskan hubungannya dengan kekasihnya, lebih tepatnya mantan kekasihnya, Jung Haneul.

pizza // mingyuWhere stories live. Discover now