TIGA PULUH SEMBILAN : Heirs

Mulai dari awal
                                    

Bagus, Jonathan sudah menyatakan bahwa ia adalah penerusnya. Maka kini sudah terlambat untuk mundur dan berlari menjauhi permasalahan yang menyangkut organisasi.

"Dia sangat mirip denganmu Jonathan," ucap salah seorang pria berumur yang memiliki kumis yang terawat dengan baik.

"Aku pun berharap seperti itu." Jonathan membalas dengan senyum sombong.

"Tetapi maaf, aku tidak ingin memperlihatkan penerusku lebih lama. Aku ingin kalian mengenalnya dari bagaimana kinerja kepemimpinannya nanti, bukan dari bagaimana ia terlihat sekarang."

"Bolehkah aku bertanya?" Pria muda dengan rambut​ hitam klimis berdiri dan tersenyum meremehkan ke arah Aldrich. Entahlah, sepertinya Aldrich mengenali laki-laki itu.

Jonathan mengangguk. "Tentu."

"Aku ingin bertanya sesuatu kepada penerusmu, Aldrich."

Aldrich mengangguk kecil sebagai tanda persetujuan.

"Yang pertama, mengapa kau tidak mengenalkan dirimu sendiri tadi dan ingin segera keluar dari ruangan ini?"

Aldrich hampir saja tersenyum.

"Kurasa perkenalan singkat yang diberikan Jonathan, ayahku sudah cukup dan dapat dimengerti oleh otak cerdas kalian semua. Tidak perlu ada pengulangan yang menghamburkan waktu untuk menjelaskan sesuatu yang sama."

Pria muda itu mengangkat bahunya. "Satu pertanyaan lagi, apakah kau memiliki kekasih? Jika iya, bukankah itu akan sangat merepotkan karena menjadi kelemahanmu?"

Aldrich kini tak bisa menahan dirinya untuk tersenyum samar. "Apakah ada​ orang di dunia ini yang tidak memiliki nafsu semacam itu? Lagipula bukankah nantinya kekasih akan berubah menjadi yang kalian sering sebut sebagai alat penghasil keturunan penerus perusahaan?"

Pria muda yang akhirnya Aldrich kenali sebagai salah satu pemilik apartemen di gedung apartemen yang Aldrich tempati tampak kehabisan kata-kata untuk membalas.

Aldrich juga ingat, pernah beberapa kali ia melihat pemuda itu mabuk bersama perempuan random di lantai satu.

Ternyata hanya seorang bajingan.

"Bisa kusimpulkan kalau memang ada." Pemuda itu duduk kembali.

"Mendengar dia menjawab pertanyaan anakku, semakin meyakinkanku bahwa dia sangat mirip denganmu Jonathan," tukas pria berumur dengan wajah kecoklatan.

"Baiklah. Aldrich, kau bisa kembali ke rumah dan melanjutkan studimu." Aldrich menoleh dan sedikit heran melihat tatapan penuh terima kasih dan penuh kebanggaan itu.

Aldrich menundukkan kepalanya sebentar lalu pergi dengan langkah berat ke luar ruangan.

Jadi bisa dibilang sekarang ia adalah penerus tahta?

***

"Kudengar kau diperkenalkan oleh ayah kepada seluruh orang penting pada satu ruangan, apakah itu benar?" Aldrich mendesah ketika baru saja dua langkah masuk rumah dan suara Dave yang nyaring menyerang telinganya.

"Tidak usah bertanya jika sudah tahu."

Dave mengiris semangka dan beralih menyayat tipis jarinya, mengabaikan rasa sakit dan malah menikmatinya. Ia kemudian menyodorkan salah satu potongannya ke Aldrich. "Kau mau?"

Aldrich yang merasa tidak ada ruginya menerima semangka itu dan duduk, merasakan seluruh tenaganya seakan tertumpu pada kepalanya.

Kepalanya sakit, dan ia butuh Yura untuk meredakan rasa itu.

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang