Scheming (Part 2)

675 36 9
                                    

by Maychotic

wattpad:http://www.wattpad.com/Maychotic

     Ada sihir dimana seorang wanita dapat menjadi pusat perhatian para laki-laki di satu tempat. Sebuah keajaiban yang hanya dirasakan para laki-laki. Jika kau tanya apa sihirnya. Jadilah cantik. Itulah sihirnya. Kenapa? Karena ada kalanya seseorang yang mempunyai kebusukan tetap terlihat indah karena dirinya cantik. Ajaib kan.

     Ya, Emi si gadis cantik yang telah membuat leher seseorang menganga dan mati hanya untuk mendapat undangan pesta. Si gadis yang memakai aksesoris bebatuan ungu dan memakai gaun hitam. Si gadis menawan yang saat ini telah berada disini. Di pesta ini, sedang menjadi pusat perhatian kaum adam. Mereka hanya berani melirik Emi sesekali. Emi punya tatapan mata yang menandakan ia memiliki banyak pengetahuan, banyak tahu, tidak mudah dirayu.

     Tapi ada satu pemuda. Satu yang berani mendekati Emi. Dia adalah seorang anggota kerajaan, adik dari Putra Mahkota. Prince Liam. Seseorang yang berdarah bangsa Arya murni, dengan ciri khas bangsa Arya, rambut pirang, kulit putih, dan bermata biru. Ya, hanya yang seperti itu yang cocok mendekati Emi.

     Pandangan Liam tertuju pada Emi. Mungkin Liam tak tahu perbuatan apa saja yang sudah dilakukan Emi selama hidupnya, tapi Liam sedang terpesona. Emi melihat Liam dan tersenyum tipis. “Ya, ini dia, dialah orang yang tepat! Sudah kutemukan!”, itulah yang ada dipikiran Emi.

     “Mau dansa denganku?”

     “Menurutmu?”

     “Please?”

     “Tentu saja”

     Sikap jual mahal yang menggoda, pemuda bangsawan suka itu dan Emi mengetahuinya. Liam menarik tangan Emi ke lantai dansa dengan semangat, meski tak terlihat jantung Liam pasti sedang berdetak lebih cepat dari sebelumnya. Mereka berdua berdansa dengan serasi. Emi bukanlah orang yang berasal dari keluarga bangsawan, tapi ia bisa menyesuaikan Liam dengan sempurna.

     “Mungkin kau sudah tau, tapi aku Liam”

     “Lalu?”

     “Siapa namamu”

     “Aku Emi”

     Liam tersenyum mendengar itu. Emi pun tersenyum, Emi tak yakin jika ia adalah perempuan pertama yang diajak Liam berdansa. Tapi senyuman Liam seakan menunjukkan itulah kebenarannya. Tapi tidak, Emi tak percaya hal itu dan akan tetap mempertahankan pesonanya. Emi mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan Liam, seiring dengan pergantian lagu yang tak lagi sesuai, Emi mendekatkan bibirnya ke telinga Liam.

     Seakan ingin membisikkan sesuatu....

The AntagonistWhere stories live. Discover now