Part 7 : Should I Marry My Best Friend?

95.2K 4.9K 27
                                    

Pernah ngerasain rindu setengah mati kaya judul lagu band ternama di ibukota? Itu yang lagi dirasakan oleh Genta. Dan sejujurnya begitu juga dengan Biya. Masa pingitan yang melarang keduanya untuk bertemu membuat Genta uring-uringan. Ia tidak tahu apakah Biya  sudah kembali ceria atau masih bersikap dingin padanya. Terakhir mereka betemu ya hanya pada saat fitting baju pernikahannya itu.

Genta sudah duduk dengan gagah di hadapan Papanya Biya dan juga seorang penghulu. Jantungnya berdetak lebih cepat ketika melihat Biya datang menghamppirinya, duduk di sisinya dan sempat tersenyum padanya. Genta selalu mengambil kesempatan untuk melirik Biya, sahabatnya, calon istrinya, yang kini duduk di sisinya. Biya terlihat begitu sempurna di mata Genta.

“Saya terima nikah dan kawinnya Shabiya Malicca Nassir binti Malik Nassir dengan mas kawin tersebut di atas tunai.” Hanya dengan satu hembusan nafas, Genta berhasil dengan lancar menyebutkan kalimat qobulnya.

Suasana ijab qobul di Masjid At-Tin yang bernuansa serba putih itu terasa begitu khusyuk dan khidmat. Pasangan yang terlihat sangat serasi itu membuat para undangan tidak henti-hentinya memuji pasangan suami istri baru itu.

Biya memperhatikan cincin yang melingkar di jari manisnya dengan begitu indah. Genta sudah menjadi miliknya, sepenuhnya. Tapi kenapa hati Biya malah terasa sakit? 


***


Ballroom Ritz Carlton,

The Wedding Of

Dr. Genta Arlan Prawiradiredja & Shabiya Malicca Nassir

“Kamu cantik banget.” Puji Genta tulus sambil berbisik pada istrinya, Biya, yang kini sedang berdiri di atas pelaminan bersama dirinya.  Biya hanya tersenyum. Sambil menyalami para undangan yang hadir di acara resepsi mereka, Genta tak henti-hentinya memperhatikan istrinya yang terlihat mulai kelelahan itu. Tidak jarang, Genta melingkarkan tangannya di pinggul Biya yang sebenarnya malah membuat Biya merasa risih itu.

Resepsi pernikahan Genta dan Biya di ballroom hotel berbintang lima yang megah itu tampak begitu mewah dengan dekorasi bunga mawar merah dan untaian Swarovski  yang hampir memenuhi ruangan itu. Mimpi Biya menjadi kenyataan. Semua cita-cita tentang pernikahannya dipenuhi oleh Genta.

Kedua orangtua Genta dan Biya yang memang sudah akrab sejak dulu tampak begitu serasi menggunakan kebaya dan beskap dengan nuansa coklat. Menyalami para undangan di sisi anak-anaknya itu.

Kurang lebih dua ribu tamu undangan yang memenuhi pesta resepsi pernikahan pasangan yang sama-sama berasal dari keluarga pebisnis ini tampak begitu menikmati pesta pernikahan Genta dan Biya. Dengan suguhan berbagai macam makanan, dari mulai menu asia sampai eropa membuat para tamu betah untuk berlama-lama. Souvenir berupa cermin kecil yang dilapisi dengan ukiran perak di setiap sisinya juga tidak kalah menarik perhatian para undangan.


***



Should I Marry My Best Friend?Onde histórias criam vida. Descubra agora