Chapter Thirty - Cat and Dog

4.8K 329 6
                                    

"This is actually very funny

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"This is actually very funny."

●CHAPTER THIRTY●

Jace memperhatikan kedua laki-laki yang duduk -saling berhadapan- di depannya dengan gelisah. Ia melirik ke arah Sam dan Bimo bergantian sambil menggigit bibir bawahnya pelan. Kedua laki-laki ini tidak mengucapkan sepatah kata pun semenjak mereka berdua duduk di sofa ruang tamu Jace beberapa menit yang lalu. Mereka hanya saling mengamati satu sama lain, dari ujung rambut hingga ujung kaki. Dan hal itu tidak dilakukan diam-diam, mereka terang-terangan saling mengamati sama lain, dan menaikan alis mereka jika mata mereka berdua saling beradu pandang.

"Ehem." Jace berusaha menarik perhatian kedua laki-laki itu.

Sam dan Bimo mengalihkan tatapan mereka ke arah Jace dengan tatapan bertanya, membuat Jace memutar matanya.

"Please deh, kalian mau berapa lama lagi tatap-tatapan begitu? Gue nggak mau ya, abis selesai ini, kalian berdua malah naksir satu sama lain..."

Bimo mendengus pelan mendengar ucapan Jace, sedangkan Sam hanya mengangkat ujung bibirnya sehingga membentuk senyuman tipis.

"Like I said, Jace... aku masih normal..." sahut Sam pada Jace.

"Dan gue juga nggak akan naksir sama cowok, lebih-lebih lagi dia.." Bimo melanjutkan sambil menggerakan dagunya ke arah Sam. Mengakibatkan Sam kembali menatap laki-laki itu dengan tajam, dan Jace menepuk dahinya lumayan keras.

"Udah, cukup! Kalian kenapa sih? Kalian berdua baru kenal beberapa menit yang lalu, dan sekarang udah berantem kaya kucing sama anjing!"

Kedua laki-laki itu hanya mengangkat bahunya, dan membuang muka ke arah berbeda, membuat Jace menghela napas dengan lemah.

"Gini deh ya, Mo, lo siap-siap. Masuk ke mobil, nih kuncinya.." Jace melemparkan kunci mobil ke arah Bimo yang dengan sigap menangkapnya. "Tunggu di sana, nanti gue nyusul." Lanjutnya.

"Sam, lo mending pulang dulu. Soalnya gue mau anter Bimo ke hotelnya.. dan... bukannya ini hari Senin ya? Kenapa lo nggak kerja?" Tanya Jace yang baru sadar mengenai keberadaan Sam di rumahnya pada hari Senin pagi -menjelang siang. Yang seharusnya merupakan waktu Sam bekerja, seperti hari-hari biasa lainnya.

"Aku ijin.."

"Ijin kerja cuma buat nyamperin pacar? Karyawan teladan banget, lo?" suara Bimo dari arah pintu membuat Jace dan Sam menatap ke arahnya. Bimo sedang bersandar pada dinding di sebelah pintu flat dengan tangan yang terlipat di depan dada, menampakan lengannya yang bertato. Jace ingin menjedotkan kepalanya ke tembok keras-keras, bisa nggak sih si Bimo keluar tanpa nambahin masalah?

Sam menatap tajam ke arah Bimo, "Pertama, gue pengacara. Kedua, nggak akan masalah gue mau ijin dengan alasan apapun juga, karena setengah dari kantor pengacara itu punya gue. Dan ketiga, apa urusan lo di sini, sampe cewek gue harus nganterin lo buat cari hotel? Lo nggak bisa pergi sendiri aja?" Jawab Sam panjang dan tenang pada Bimo yang sekarang sudah melangkahkan kakinya kembali ke arah Sam.

Number One (completed)Where stories live. Discover now