Epilog

9.8K 293 6
                                    

Sepasang mata coklat menatap ke arah panggung besar yang berada di tengah-tengah ruangan ballroom megah itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sepasang mata coklat menatap ke arah panggung besar yang berada di tengah-tengah ruangan ballroom megah itu.

Orang-orang berlalu lalang dengan senyuman di bibir mereka dan canda tawa yang dilemparkan satu sama lain, namun ia tetap bergeming di tempatnya tanpa memperhatikan hal lain selain kudua orang yang berdiri di tengah-tengah panggung tersebut.

Si pemilik mata coklat memperhatikan kedua mempelai yang berdiri di atas panggung dengan senyuman kecil di bibirnya, memperhatikan pasangan yang sesekali menjulurkan lidahnya satu sama lain, kemudian tertawa bersama.

"Kalau kamu liatin mereka kayak begitu, kamu bisa dikira mau menikah lagi, loh."

Suara yang sangat dikenal oleh telinganya mengalihkan perhatiannya dari panggung, senyumnya melebar ketika ia membalikan tubuhnya agar berhadapan dengan pemilik suara barusan.

"Well, mungkin....." balasnya usil.

Samuel James Sinaga melebarkan matanya mendengar jawaban istrinya, ia melipat kedua tangannya ke depan dada dan berpura-pura melemparkan tatapan curiga.

"Oh ya? Apa aku bakal dapat undangannya?"

Jace memutar kedua bola matanya sebelum melanjutkan dengan santai, "kita lihat nanti."

Sam menarik napas tajam dan memegang dadanya seperti ia baru saja ditusuk tepat di jantungnua, "Ouch. Setidaknya kamu harus mengundang suami pertama kamu, Jace."

"Siapa bilang kamu suami pertama aku?"

"Oke, ini mulai terdengar makin menyakitkan, Jace. Make it stop, please?"

Jace terkekeh pelan, "maksud aku, kamu itu bukan suami pertama aku, tapi satu-satunya suami aku. Makanya, jangan sensi duluan deh, Sam."

Laki-laki yang dibicarakan hanya tertawa dan membalas perkataan Jace dengan menarik wanita itu ke dalam pelukannya sebelum mengalihkan pandangannya ke arah panggung.

"Siapa sangka akhirnya dia berhasil man up dan ngelamar Brynn?"

Jace memukul dada Sam bercanda sebelum menatapnya dengan pandangan marah yang dibuat-buat, "he's man enough, Sam."

"Dia butuh waktu enam tahun buat ngelamar Brynn.." sanggah Sam sambil mengangkat kedua bahunya.

"Proses, Sam. Proses."

"Well, aku langsung ngelamar kamu tanpa berlama-lama. Baru kita nunggu setelah itu, proses juga kan?"

Jace mengerutkan dahinya sebelum menggeleng pelan dan berbisik, "dan itulah contoh proses yang terbalik, saudara-saudara."

"Aku dengar itu, Jace."

"Dengar apa?" sahut Jace sambil menunjukan senyum manisnya.

Sam terkekeh pelan saat Jace menyandarkan kepalanya pada dada bidangnya, namun wanita itu segera menarik kepalanya kembali dan menatap Sam dengan kerutan di dahinya.

Number One (completed)Where stories live. Discover now