Sasuke terdiam setelah mendengar ucapan Hiashi. Hatinya yang biasanya tertutup rapat seakan mendapat hantaman lembut. Tidak pernah terbayangkan olehnya bahwa seorang kepala klan seagung Hiashi, yang begitu keras menjaga martabat keluarga, akan mengucapkan kalimat yang begitu tulus kepadanya ---seorang mantan pengkhianat desa.
Onyx-nya sedikit bergetar, bukan karena takut, melainkan karena terharu. Ingatan-ingatan kelam tentang masa lalunya berkelebat: saat semua orang menatapnya dengan benci, saat ia sendirian tanpa ada yang percaya. Tapi kini, di hadapan Hiashi, ia merasakan sesuatu yang berbeda ---pengakuan, kepercayaan, dan bahkan... restu yang tak pernah ia harapkan.
Sasuke menundukkan kepalanya dalam-dalam. Suaranya rendah, tapi sarat emosi.
"Hiashi-sama... aku berterima kasih. Kata-kata itu... lebih berat dari apa pun yang pernah aku dengar."
Hinata menoleh, matanya membesar saat melihat sisi Sasuke yang begitu tulus dan rapuh.
Sasuke kemudian menghela napas, lalu menatap Hiashi lurus-lurus, penuh kesungguhan.
"Aku akan berpamitan sekarang... Tapi suatu hari, aku pasti akan datang lagi. Bukan sebagai seorang shinobi yang sekadar melindungi Hinata... melainkan sebagai pria yang akan memintanya darimu, untuk menjadi pendamping hidupku."
Hiashi menatap dalam-dalam mata Sasuke. Ia bisa merasakan ketulusan dari suara pemuda itu. Senyumnya samar, tapi jelas.
"Kalau begitu, aku akan menunggumu, Sasuke Uchiha. Jangan pernah membuat putriku meneteskan air mata penyesalan."
Hinata terkejut, wajahnya merona hebat mendengar janji Sasuke yang begitu terang-terangan di depan ayahnya. Hanabi di sampingnya menahan tawa, sementara Shikamaru, Sai, dan Tenten yang ikut mendengar hanya bisa terdiam, kagum sekaligus tak percaya pada kata-kata pemuda Uchiha itu.
Sasuke menoleh sebentar ke arah Hinata, menggenggam tangannya lebih erat, lalu kembali menunduk hormat pada Hiashi.
"Aku berjanji."
Dan untuk pertama kalinya, mata Sasuke yang dingin itu terlihat berkaca-kaca ---bukan karena luka, bukan karena dendam, tapi karena akhirnya ia merasa pantas... untuk mencintai dan dicintai.
*****
"Aku minta maaf, Hinata. Aku tak bisa berlama-lama di Konoha. Aku masih harus terus melakukan misi perjalanan penebusan dosaku." jelas Sasuke memecah keheningan di antara dirinya dan Hinata. Suaranya tenang, namun terasa berat seakan ada beban besar yang menekan hatinya.
"Anoo, Sasuke-kun... kemana kau akan pergi?" tanya gadis itu lirih ---amesthyst miliknya meredup, seolah cahayanya ikut merasakan kesedihan.
"Entahlah. Mungkin mengelilingi dunia yang belum pernah aku kunjungi. Lagi pula, masih ada misi yang harus ku selesaikan, Hinata. Ini tentang menemukan sisa-sisa keturunan Otsutsuki dan menghabisinya." jelas Sasuke.
Tangannya terulur membelai rambut indigo Hinata pelan, dengan sentuhan penuh sayang, tapi justru hal itu membuat gadis Hyuuga itu menunduk, mempererat genggaman tangannya di tangan kanan Sasuke, takut kehilangan lagi.
"Sasuke-kun... bagaimana kalau aku pergi denganmu?" bisik Hinata, suaranya bergetar, namun tekadnya nyata.
Sasuke tersenyum tulus, jarang sekali ekspresi itu muncul. Tangan kirinya terulur, mengangkat wajah cantik Hinata agar menatapnya, seakan memaksa gadis itu melihat matanya yang kini lembut, bukan dingin seperti dulu.
"Kau tak perlu ikut campur, Hinata. Karena ini adalah perjalanan dosaku. Dosaku tidak ada hubungannya denganmu. Ditambah lagi, aku tidak ingin melibatkanmu dalam misi berbahaya." jelas Sasuke, mencoba meyakinkan gadisnya dengan nada penuh kelembutan, meski hatinya pun sebenarnya berteriak ingin Hinata selalu ada di sisinya.
YOU ARE READING
STORY 2 : The Last •Sasuhina• [✔]
Fanfiction[SASUHINA CANON] Sequel : Sasuhina Shinden! Berlatar belakang dunia Shinobi setelah perang shinobi ke empat. Dan terinspirasi dari cerita movie The Last, yang mengisahkan tentang Uchiha Sasuke yang menjalankan misi bersama Hyuuga Hinata dalam menyel...
![STORY 2 : The Last •Sasuhina• [✔]](https://img.wattpad.com/cover/93714181-64-k173955.jpg)