Chapter Thirty Two - Face Off

4.4K 311 6
                                    

"Let me take a deep breath and his X-file

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Let me take a deep breath and his X-file."

●CHAPTER THIRTY TWO●

Jace memandang rumah dengan gerbang hitam dari balik jendela mobil dengan gelisah, ia menautkan kedua tangannya seperti sedang berdoa.

Kenyataannya, ia memang sedang berdoa. Berdoa agar ia bisa menghilang begitu saja dari tempat ini, kembali ke flat-nya.

Tiba-tiba ia merasakan tangannya disentuh pelan. Ia segera menatap si pemilik tangan tersebut, Sam. Sam memandangnya seakan-akan menenangkan dirinya, tersenyum seakan-akan mengatakan bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Jace tidak merasa baik-baik saja. Sama sekali tidak.

Peduli setan dengan tatapan dan senyuman itu, ia tidak dapat mengenyahkan semua kekhawatirannya begitu saja.

Berbagai pertanyaan berkecamuk dalam pikiran Jace mengenai maksud Sam. Ia sama sekali tidak mengerti mengapa semua ini penting. Bertemu Stef, maksudnya. Setidaknya, kenapa harus secepat ini?

Jace tersentak oleh gerakan di sampingnya, Sam keluar dari mobil untuk membuka pintu gerbang rumahnya. Jace melihat Lexus putih besar milik Stef dan mengumpat dalam hati, ia tidak menyembunyikan kekesalannya saat Sam masuk kembali ke dalam mobil. Sam hanya mengangkat bahunya melihat ekspresi Jace dan tersenyum kecil sebelum kembali menjalankan mobilnya mask ke dalam rumah.

Jace berdoa agar- ah, persetan. Ia baru saja akan berdoa agar Stef tidak harus keluar rumah, namun suara mesin mobil dan gerbang yang dibuka menarik perhatian laki-laki itu.

Dan di sanalah Stef, berdiri di depan pintu rumahnya dan memandang ke arah mobil Sam dengan tatapan yang tidak dapat dijelaskan.

Ketika Sam mematikan mesin mobil dan keluar dari mobil untuk menutup pintu gerbang kembali, Jace masih bergeming di tempatnya. Memegang erat sabuk pengaman tanpa niatan untuk turun sama sekali.

Stef seperti baru menyadari bahwa Jace ada di dalam mobil dan segera melembutkan pandangannya. Tunggu dulu- apa yang dilakukan laki-laki itu, barusan?

Jace mengernyit melihat tatapan Stef padanya, sebelum akhirnya Sam berdiri di samping pintu penumpang dan membukanya untuk Jace -menghalangi pandangan Jace dan Stef.

"Jace, turun." Pinta Sam pelan. Satu tangannya berada pada pintu dan tangannya yang lain menopang pada pinggir pintu mobil.

Jace menggeleng panik mendengar permintaan Sam, ia kembali mengeratkan pegangannya pada seatbelt. Sam menghela napas pelan sebelum memajukan tubuhnya, mencoba meraih tombol untuk melepas seatbelt. Gerakan ini mengakibatkan Jace semakin panik dan Stef yang menyaksikan di depan pintu rumahnya, melebarkan matanya.

"Done. Sekarang, turun. Everything's gonna be okay, Jace.." Sam mengulurkan tangannya pada Jace, sambil menenangkan wanita itu. Yang tidak terlalu berhasil, sebenarnya.

Number One (completed)Where stories live. Discover now