Part 20 : Should I Marry My Best Friend?

124K 4.8K 8
                                    

“Sekarang Ibu dong gantian, awas awas kamu Genta gantian!” Ibu menggeser tubuh Genta yang sedang merangkul istrinya diiringi senyum yang terkembang di bibirnya.

Hari ini adalah hari ulang tahun Biya yang ke dua puluh empat. Genta diam-diam membuat surprise party untuk Biya di apartemen mereka. Hanya mengundang kedua orangtua masing-masing, menurut Genta, inilah keluarga yang sebenarnya. Semua berbagi suka cita di hari ulang tahun Biya.

“Pelan-pelan Bu, nanti kena perutnya Biya.” Genta terlihat khawatir ketika Ibu memeluk Biya dengan erat ketika camera sudah mengarah kepadanya.

“Tenang Sayang, Biya nggak akan kenapa-kenapa.” Mama berusaha menenangkan anaknya yang terlihat panic. Genta memang akhir-akhir ini tampak lebih protektif pada istri dan anak yang berada di dalam kandungan Biya itu. maklum, saat ini usia kandungan Biya sudah memasuki usia ke Sembilan bulan, dan Genta berusaha sebisa mungkin menjadi suami yang siaga, alias siap jaga, khawatir di tengah malam Biya mendadak harus melahirkan anak mereka itu.

“Aduh, kok aku kaya ngompol gitu ya Bu?” bisik Biya disela-sela pemotretan dengan Ibunya. Ibu langsung menoleh menatap wajah putri kesayangannya itu. Biya mengerutkan keningnya, menahan rasa aneh yang kini ia rasakan pada tubuhnya.

“BIYA MAU NGELAHIRIIIIIIIIIN!” teriak Ibu yang langsung mengejutkan seisi apartemen. Semua mata tertuju menatap Biya, sementara Biya hanya mematung, pandangannya beralih pada suaminya. Mulut Genta terbuka lebar-lebar, matanya membesar, untung saja camera slr digenggamannya tidak jatuh ke lantai.

“Bukan, aku Cuma ngerasa aneh aja..” Biya menghentikan kalimatnya, nggak mungkin kan bilang bahwa ia sepertinya ngompol di hadapan Ayah dan Papa yang kini sedang memelototinya itu? kalau Genta sih mungkin Biya tidak terlalu peduli. “Ng.. bukan apa-apa kok. Ibu aja nih heboh!” Biya mencubit kecil lengan Ibu yang berdiri di sisi kanannya. “Ngapain pake teriak sih.” Bisik Biya.

“Nggak bisa, pokoknya nggak bisa. Genta cepetan dong siapin mobil bawa Biya ke rumah sakit aduh gimana sih ini kok malah pada melongo! Kita harus buru-buru bawa Biya ke rumah sakit sekarang juga!!” Ibu tidak peduli pada cubitan Biya, bagaimanapun juga putri kesayangannya itu harus segera ke rumah sakit, titik.

Should I Marry My Best Friend?Where stories live. Discover now