BAB 11

6.8K 655 52
                                        

Yang diperlukan oleh shinobi bukan jumlah justu yang dapat dikuasinya, tetapi yang diperlukan shinobi adalah tekad pantang menyerah.

-Jiraya-

***

Berdasarkan informasi dari Hokage Kakashi, tim Shikamaru bergerak menuju Gunung Tensei ---terletak jauh dari Konoha. Dan butuh waktu sekitar 4 jam dari Konoha untuk mencapai tempat itu. Shikamaru, Sai, dan Sasuke sendiri sudah perlu mengunjungi Gunung itu untuk melakukan penyelidikan, karena berdasarkan informasi yang mereka dapat di tempat itulah para pendahulu Sage of Six Paths menyimpan sisa teknologi ruang-waktu peninggalan klan Ōtsutsuki.

Gunung Tensei sendiri bukanlah tempat yang bisa dikunjungi kapan pun karena letaknya begitu tersembunyi di tengah rimba tak terjamah, terlarang sejak era kuno. Team Shikamaru harus melewati hutan lebat, tebing tajam. Bahkan medan chakra aneh juga mempengaruhi Indra ninja mereka.

Angin berhembus cukup kencang diikuti salju yang turun begitu dingin. Jika saja cuaca sedang tidak hujan salju, mereka bisa menggunakan Burung buatan Sai agar tak perlu cape-cape berjalan. Akan tetapi, berhubung hujan salju burung dari jutsu buatan Sai tidak bisa terbang. Alhasil, mereka mau tidak mau haruslah berjalan.

"Kita harus menemukan tempat berlindung sebelum sore." Shikamaru mengamati keadaan sekelilingnya yang semakin gelap.

Anggota tim yang lain pun mengangguk.

Tuk, Hinata yang tak fokus menabrak punggung Sasuke. Membuat si Uchiha itu mendengus dan berbalik arah untuk menatap Hinata.

"Perhatikan langkahmu Hinata." katanya Sasuke dingin.

Tapi mendengarnya bibir Hinata malah mencebik. "Maaf." balas Hinata tak kalah cuek.

"Hm."

Hinata kesal karena Sasuke malah bersikap seolah-olah mereka tidak saling kenal sebelumnya. Sebenarnya ia juga tak terlalu berharap jika seorang Uchiha akan memperlakukannya seperti yang lain... Hanya saja, Hinata rindu akan senyuman hangat Sasuke untuknya.

Hinata mendengus, ia menatap punggung Sasuke yang perlahan menjauh darinya. Entah kenapa sebagian otak Hinata menyuruhnya untuk berlari dan memeluk punggung itu. Hanya saja di depan Tenten, Shikamaru, dan Sai, Hinata tidak mungkin melakukan hal gila seperti itu.

Buk.

Lagi. Tanpa sadar dirinya kembali menubruk punggung Sasuke. Dan kali ini Sasuke menahan tubuhnya agar tidak jatuh dari dahan pohon yang mereka pijak. Hinata merasakan tangan kiri Sasuke yang berbalut perban melingkar di pinggangnya dan Hinata merasa de javu, pipinya memerah.

"M-maaf." gumannya lirih.

Sasuke balas menatap Hinata ---dengan pandangan sulit diartikan. "Ku rasa kita butuh istirahat." katanya. Tangannya melepaskan pinggang Hinata. Dan beralih menatap Shikamaru dan yang lain yang berjalan di belakang mereka.

Sasuke sengaja berjalan di depan Hinata untuk melindungi gadis itu, ya melindunginya. Dan Hinata berjalan di depan Shikamaru dan yang lain untuk sebagai ninja pelacak dengan sensor byakuugan miliknya.

"Ada apa?" tanya Shikamaru.

"A-ano."

"Hinata lelah." kata Sasuke singkat.

Shikamaru mengangguk mengerti, "Aaa... Baiklah, aku rasa kita butuh istirahat." katanya pada yang lain. Tenten dan Sai pun mengangguk mengerti.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Tenten khawatir.

STORY 2 : The Last •Sasuhina• [✔]Where stories live. Discover now