ENAM : Yura ketakutan

336K 24.6K 1.6K
                                    

Aldrich menatap keluar jendela mobilnya yang berembun, mencoba melihat apakah ada orang yang dapat membuatnya tertarik sehingga hasrat membunuhnya keluar.

Aldrich menatap keluar jendela mobilnya yang berembun, mencoba melihat apakah ada orang yang dapat membuatnya tertarik sehingga hasrat membunuhnya keluar

Йой! Нажаль, це зображення не відповідає нашим правилам. Щоб продовжити публікацію, будь ласка, видаліть його або завантажте інше.

Dengan senang dilihatnya seorang perempuan dengan pakaian yang sangat tidak cocok dipakai saat hujan. Roknya diatas lutut, sepatunya juga berwarna putih yang sudah kelihatan kotor akibat cipratan air.

Aldrich mengambil payung hitamnya lalu keluar dari mobil, menghampiri perempuan itu dengan senyuman di wajahnya.

"Perlu tempat berteduh nona?" Perempuan itu menoleh dan membulatkan matanya. Kaget ketika seorang laki-laki tampan dengan payung hitam datang dan mengatakan sesuatu padanya. Dengan takjub perempuan itu tersenyum malu-malu.

"Tentu saja."

"Kemana anda akan pergi?"

"Ke Grand Hotel," jawab perempuan itu sambil mengedipkan sebelah matanya. Dalam hati Aldrich merasa jijik, tatapan benci yang dulu diberikan Yura bahkan jauh lebih baik.

"Kalau begitu ayo kuantar naik mobil." Aldrich memasang senyum palsunya. Dan dengan senang hati perempuan itu mengangguk antusias, tanpa curiga sama sekali ia mengekor masuk ke mobil.

"Siapa namamu?" tanya Aldrich ketika mobil sudah berjalan beberapa saat.

"Amanda."

"Nama yang cantik." Amanda tersenyum malu.

"Anda sendiri?"

"Aldrich." Amanda mengangguk paham.

"Untuk apa anda pergi ke hotel?" lanjut Aldrich sambil tersenyum tipis.

"Mmm... ingin bertemu dengan teman lama yang baru datang dari luar kota."

"Mengapa anda belok kiri? Bukankah harusnya kita lurus saja?" aambung Amanda bingung ketika Aldrich mengambil jalan yang berbeda.

"Apa anda tidak tahu kalau disana ada jalan pintas?" bohong Aldrich dengan tenang.

"Begitu ya?" Kelihatan jelas bahwa Amanda ragu dan mulai curiga kepada Aldrich.

Mobil melambat ketika mereka mendekati jembatan. Suasana disana sangat sepi dan tidak terlihat ada orang yang berjalan disana. Kemudian Aldrich menghentikan mobilnya.

"Ada apa?" tanya Amanda heran melihat Aldrich yang mematikan mobilnya dan hendak keluar.

"Kemarin ponselku terjatuh di sekitar sini, bolehkah aku mencarinya sebentar?" ucap Aldrich dengan wajah kebingungan, harus diakui bahwa ia sangat pandai berakting. Amanda hanya mengangguk mengiyakan.

Aldrich turun dari mobil dan berlagak kebingungan mencari ponselnya di pinggir jembatan, sesekali ia membungkuk dan kembali berdiri. Ia menggaruk kepalanya yang tidak gatal beberapa kali.

Amanda yang bosan menunggu turun dan menghampiri Aldrich.

"Sudah ketemu?" Aldrich menggelengkan kepalnya.

My Psychopath Boyfriend (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now